ANALISIS POTENSI RESOURCE CURSE DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DENGAN METODE VECTOR AUTOREGRESSION

  • R. Amalia Universitas Hasanuddin
  • A. V. Anas Universitas Hasanuddin
Keywords: Sektor Pertambangan, Resource Curse, VAR

Abstract

Pada tahun 2018, sektor pertambangan menyumbang 18,59 triliyun atau sekitar 20,90% dari total PDRB Sulawesi Tenggara. Persentase kontribusi yang tinggi mengindikasikan bahwa peranan sektor pertambangan pada perekonomian daerah cukup signifikan. Namun, tidak selamanya sektor pertambangan dapat diandalkan untuk menopang perekonomian. Komoditas mineral memiliki cadangan yang terbatas dan sewaktu-waktu akan habis. Oleh sebab itu, dibutuhkan sektor pengganti agar Provinsi Sulawesi Tenggara dapat mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Fenomena resource curse dapat terjadi apabila keberadaan sektor pertambangan tidak memberikan dampak positif pada sektor hulu dan hilirnya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar potensi terjadinya fenomena resource curse di Provinsi Sulawesi Tenggara. Penentuan potensi resource curse dilakukan dengan menganalisis dampak sektor pertambangan terhadap pertumbuhan sektor pengolahan dan pembentukan modal tetap, menggunakan metode Vector Autoregressive (VAR). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat potensi terjadinya resource curse pada daerah Sulawesi Tenggara. Keberadaan sektor pertambangan memberikan dampak positif, namun tidak signifikan pada sektor pengolahan dan pembentukan modal tetap. Sektor pertambangan hanya berkontribusi sebesar 0.9% hingga 1% pada perubahan di sektor pengolahan dan pembentukan modal tetap. Pemerintah harus tetap berupaya untuk meningkatkan kontribusi sektor pertambangan terhadap sektor yang berpotensi untuk menggantikan peranan sektor pertambangan di masa mendatang.

References

[1] Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara. (2018). Provinsi Sulawesi Tenggara dalam Angka 2018. BPS, Sulawesi Tenggara.

[2] Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2015). Dampak Pembangunan Semelter di Kawasan Ekonomi Khusus Provinsi Sulawesi Tenggara. Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta.

[3] Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara. (2019). Provinsi Sulawesi Tenggara dalam Angka 2019. BPS, Sulawesi Tenggara.

[4] Auty, Richard M. (1993). Sustaining Development in Mineral Economies: The Resource Curse Tesis. London: Routledge.

[5] Ploeg, F Van Der. (2011). Natural Resources: Curse or Blessing?, Journal of Economic Literature, 49 (2), 366–420.

[6] PwC. (2018). Indonesia Mining Area Map. (www.pwc.com/id) diakses 24 Juli 2020.

[7] Sachs, J.D., Warner, A.M., (1995). Natural Resource Abundance and Economic Growth. National Bureau of Economic Research, Working Paper No. 5398.

[8] Ross, M.L., (1999). The political economy of the resource curse. World Politics, 51 (2), 297–322.

[9] Koitsiwe, K., Adachi, Tsuyoshi. (2015). Australia Mining Boom and Dutch Disease: Analysis Using VAR Method. Procedia Economics and Finance (30), 401-408.

[10] Widarjono, Agus, (2013), Ekonometrika-Pengantar dan Aplikasinya disertai Panduan Eviews Edisi Ke-4. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

[11] Juanda dan Junaidi. (2012). Ekonometerika Deret Waktu: Teori dan Aplikasi. Bogor: IPB Press.

[12] Ekananda, Mahyus. (2016). Analisis Ekonometrika Time Series, Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media.

[13] Sulistiana, Hidayati, dan Sumar. (2017). Model Vector Auto Regression (VAR) and Vector Error Correction Model (VECM) Approach for Inflation Relations Analysis, Gross Regional Domestic Product (GDP), World Tin Price, Bi Rate and Rupiah Exchange Rate. Integrated Journal of Business and Economics, 17 – 32.

[14] Haryanto. (2018). Is The Curse of Natural Resources Occurring in Indonesia? A Preliminary Finding. Jurnal BPPK (11), 15-27.
Published
2021-08-30
Section
Articles