Journal of Geology Sriwijaya http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS <p>JGS is a peer-reviewed, open access journal&nbsp;that provides a venue for earth sciences scholarship with an Asian focus and perspectives from the region. JGS welcomes submissions of original research articles, review articles, theory &amp; concept development, perspectives, letter to editors, methodology papers, study protocols, and case studies on various basic science and professional earth science topics.</p> en-US <p><img src="/public/site/images/manajerjee/OA1.jpg" width="105" height="42"><a href="https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/"><img src="/public/site/images/manajerjee/CC_BY-NC-SA_4.0_5.png"></a></p> <p>&nbsp;</p> jgs_teknikgeologi@unsri.ac.id (Harnani, S.T., M.T.) ugikurnia@unsri.ac.id (Support) Sat, 23 Nov 2024 00:00:00 +0000 OJS 3.1.0.1 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Exploring and Interpretating Alteration Area using Landsat 8 OLI/TIRS Imagery Around Seminung Mountain, Lampung Barat - Pesisir Barat Regencies, Lampung Province http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS/article/view/2403 <p><strong>SARI </strong></p> <p>Kabupaten Lampung Barat dan Pesisir Barat dikontrol oleh tektonik dan struktur geologi yang kompleks akibat penunjaman Eurasia dan Indo-Australia. Adanya kompleksitas tektonik di daerah ini memungkinkan terjadinya intrusi magma aktif, aktivitas fluida hidrotermal dan sistem panas bumi yang diindikasikan dengan adanya alterasi batuan. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan potensi alterasi yang terdapat di daerah penelitian melalui penginderaan jauh dan analisis laboratorium. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penginderaan jauh melalui pengolahan data Landsat 8 OLI/TIRS, analisis lineament, dan analisis petrografi terhadap sampel batuan yang terdapat di daerah penelitian. Citra satelit Landsat 8 OLI/TIRS terdiri dari beberapa panjang gelombang tertentu yang diolah dalam perangkat lunak SIG untuk menghasilkan peta daerah alterasi.&nbsp; Komposit band yang dilakukan adalah komposit band 432, komposit band 567, dan komposit band 4/2, 6/7, dan 5. Analisis lineament dilakukan melalui perangkat lunak PCI Geomatica yang kemudian diekstraksi untuk menghasilkan peta lineament dan peta densitas lineament. Sedangkan analisis petrografi dilakukan pada empat sampel batuan yang tersebar di lokasi penelitian, yaitu batuan andesit dan basal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan penginderaan jauh dengan menggunakan komposit band 4/2, 6/7, dan 5, daerah penelitian memiliki daerah alterasi di sekitar busur magmatik. Analisis <em>lineament</em> dilakukan melalui perangkat lunak PCI Geomatica yang kemudian diekstraksi untuk menghasilkan peta <em>lineament</em> dan peta densitas <em>lineament</em>. Sedangkan analisis petrografi dilakukan terhadap empat sampel batuan yang tersebar di lokasi penelitian, yaitu batuan andesit dan basal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan penginderaan jauh dengan menggunakan komposit band 4/2, 6/7, dan 5, daerah penelitian memiliki daerah alterasi di sekitar busur magmatik. Analisis jurus menunjukkan bahwa arah jurus yang dominan adalah Tenggara-Barat Laut dengan arah orientasi gaya utama adalah Timur Laut-Barat Daya. Analisis petrografi menunjukkan bahwa mineral alterasi yang muncul di daerah penelitian adalah mineral logam, smektit, serisit, dan klorit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa daerah alterasi berada dekat dengan jalur busur magmatik bukit barisan pada daerah dengan kerapatan lineament tinggi hingga sedang pada litologi batuan teralterasi andesit-basal.</p> <p><strong>Kata kunci</strong><em>:</em> alterasi, band, lineament, landsat 8, hydrothermal.</p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>ABSTRACT&nbsp; </em></strong></p> <p>The districts of West Lampung and Pesisir Barat are controlled by tectonic influences and complex geological structures due to Eurasian and Indo-Australian subduction. The existence of tectonic complexity in this area allows active magma intrusion, hydrothermal fluid activity and geothermal systems indicated by the presence of rock alteration. This research aims to map the alteration potential found in the study area by remote sensing and laboratory analysis. The methods used in this research are remote sensing methods through Landsat 8 OLI/TIRS data processing, lineament analysis, and petrographic analysis of rock samples found in the research area. Landsat 8 OLI/TIRS satellite images consist of several specific wavelengths that are processed in GIS software to produce a map of the alteration area.