PEMETAAN KAWASAN POTENSI BANJIR UNTUK PENGEMBANGAN TOD (TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT) PADA AREA TRANSIT LRT (LIGHT RAIL TRANSIT) PALEMBANG

  • Harrini Mutiara Hapsari Wahyu Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Sriwijaya
  • Dessa Andriyali Armarieno Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Sriwijaya
  • Nurhabibah Paramitha Eka Utami Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Sriwijaya
Keywords: Resilient City, Sustainable Development, Transit Oriented Development,, Urban Flooding, Urban Transportation

Abstract

ABSTRAK: Palembang telah memiliki sarana transportasi massal yang memiliki tujuan utama sebagai pengurai kemacetan, yaitu LRT (Light Rail Transit) yang dengan rute Sultan Mahmud Baddarudin Airport menuju Jakabaring Sport City. Di tahun 2019 telah terdapat 13 stasiun pada rute LRT dan kedepannya penambahan rute dan stasiun akan dilakukan. Dengan adanya pengembangan moda transportasi LRT, maka penerapan konsep TOD (Transit Oriented Development) pun memiliki potensi besar untuk diterapkan. Palembang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Selatan dengan area 358,6 km2 dan jumlah penduduk sekitar 1,5 juta jiwa di tahun 2018. Perkembangan pesat Kota Palembang sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia memiliki beberapa sisi negatif dan positifnya ditinjau dari berbagai aspek. Penelitian ini berfokus kepada perkembangan positif dan negatif di dalam aspek transportasi perkotaan (urban transportation). Palembang merupakan area dataran rendah dan sebagian besar berada di wilayah rawa, bantaran sungai dan area rendah lainnya yang rawan banjir. Sungai Musi merupakan sungai terbesar di Palembang yang membagi kota menjadi dua bagian; Ulu dan Ilir. Terdapat 22 daerah aliran sungai (DAS) untuk seluruh wilayah kota Palembang ini. Tiap – tiap DAS ini memiliki area rawan banjir dengan luasan tertentu. Banjir umumnya terjadi pada saat musim penghujan dan adanya aktivitas pasang surut dari Sungai Musi. Eksternal faktor yang mempengaruhi banjir Kota Palembang adalah tidak memadainya sistem drainase perkotaan. Jalur LRT yang telah ada membentang dari bagian ilir menuju bagian ulu kota Palembang sepanjang 23,4 km dan melewati beberapa daerah aliran sungai. Oleh sebab itu akan dilakukan pemetaan kawasan banjir di kota Palembang yang akan membantu dalam pertimbangan penempatan kawasan pengembangan TOD pada stasiun transit. Penelitian ini diharapkan menghasilkan sumbangsih bagi perencanaan kota khususnya pada transportasi perkotaan yang tahan (resilient) terhadap banjir dengan menerapkan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable).

Kata Kunci: Resilient City, Sustainable Development, Transit Oriented Development, Urban Flooding, Urban Transportation

ABSTRACT: Palembang already has a mass transportation facility that has the main purpose as a traffic jam breaker, namely LRT (Light Rail Transit) which routes Sultan Mahmud Baddarudin Airport to Jakabaring Sport City. In 2019 there are 13 stations on the LRT route and in the future additional routes and stations will be increased. With the development of LRT transportation modes, the application of the Transit Oriented Development (TOD) concept also has great potential to be applied. Palembang is the capital of South Sumatra Province with an area of 358.6 km2 and a population of around 1.5 million people in 2018. The rapid development of Palembang City as one of the metropolitan cities in Indonesia has several negative and positive sides in terms of various aspects. This research focuses on positive and negative developments in the aspect of urban transportation. Palembang is a low-lying area and is mostly located in swampy areas, riverbanks and other low-flood prone areas. Musi River is the largest river in Palembang which divides the city into two parts; Ulu and Ilir. There are 22 watersheds for the entire city of Palembang. Each watershed has a flood- prone area with a certain area. Floods generally occur during the rainy season and there is tidal activity from the Musi River. External factors that affect the flooding in Palembang City are inadequate urban drainage system. The existing LRT line stretches from the ilir section to the ulu section of Palembang city along 23.4 km and passes through several river basins. Therefore, a flood area mapping will be conducted in the city of Palembang which will assist in theconsideration of the placement of the TOD development area at the transit station. This research is expected to contribute to urban planning, especially in urban transportation that is resilient to flooding by implementing sustainable development.

Keywords: Resilient City, Sustainable Development, Transit Oriented Development, Urban Flooding, Urban Transportation

Published
2021-08-07