STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI WISATA BUDAYA DI DALAM KOTA: STUDI KASUS PASAR SEKANAK PALEMBANG

  • S L Komariah Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
  • A Arief Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
  • H M Hapsari Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
Keywords: Pasar Tradisional, Sekanak, Revitalisasi, Wisata

Abstract

ABSTRAK: Pelestarian pasar tradisional di dalam kota – kota besar merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mempertahankan kearifan lokal sebuah kota. Selain itu, umumnya bangunan pasar tradisional merupakan benda cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah setempat sehingga menghadirkan pengalaman ruang yang tidak biasa bagi pengunjungnya. Melihat potensi ini, tidak heran jika pasar tradisional memiliki peran yang cukup penting dalam menunjang wisata budaya dalam sebuat kota. Namun, semakin berkembangnya teknologi semakin banyak inovasi yang dilakukan oleh pelaku bisnis salah satunya ialah mengemas pasar modern dengan produk dan harga yang hampir sama dengan pasar tradisional. Oleh karena itu untuk mampu bersaing dengan pasar modern, salah satu caranya ialah merevitalisasi pasar tradisional dan menjadikan pasar tersebut sebagai salah satu destinasi wisata. Kawasan Pasar tradisional Sekanak di Kota Palembang memiliki bangunan yang merupakan peninggalan jaman kolonial Belanda. Meskipun kawasan Sekanak merupakan salah satu kawasan bersejarah yang memiliki daya tarik wisata, namun tidak cukup menarik minat banyak wisatawan apalagi sampai menjadi salah satu ikon Kota Palembang. Pada penelitian ini, penulis menganalisa faktor – faktor yang dapat mempengaruhi proses pengembangan ataupun revitalisasi pada pasar tradisional Sekanak melalui metode analisa SWOT dimana kemudian dihasilkan beberapa langkah strategis berdasarkan kombinasi S-O(strengths-opportunities), S-T(strengths-threats), W-O(weaknesses-opportunites) dan W-T(weaknesses- threats) yang kemudian dapat dirumuskan menjadi dua konsep strategi yaitu kosep daya tarik dan konsep revitalisasi. Kedua konsep ini merupakan satu kesatuan yang dapat menjadi pedoman untuk mengembangkan Pasar Tradisional Sekanak sebagai salah satu destinasi wisata budaya di Kota Palembang.

Kata Kunci: Pasar Tradisional, Sekanak, Revitalisasi, Wisata

ABSTRACT : Preservation of traditional markets is one of the ef orts choice to maintain the local wisdom of a city. In addition, generally traditional market buildings are cultural heritage objects protected by the local government, thus presenting an unusual spatial experience for visitors. Seeing this potential, it is not surprising that traditional markets have an important role in supporting cultural tourism. However, as technology develops, there are more innovations made by business people, one of which is packaging modern markets with products and prices that are almost the same as traditional markets. Therefore, to be able to compete with modern markets, one way to be done is to revitalize traditional markets and make them as a tourist destination. Pasar Tradisional Sekanak Palembang has buildings that are relics of the Dutch colonial era. Even though the Sekanak’s area is one of the historical areas that has a tourist attraction, it is not enough to attract many tourists to come to the traditional market, let alone become one of the icons of Palembang City. In this study, the authors analyzed the factors that could influence the development or revitalization process of the Pasar Tradisional Sekanak through the SWOT analysis method, which then produced several strategic steps based on a combination of S-O (strengths-opportunities), S-T (strengths-threats), W-O (weaknesses- opportunites) and W-T (weaknesses-threats) which can then be formulated into two strategic concepts, namely the Concept of Attraction and the Concept of Revitalization. These two concepts are one unit that can serve as a guideline for developing pasar tradisional Sekanak as one of cultural tourism destinations in Palembang.

Keyword : Traditional market, Sekanak, Revitalization, Tourism

 

Published
2021-07-07