&nbsp; The band composites carried out are band 432 composite, band 567 composite, and band 4/2, 6/7, and 5 composite. Lineament analysis was carried out through PCI Geomatica software which was then extracted to produce lineament and lineament density maps. While petrographic analysis was carried out on four rock samples scattered in the research location, namely andesite and basalt rocks. The results show that based on remote sensing using composite bands 4/2, 6/7, and 5, the research area has an alteration area around the magmatic arc. Lineament analysis shows that the dominant direction of lineament is Southeast-Northwest with the main force orientation direction being Northeast-Southwest. Petrographic analysis shows that the alteration minerals that appear in the study area are metal minerals, smectite, sericite, and chlorite. So it can be concluded that the alteration area is close to the bukit barisan magmatic arc pathway in an area with high to moderately high lineament density in the lithology of andesite-basalt teralterated rocks.</p> <p><strong>Keywords</strong>: alteration, band, lineament, landsat 8, hydrothermal.</p> Tasya Miftahul Jannah, Firdaus Saputra, Karmila Putri Landia ##submission.copyrightStatement## http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS/article/view/2403 Sat, 23 Nov 2024 05:57:54 +0000 Analisis Kerapatan Kelurusan dan Pengaruh Aspek Geologi Terhadap Kerawanan Tanah Longsor Daerah Kecamatan Ulu Manna dan Sekitarnya, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS/article/view/2461 <p>Secara administratif daerah telitian termasuk ke dalam dua kecamatan yaitu Ulu Manna dan Pino Raya. Daerah penelitian berdasarkan geologi regional termasuk ke dalam zona Cekungan Bengkulu yang terdiri dari 2 formasi batuan yaitu Formasi Seblat (Toms) dan Formasi Lemau (Tml). Berdasarkan data IRBI tahun 2018 (Indeks Risiko Bencana Indonesia) daerah telitian memiliki kelas risiko yang relatif tinggi dan ditinjau dari peta multibahaya daerah telitian memiliki kapasitas yang relatif rendah. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi potensi kerawanan tanah longsor pada daerah telitian. Proses penelitian menggunakan metode pengindraan jarak jauh dengan menggunakan data citra satelit berupa data <em>digital elevation model</em> (DEM) dan dilakukan pemodelan serta analisis dengan bantuan <em>software</em> SIG. Data kerapatan kelurusan dan berbagai aspek geologi (litologi, struktur geologi dan geomorfologi) dilakukan <em>overlay data set </em>menggunakan metode <em>Weighted Overlay Model </em>dengan batuan <em>tools weighted sum </em>di ArcGIS dan parameter yang digunakan serta pembobotannya secara berurut berupa aspek litologi (20%), geomorfologi (20%), kepadatan lineament (30%), dan kemiringan lereng (30%). Hasil analisis pada daerah telitian menunjukkan bahwa daerah ini memiliki tingkat kerapatan kelurusan yang relatif tinggi. Hal ini menunjukkan perkembangan topografi relief yang intens sehingga mempengaruhi kestabilan lereng pada daerah telitian. Hasil akhir pada penelitian ini berupa peta potensi kerawanan longsor. Terlihat dari peta tersebut persebaran titik potensi rawan longsor dari sangat rendah – sangat tinggi, dengan Desa Keban Jati, Kayu Ajaran, Air Tenam Dalam, Lubuk Tapi dan Desa Sukamaju termasuk kawasan yang memiliki nilai yang cukup tinggi. Selanjutnya Desa Pino Baru, Talang Tinggi, Simpang Pino, Merambung, dan Bandar Agung memiliki tingkat yang tergolong rendah – sedang. Dan Desa Batu Panco, Palak Bengkerung, Tanjung Beringin dan Batu Kuning relatif memiliki potensi tingkat rawan bencana yang relatif tergolong sedang – tinggi.