Journal of Geology Sriwijaya http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS <p>JGS is a peer-reviewed, open access journal&nbsp;that provides a venue for earth sciences scholarship with an Asian focus and perspectives from the region. JGS welcomes submissions of original research articles, review articles, theory &amp; concept development, perspectives, letter to editors, methodology papers, study protocols, and case studies on various basic science and professional earth science topics.</p> en-US <p><img src="/public/site/images/manajerjee/OA1.jpg" width="105" height="42"><a href="https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/"><img src="/public/site/images/manajerjee/CC_BY-NC-SA_4.0_5.png"></a></p> <p>&nbsp;</p> jgs_teknikgeologi@unsri.ac.id (Harnani, S.T., M.T.) ugikurnia@unsri.ac.id (Support) Sat, 02 Dec 2023 06:39:17 +0000 OJS 3.1.0.1 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Studi Karakteristik Batubara untuk Menentukan Kualitas Batubara http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS/article/view/1766 <p>SARI</p> <p>Batubara mempunyai karakteristik fisika dan kimia tertentu yang mempengaruhi kualitas batubara. Pada umumnya kualitas batubara hanya dilihat dari nilai kalorinya, sedangkan sifat-sifat fisika batubara masih banyak diabaikan. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menemukan keterkaitan sifat-sifat fisika dan kimia batubara, sehingga dapat digunakan dalam menentukan kualitas batubara. Pendekatan penelitian dengan parameter analisis secara mikroskopis (komposisi dan reflektan) dan analisis parameter kimia batubara (ultimate dan proksimat) dengan instrumen. Hasil pengamatan mikroskopis ditemukan komposisi maseral vitrinit berkisar 65-98%, liptinit 0,4-6,0%, Inertinit 0,2-14%, mineral matter 1-27%, kisaran nilai reflektan 0,27-1,56%, dan nilai kalori berkisar 3.434-8.245 cal/gr, dengan tingkat kematangan <em>peat – low volatile bituminous.</em> Perbedaan kualitas sampel batubara tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi dan tingkat kematangan batubara.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci<em>:</em> Reflektan, maseral, kalori, <em>mineral matter</em></p> Arief Syafrul Hakim ##submission.copyrightStatement## http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS/article/view/1766 Sat, 02 Dec 2023 05:50:54 +0000 Estimating The Hydraulic Conductivity and Depositional Environment of Quaternary Deposits in Parts of Eastern Dahomey Basin http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS/article/view/1821 <p>The use of empirical formulae has been widely adopted to quickly and modestly determine the hydraulic conductivity of soils. Research shows that several methods have been adopted using dimensional analysis and experimental measurements to determine hydraulic conductivity since the end of 19<sup>th</sup> Century, despite that, these have not been applied to the Holocene sediments in the coastlines of Ondo state. This research is aimed at estimating the hydraulic conductivity, transmisitivity and investigates the Palaeo-Environmental characteristics of the Quaternary deposits in parts of the eastern Dahomey basin, Nigeria via grain size characterization and approximation. The result of the grain size analysis indicated that the mean values vary from 0.84ɸ to 2.02ɸ with an average of 1.85ɸ, coupled with the standard deviation (0.48 to 1.09; av. 0.75ɸ), skewness (-8.74 - 0.267; av. 0.035) and kurtoses (0.95 - 2.21; av. 1.01) respectively. The hydraulic conductivity (m/s) results range from 0.17 to 1.75 with the mean value of 2.02, while that of transmisitivity (M<sup>2</sup>/s) ranges between 4.8 x 10<sup>-1</sup> - 5.3x10<sup>-1</sup> with the mean value of 5.3x10<sup>-1 </sup>respectively, indicating prevalence of aquifer of good performance. The aquiferous units are predominantly unconfined, with variable thickness and depth of occurrence. Multivariate discriminate functions revealed that Ilaje quaternary deposit may have been deposited dominantly in beach environment of shallow agitated water.</p> Richard Omotoso Fakolade ##submission.copyrightStatement## http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS/article/view/1821 Sat, 02 Dec 2023 00:00:00 +0000 The Effect of Geochemical Elements on Resistivity Values in Nickel Laterite Profiles (Case Study: Area "YL", Pomalaa District, Kolakaa Regency, Southeast Sulawesi http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS/article/view/1974 <p>Indonesia is located in the meeting zone of the world's three major plates, causing Indonesia to be an area with high tectonic activity. One of the products of this activity is the large number of economic mineral resources in several regions in Indonesia, one of which is nickel. Indonesia is one of the highest nickel producers in the world, with production reaching 11,887 tons of ore resources. The level of demand for nickel has increased quite rapidly in recent years, thus encouraging exploration activities to continue. The nickel laterite zone produces several deposits, such as top soil, limonite, saprolite, and bedrock. In exploration activities, the saprolite zone is the main target due to its high nickel content. The exploration stage was carried out by applying one of the geophysical methods, namely the Electrical Resistivity Tomography (ERT) method. This research