BENEFISIASI PASIR BESI TANJUNG BAYANG DENGAN KONSENTRASI PEMISAHAN MAGNETIK
Abstract
Pemanfaatan bahan galian tambang berupa pasir besi di Indonesia cukup bervariasi. Pada industri semen dan industri pembuatan baja, pasir besi dalam bentuk bahan mentah atau raw material dimanfaatkan sebagai bahan campuran. Di Sulawesi Selatan tepatnya di sepanjang Pantai Tanjung Bayang ditemukan pasir pantai yang penyebarannya memanjang sepanjang arah pantai. Namun kadar Fe nya belum layak untuk diolah atau dijual lebih lanjut, baik untuk pemanfaatan pasir besi lokal sebagai bahan baku besi dan baja maupun untuk industri semen. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui geokimia pasir besi menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) dan X-Ray Fluorescence (XRF), menentukan kecepatan putar drum optimum dan mengetahui recovery yang optimum terhadap peningkatan kadar Fe pasir besi menggunakan Magnetic Separator. Metode penelitian dilakukan secara induktif menggunakan perpaduan antara penelitian kuantitatif dengan kualitatif, kesimpulan diperoleh dari perpaduan antara data lapangan dengan data hasil uji laboratorium. Hasil analisis XRD (X-Ray Diffraction) menunjukkan sampel pasir besi tersusun oleh mineral diopside (MgCaSi2O6), quartz (SiO2), magnetite (Fe3O4) dan hematite (Fe2O3). Hasil analisis X-Ray fluorescence spectrometry (XRF) memiliki Fe2O3 27,93%, SiO2 36,86%, Al2O3 20,317%, CaO 9,78%, TiO2 3,34%, MnO, K2O, V2O5, Cr2O3, ZrO2, SrO, ZnO, dan P2O5 masing-masing di bawah 1%. Hasil menunjukan bahwa persen berat menggunakan magnetic separator type dry-low intensity drum dengan variasi kecepatan putar 200, 250 dan 300 rpm masing-masing 79,25%; 44,17% dan 46,04% sedangkan kadar Fe2O3 masing-masing 29,98%, 49,08% dan 44,15% dengan recovery 85,08%; 77,62% dan 72,78%. Recovery Fe2O3 optimum diperoleh pada kecepatan 250 rpm.
References
[2] Ansori, C. (2013). Mengoptimalkan perolehan mineral magnetik pada proses separasi magnetik pasir besi pantai selatan Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 9(3), 145-156.
[3] Rahim, A. (2020). Kajian Penambangan Pasir Besi Menggunakan Magnetic Separator Pada PT. Bhineka Bumi Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Teknik AMATA, 1(1), 1-4.
[4] Purnawan, S., Azizah, A., Jalil, Z., & Zaki, M. (2018). Karakteristik Sedimen dan Kandungan Mineral Pasir Besi di Labuhan Haji Timur, Kabupaten Aceh Selatan. Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan, 13(2), 110-119.
[5] Purnawan, S., & Karina, S. (2014). Karakteristik dan kandungan mineral pasir pantai Lhok Mee, Beureunut dan Leungah, Kabupaten Aceh Besar. Depik, 3(3).
[6] Afdal, A. (2013). Karakterisasi Sifat Magnet Dan Kandungan Mineral Pasir Besi Sungai Batang Kuranji Padang Sumatera Barat. Jurnal Ilmu Fisika| Universitas Andalas, 5(1), 24-30.
[7] Bakri, S., Alfian Nawir, M. F., Nurhawaisyah, S. R., Juradi, M. I., Firdaus, F., Wakila, M. H., & Thamsi, A. B. (2022). Karakterisasi Kandungan Mineral dan Sifat Kerentanan Magnetik Pasir Besi Pantai Galesong Takalar Sulawesi Selatan. Jurnal Geomine, 9(3), 275-284.
[8] Juradi, M. I., Umar, E. P., Nurhawaisyah, S. R., Bakri, S., & Arifin, M. (2021). Pengaruh Ukuran Partikel Pada Proses Peningkatan Kadar Dan Perolehan Bijih Besi Bontocani Menggunakan Dry Intensity Drum Magnetic Separator. Jurnal Pertambangan, 5(4), 153-157.
[9] Yulianto, A., Bijaksana, S., Loeksmanto, W., & Kurnia, D. (2019). Produksi Hematit (α-Fe2O3) dari pasir besi: Pemanfaatan potensi alam sebagai bahan industri berbasis sifat kemagnetan. Jurnal Sains Materi Indonesia, 5(1), 51-54.
[10] Sufiandi, D. (2015). Konsentrasi pasir besi titan dari pengotornya dengan cara magnetik. Metalurgi, 26(1), 15-20.
[11] Bakri, S., & Sanwani, E. (2019). Studi transformasi goetit menjadi hematit secara mekanokimia untuk benefisiasi bijih besi laterit. Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 15(3), 179-188.