</p> Muhammad Deden Satriadi, Budhi Setiawan, Yogie Zulkurnia Rochmana ##submission.copyrightStatement## http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS/article/view/2461 Sat, 23 Nov 2024 06:06:14 +0000 Analisis Stabilitas Lereng Menggunakan Penginderaan Jauh Daerah Kubang Tengah dan Sekitarnya, Kecamatan Lembah Segar, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS/article/view/2514 <p>The analysis of slope stability using remote sensing is located in Kubang Tengah and surrounding areas, Kecamatan Lembah Segar, Kota Sawahlunto, West Sumatra Province. Based on geomorphological conditions, the research area is divided into three landforms, namely Denudational Hills (PD), Denudational High Hills (PTD), and Channel Irregular Meander (CIM). The stratigraphy consists of two rock formations from old to young, the Tuhur Formation (Trt) of the Triassic ag, and the Sawahtambang Formation (Tost) of the Tertiary age. This research aims to analyze the occurrence of landslides and factors that cause slope instability in an area so that it can be used as a parameter to create a landslide prone map. The research method used is field observation by measuring landslide slope, slope inclination, and morphological elevation. Followed by a studio analysis using secondary data. In the research area, locations with a high risk index for landslides are located in the north, west and south as evidenced by 11 landslide observation locations. The mitigation measures for landslides include the management of sloping slopes, such as making agricultural areas or terraces so that there is more vegetation and less steep slopes.</p> Widya Ariana, Budhi Setiawan ##submission.copyrightStatement## http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS/article/view/2514 Sat, 23 Nov 2024 05:59:40 +0000 Analisis Kestabilan Lereng Menggunakan Metode Bishop dan Fellenius di Desa Margopatut, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS/article/view/2524 <p>Kemantapan (stabilitas) lereng merupakan faktor penting dalam pekerjaan yang menyangkut persoalan keselamatan manusia (pekerja), keamanan peralatan, serta kelancaran produksi di sekitar lereng. Untuk mengetahui kemantapan suatu lereng diperlukan pengukuran nilai Faktor Keamanan (FK) pada area tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan studi literatur, sampel tanah dan batuan, data primer, dan data sekunder. Penyusun melakukan penelitian di Dusun Wates dan di Dusun Mojo, Kecamatan Sawahan karena terlihat banyak bidang rekah. Penelitian menggunakan perhitungan dan pemodelan dari <em>Software Slide </em>6.0. Pada hasil penelitian ini lereng (A) memiliki geometri lereng dengan sudut 78°, tinggi lereng 24,51m, berat jenis (γ) 2,76 kN/m<sup>3</sup>, kohesi (c) 26,48 kPa, dan sudut geser dalam (ϕ) 34,45°, lereng relatif stabil dengan nilai FK = 1.526 – 1.729, menjadi tidak stabil apabila ditambahkan beban yaitu FK =&nbsp; 1.443 – 1.610. Lereng (B) memiliki geometri lereng dengan sudut 85°, tinggi lereng 12 m, berat jenis (γ) 2,64 kN/m<sup>3</sup>, kohesi (c) 9,44 kPa, dan sudut geser dalam (ϕ) 3,5°, lereng tidak stabil dengan FK = 0.781 – 0.841, setelah diberikan beban tambahan yaitu FK = 0.638 – 0.685. Selanjutnya penyusun menggunakan sampel Lereng B untuk meningkatkan nilai FK agar lebih stabil. Dikarnakan Lereng B tidak terlalu tinggi yaitu sebesar 12m dengan slope yang cukup besar yaitu 85<sup>o</sup>, maka memungkinkan untuk mengurangi kemiringan dari lereng tersebut. Pengurangan kemiringan menggunakan sampel perhitungan dan pemodelan Lereng B Metode Bishop Tanpa Beban. Dari hasil perhitungan nilai FK menggunakan <em>Software Slide 6.0 </em>dapat disimpulkan bahwa pengurangan kemiringan pada Lereng B setidaknya dibawah 40<sup>o </sup>&nbsp;untuk mendapatkan nilai FK&gt;1.5.</p> Yudho Dwi Galih Cahyono, Sapto Heru Yuwanto, Radilillah Pudhekarsamarsu Aprilio M ##submission.copyrightStatement## http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS/article/view/2524 Sat, 23 Nov 2024 05:57:02 +0000 Evaluating The Stratigraphy and Sub-Surface Structure Of Quaternary Sediments in Eastern Dahomey Basin, Southwestern Nigeria Using Electrical Resistivity Tomography http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS/article/view/2482 <p>The stratigraphic and structural delineation of the quaternary coastal deposit was carried out around&nbsp; Ilaje community and its environs, eastern dahomey basin southwestern Nigeria with an intent <em>to generate&nbsp; subsurface lithologic map and depositional&nbsp; attitude of the siliciclastic sediments around&nbsp; the coastline. In order</em> to predict the paleo-environment nature of the &nbsp;quaternary deposit along the coastline understudy. 