uses 4 (four) 300 meter ERT lines and Wenner configuration, as well as drill and geochemical data to assist in the analysis process. The aim of this research is to determine the characteristics of each zone of nickel laterite deposits which are controlled by the levels of elements or compounds they contain. Based on the research results, the range of resistivity values obtained is quite low, namely low (&lt; 35 Ωm) is the saprolite zone, medium (35 – 65) Ωm is the saprock zone which contains boulders in it, and high (&gt; 65 Ωm) is the bedrock zone in the form of Peridotite rocks, most of which have undergone quite intensive serpentinization and weathering processes and are influenced by tectonic activity in the form of faults. Resistivity values are largely influenced by the levels of metal elements and water (H<sub>2</sub>O), especially in the saprolite and saprock zones. This is controlled by the morphology and movement of water below the surface, thus influencing the weathering process that occurs, causing unevenness in the thickness and distribution of elements and compounds in each zone in the research area.</p> Baiq Yola Wahyu Febryanty, Y Yatini, Muhammad Arief Wicaksono ##submission.copyrightStatement## http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS/article/view/1974 Sat, 02 Dec 2023 06:23:54 +0000 Analisis Kelayakan Bawah Permukaan Sebagai Penyimpanan Biogas Bawah Tanah Berdasarkan Ground Motion, Ground Shear Strain, Vs30, Peak Ground Acceleration, dan Kerentanan Seismik pada Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS/article/view/2135 <p>Daerah wisata Kaliurang yang berada pada lereng Gunung Api Merapi merupakan salah satu dari destinasi wisata alam yang populer di Provinsi D.I.Yogyakarta. Tingginya aktivitas wisatawan menyebabkan penumpukan sampah organik di daerah Cangkringan, Sleman. Dengan kondisi sampah tersebut, dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan khususnya biogas. Pembangunan instalasi biogas (atau biasa disebut Biodigester) umumnya dipasang di bawah permukaan tanah, sehingga diperlukan analisis geofisika untuk mengetahui karakteristik dan risiko geologi di bawah permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan daerah Kepuharjo &amp; Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman menggunakan metode mikroseismik dengan alat <em>seismometer short period</em>. Melalui pengolahan data dan analisis HVSR didapatkan hasil analisis kerentanan seismik terendah 0,13 dan tertinggi 5,8 dan nilai<em> peak ground acceleration</em> yang terendah adalah 485 gal dan nilai tertinggi adalah 1350 gal. Analisis nilai kecepatan gelombang geser rata – rata pada kedalaman 30 m (Vs30) dengan nilai terendah adalah 300 m/s dan nilai tertinggi adalah 1.350 m/s dengan tipe batuan pada daerah penelitian dikategorikan sebagai tipe B, kekerasan menengah dan tipe batuan C, tanah yang keras. Analisis <em>ground shear strain</em> terendah sebesar 4,86 x 10<sup>-3</sup> s<sup>2</sup> /cm dan&nbsp; tertinggi sebesar 4 x 10<sup>-5</sup> s<sup>2</sup> /cm. Dari data yang didapat kemudian dilakukan mikrozonasi lokasi potensi untuk dibangun instalasi biodigester.</p> Fauzan Abiyyu Pratama, Maria Nurmalita Wismasanti, Kesya Lutfiany Fatihah ##submission.copyrightStatement## http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS/article/view/2135 Sat, 02 Dec 2023 06:28:44 +0000 Rancangan Geometri Lereng untuk Menentukan Kestabilan Lereng pada Kuari Tanah Liat Pt. Semen Indonesia (Persero) Tbk, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS/article/view/2182 <p>Lokasi penelitian terletak pada IUP Karang Asem PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur. Pada lokasi penelitian belum dilakukan kegiatan penambangan namun akan dilakukan penambangan dengan menggunakan metode tambang terbuka, dengan begitu tidak lepas dengan permasalahan geoteknik kestabilan lereng. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi dan tingkat kestabilan lereng di lapangan dan mendapatkan geometri lereng rekomendasi yang aman dan efisien. Faktor keamanan lereng dihitung menggunakan metode <em>Bishop simplified</em> dan metode <em>Janbu Simplified</em> dengan kriteria keruntuhan <em>Mohr Coloumb, </em>semua perhitungan lereng diasumsikan dalam keadaan kering dan jenuh dengan perhitungan faktor keamanan diaplikasikan ke dalam&nbsp; <em>Software Rocsience Slide v 6.0.</em> Hasil analisis diperoleh kondisi lereng eksisting dalam kategori aman pada kondisi kering dan tidak aman dalam kondisi jenuh, dengan nilai faktor keamanan dalam keadaan kering dengan metode <em>Bishop simplified </em>dan metode <em>Janbu Simplified</em>. Untuk lereng rekomendasi <em>overall slope</em>, sudut tiap janjang 35 derajat, sudut <em>overall slope </em>28 derajat, tinggi lereng 10 meter, lebar lereng 36,045 meter, lebar tiap bench 2 meter, lereng <em>overall slope </em>terdapat 7 jenjang, nilai faktor keamanan kondisi kering dengan metode <em>Bishop simplified </em>1,401 dan dengan metode <em>Janbu Simplified</em> 1,390. Sedangkan kondisi jenuh dengan metode <em>Bishop simplified </em>0,772 dan dengan metode <em>Janbu Simplified</em> 0,729.</p> Yudho Dwi Galih Cahyono, Wendy Muhammad Ibnu Faridh, Fairus Atika Redanto Putri ##submission.copyrightStatement## http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JGS/article/view/2182 Sat, 02 Dec 2023 06:31:16 +0000