Zonasi Area Potensi Banjir Berdasarkan Analisa Topographic Wetness Index
Topographic Wetness Index, Banjir
Abstract
Banjir merupakan bencana alam yang terjadi akibat aliran air yang terakumulasi pada suatu daerah atau cekungan, daerah aliran sungai umumnya memiliki banyak terdapat daerah yang berpotensi banjir, hal ini didasari oleh bentuk sungai, kerapatan sungai aspek hidrolika dan morfologi pada daerah tersebut. Di Indonesia provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah menduduki peringkat pertama dan kedua daerah dengan kejadian banjir tersbesar. Metode yang digunakan untuk mendeteksi daerah rawan banjir yang dapat dilakukan adala Topographic Wetness Index (TWI). Metode ini dapat menentukan nilai index kebasahan pada suatu daerah dan berfokus pada nilai kuantitatif terhadap topografi terhadap limpasan air hujan serta kondisi elevasi dan morfologi pada daerah tersebut, TWI melihat akumulasi air yang dapat terbentuk akibat kondisi topografi dan kemiringan lereng ataupun cekungan pada suatu daerah. Data yang digunakan pada analisa TWI adalah Digital Elevation Model (DEM), dari analisa tersbut akan didapatkan Indeks nilai TWI dan nilai Kerapatan sungai . Nilai TWI akan berasosiasi dengan tingkat kerapatan sungai dan dengan tingginya nilai kerawanan banjir. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa yang dilakukan nilai index TWI adalah -9.747 adalah yang terendah dan 12.5633 dengan nilai TWI tertinggi sedangkan pada nilai kerapatan sungai pada daerah penelitian masuk kedalam kelas sedang dan daerah yang terdampak banjir adalah kecamatan Karangnunggal, Bojongasih dan Bantarkalong.