ANALISIS PENGARUH KOMPOSISI DALAM PEMBUATAN BRIKET BIOBATUBARA CAMPURAN BATUBARA DAN BIOMASSA PURUN TIKUS (ELEOCHARIS DULCIS) TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET

  • HE. Handayani Teknik Pertambangan, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • YB. Ningsih Teknik Pertambangan, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • BT. Permana Teknik Pertambangan, Universitas Sriwijaya, Palembang
Keywords: Batubara Kualitas Rendah, Purun Tikus (Eleocharis Dulcis), Briket Biobatubara

Abstract

ABSTRAK: Berdasarkan data dari Badan Geologi, Kementerian ESDM pada tahun 2019, Indonesia memiliki 85% cadangan batubara muda dengan kualitas rendah. Batubara kualitas rendah umumnya memiliki nilai kalori rendah serta kandungan emisi yang cukup tinggi sehingga sulit dimanfaatkan dan tidak ramah lingkungan. Biobriket adalah salah satu teknologi alternatif yang dapat meningkatkan nilai kalori serta mengurangi emisi pada batubara. Selain memanfaatkan batubara dengan kualitas rendah, biobriket juga dapat memanfaatkan limbah pertanian sebagai biomassa. Dalam penelitian pembuatan biobriket ini biomassa yang digunakan adalah purun tikus. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan biomassa purun tikus terhadap karakteristik biobriket. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah variasi komposisi dengan persentase perbandingan (100:0, 75:25, 50:50, 25:75, 0:100). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada biobriket komposisi 50:50 menghasilkan kualitas batubara yang paling baik. Adapun hasil penelitian pada komposisi 50:50 menghasilkan kandungan air bawaan 11,9%, kadar abu 19,46%, kadar zat terbang 35,14%, kadar karbon tetap 33,50% dan nilai kalori 4470 kal/gr. Serta penyalaan awal 13,24 menit, lama pembakaran 14,11 menit, kemampuan penyerapan air 2,59%, kandungan emisi gas CO 601 mg/Nm3 dan NO 4,1 mg/Nm3. Hasil pengujian emisi gas CO dan NO menunjukan briket dengan campuran purun tikus memiliki kandungan emisi yang lebih rendah serta lebih ramah lingkungan.

Kata Kunci: Batubara Kualitas Rendah, Purun Tikus (Eleocharis Dulcis), Briket Biobatubara

ABSTRACT: Based on data from the Geological Agency, the Ministry of Energy and Mineral Resources in 2019, Indonesia has 85% of low-quality coal reserves. Low quality coal generally has a low calorific value and emissions high enough to be difficult to use and not eco friendly. Biobriquette is an alternative technology that can increase the value of calories and reduce emissions in coal. In addition to utilizing low quality coal, biobriquette can also utilize agricultural waste as biomass. In the research of making biobriquette, the biomass used was purun tikus. The purpose of this study was to determine the effect of the addition of purun tikus as biomass to the characteristics of biobriquette. The variables used in this study are variations in composition with a percentage ratio (100: 0, 75:25, 50:50, 25:75, 0: 100). The results showed that the 50:50 composition of biobriquette produced the best quality coal. The results of the research on the composition of 50:50 produce 11.9% inheretnt moisture, 19.46% ash content, 35.14% volatile matter, 33.50% fix carbon and 4470 cal / gr calorific value. As well as the initial ignition is 13.24 minutes, burning time is 11.11 minutes, the ability of water absorption is 2.59%, the content emissions of CO 601 mg / Nm3 and NO 4.1 mg / Nm3. The results of CO and NO tests show that briquettes with purun rat mixture have lower emission content and are more eco friendly.

Keywords: Low Rank Coal, Purun Tikus (Eleocharis Dulcis), Biocoal Briquette

Published
2021-07-28