KARAKTERISTIK PEMBENTUKAN AIR ASAM TAMBANG PADA ENDAPAN HIGH SULPHIDATION EPITHERMAL

Keywords: air asam tambang, laju oksidasi, PHREEQC

Abstract

Kegiatan penambangan meliputi aktivitas penggalian dan penimbunan batuan sisa pada tambang emas dengan tipe endapan high sulphidation epithermal (HSE), memungkinkan terdedahnya material sulfida kontak dengan udara dan air berpotensi untuk menimbulkan air asam tambang (AAT). Tujuan penelitian untuk mengetahui studi pembentukan AAT dengan meninjau karakteristik laju oksidasi mineral sulfida dengan pendekatan mol besi total, mol sulfat, dan mol pirit dari hasil pemodelan geokimia PHREEQC. Sebanyak empat sampel batuan yang digunakan dan dikelompokkan berdasarkan domain geologi tingkat oksidasi sempurna (COX) dan tidak teroksidasi (UOX). Metode penelitian menggunakan uji mineralogi dan unsur, serta uji geokimia (statik dan kinetik). Pemodelan geokimia menggunakan PHREEQC dilakukan untuk mensimulasikan perubahan pH dan konsentrasi zat terlarut yang dihasilkan selama uji kinetik. Hasil air lindian memiliki pH relatif rendah yang diiring oleh peningkatan konsentrasi sulfat, besi, aluminium, dan konstituen lainnya. Laju oksidasi pembentuk AAT berdasarkan mol sulfat (1,172 x 10-10 – 5,453 x 10-10 mol/m2s) lebih mendekati nilai transfer mol pyrite hasil pemodelan geokimia (4,260 x 10-11 – 5,561 x 10-10 mol/m2s), dibandingkan laju oksidasi mol besi total (3,102 x 10-18 – 9,090 x 10-09 mol/m2s). Kondisi ini disebabkan oleh kandungan besi dalam air lindian yang lebih banyak mengendap dibandingkan sulfat. Laju reaksi pyrite pada sampel COX jauh lebih rendah dari UOX, hal ini disebabkan oleh sampel COX yang lebih sedikit mengalami laju reaksi oksidasi dibandingkan UOX.

References

[1] Gautama, RS. (2014). Pembentukan, Pengendalian, dan Pengelolaan Air Asam Tambang, Penerbit ITB.

[2] Amos, RT., Blowes, DW., Bailey, BL., Sego, DC., Smith, L., Ritchie, AIM. (2015). Waste-rock Hydrogeology and Geochemistry. Appl Geochem 57:140-156.

[3] Vriens, B., Peterson, H., Laurenzi, L., Smith, L., Aranda, C., Mayer KU. Beckie, RD. (2019). Long-term Monitoring of Waste-Rock Weathering at the Antamina Mine, Peru. Chemosphere 215:858-869.2019.

[4] Simmons, SF., White, NC., John, DA. (2005). Geological Characteristics of Epithermal Precious and Base Metal Deposits. Econ. Geol. 100th Anniversary Volume, 485-522.

[5] Hedenquist, JW., Arribas, A. (2021). Exploration Implications of Multiple Formation Environments of Advanced Argillic Minerals. Economic Geology.

[6] Andini, DE. (2017). Prediksi Kualitas Air Tambang Cebakan Emas Epithermal High Sulfidation. Tesis Magister Rekayasa Pertambangan. ITB. Bandung.

[7] Jayaputra, HA. (2018). Kajian Karakteristik Batuan dalam Pembentukan Air Asam Tambang pada Endapan Epithermal High Sulphidation. Tesis Magister Rekayasa Pertambangan. ITB. Bandung.

[8] Syaputra, R. (2022). Identifikasi Pelapukan Batuan dalam Evolusi Pembentukan Air Asam Tambang pada Uji Kinetik Skala Laboratorium menggunakan Pendekatan Geokimia-Mineralogi-Tekstur: Studi Kasus Endapan High Sulphidation Epithermal. Tesis Magister Rekayasa Pertambangan. ITB. Bandung.

[9] Parkhurst, LD., Appelo. (2013). Description of Input and Examples for PHREEQC version 3 a Computer Program for Speciation, Batch-Reaction, One-Dimensional Transport, and Inverse Geochemical Calculations. USGS. Chapter 43. Colorado.

[10] Yibas, B. (2021). Oxidation Process and Formation of Acid Mine Drainage from Gold Mine Tailings: A South African Perspective.

[11] AMIRA. (2012). AMIRA P387A Prediction and Kinetic Control of Acid Mine Drainage. ARD Test Handbook.

[12] Siregar, LH., Nasution, Z., Fatimah. (2021). Pengelolaan Air Asam Tambang dari Batuan Sisa di Pit Barani dan Ramba Joring serta Aplikasi Model Enkapsulasi pada Bendungan Tailing di Tambang Emas Martabe. Serambi Engineering
Published
2022-12-16
Section
Articles