2-D resistivity data were acquired along two traverses in the study area. The dipole-dipole (Wenner) electrode array was engaged along the two traverses of length 300m each. The electrode separation ‘’a=10’’ and the number of layers ‘’N=5’’ were adopted. The center points of the four electrodes were plotted at each movement for N=5 and the pseudo-section for the acquired data along each traverse was carried out using resistivity inversion with the aid of DiproWin software. From the ERT pseudo-section, three (3) and four (4) geo-electric strata were inferred along the first and second profiles respectively. The resistivity range, from top to the base of the sequence, along the first profile is 932Ωm – 3343Ωm and 369Ωm – 470Ωm / 207Ωm - 354Ωm interpreted as quartz-rich sand and two-fold distinguishable silty sand strata (exhibiting a progressive increase in silt content with depth) respectively. The thickness range of quartz sand is 4m – 8m while that of the folded upper and lower silty sand extends to infinity. Along the second profile, the resulting 2-D resistivity structure also depicts a descending trend of resistivity variation which from top to base, delineated geo-electric strata with a resistivity range of 800Ωm – 4640Ωm interpreted as sand, 245Ωm – 350Ωm corresponding to silty sand, 119 Ωm - 204Ωm as sandy silt and between 48Ωm - 82Ωm for silt. In the aforementioned order, thickness ranges between 5m – 7m, 1m – 2m, 4m – infinity, and out rightly undeterminable for the last probed layer. The wavy undulations depicted on the 2-D resistivity structures are structurally interpreted as minor symmetrical folds. However, a recognizable lateral variation trend in lithological composition from the sandy northern to an interposed silty down south close to the regional river is indicative of a fluvial meandering depositional mechanism in the area. It can thus be qualitatively deduced from the above analysis; the probed section beneath the study is entirely composed of simple symmetrically folded siliciclastic deposits fining down the sequence deposited by a meander in a fluvial environment. High-grade silica sand can be readily exploited with very minimal processing to an average depth target of 6m. Further adoption of Vertical Electrical Sounding and seismic refraction surveys can improve the accuracy of estimation</p> <p>&nbsp;</p> Richard Omotoso Fakolade, Phillips Reuben Ikhane, Dr., Phillips Reuben Ikhane, Dr., Niyi Olaonipekun Adebisi, Stephen Oluwafemi Ariyo, Olateju Baiyewu, Reader, Ganiyu Mosuro, Olubukola Ogungbade ##submission.copyrightStatement## http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS/article/view/2482 Sat, 23 Nov 2024 05:59:06 +0000 Analisis Kerawanan Longsor Daerah Lubuk Lagan dan Sekitarnya Kabupaten Seluma, Bengkulu Dengan Metode Indeks Storie dan Bishop http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS/article/view/2906 <p>Lokasi penelitian berada pada Daerah Lubuk Lagan dan Sekitarnya, Kabupaten Seluma, Bengkulu dengan kemiringan lereng dan elevasi berdasarkan Widyatmanti (2016) yang cukup tinggi. Ditemukan 4 titik lokasi longsor pada daerah penelitian yaitu pada Desa Cugung Langu, Desa Air Melancar, Desa Lubuk Lagan, dan Desa Gunung Megang. Menurut Zuidam (1986) longsor adalah pergerakan suatu material besar dari tempat tinggi menuju tempat yang lebih rendah yang dikarenakan pengaruh gravitasi yang cepat maupun lambat. Penelitian ini menggunakan metode indeks storie dan bishop. Metode index storie merupakan suatu metode semi kuantitatif digunakan dalam mengetahui tingkat kerentanan longsor. Parameter yang digunakan yaitu kemiringan lereng, jenis tanah, jenis batuan berdasarkan peta geologi, curah hujan, dan penggunaan lahan. Metode Bishop digunakan dalam menghitung factor keamanan untuk stabilitas lereng dengan membagi bidang longsoran dalam beberapa irisan. Metode ini menggunakan data berat jenis dan kohesi serta sudut geser dalam berdasarkan analisa <em>direct shear</em> dan <em>unit weight</em>. Tingkat kerawanan longsor pada daerah penelitian terbagi menjadi 3 kelas yaitu rendah (0,0048 – 0,0332), sedang (0,0333 – 0,0616), dan tinggi (0,0617 – 0,09). Pada daerah penelitian memiliki kestabilan lereng dengan kategori labil (&lt;1.07) dan keadaan longsoran sering terjadi.</p> Fadilah Safitri, Harnani Harnani ##submission.copyrightStatement## http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS/article/view/2906 Wed, 04 Dec 2024 00:00:00 +0000