PENGARUH ATRIBUT CLEAT TERHADAP PERMEABILITAS BATUBARA DAERAH KUNGKILAN, KABUPATEN LAHAT, SUMATERA SELATAN
Abstract
Cleat merupakan rekahan alami yang muncul sebagai dampak dari pembebanan maupun struktur. Rekahan pada batubara menjadi alur lintasan fluida pada batubara untuk mengalir masuk ataupun keluar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi gas metana batubara melalui analisis cleat pada area Kungkilan, Kabupaten Lahat yang termasuk ke dalam Cekungan Sumatera Selatan. Pengambilan data atribut cleat menggunakan metode observasi lapangan yaitu dengan melakukan pengukuran kedudukan (strike-dip), atribut cleat berupa spacing dan aperture dengan menggunakan metode scanline pada sembilan lokasi penelitian, dan dilanjutkan perhitungan nilai permeabilitas batubara menggunakan rumus darcy. Dari pengukuran tersebut hasil arah umum face cleat adalah timur laut-barat daya dan butt cleat berarah barat laut-tenggara dengan menghasilkan atribut cleat dengan rata-rata aperture pada face cleat 0,02-0,1 cm dan butt cleat yaitu 0,03-0,2 cm, sedangkan spacing pada face cleat 2,9 hingga 5,7 cm dan pada butt cleat 3,8-7,9 cm. Berdasarkan perhitungan dari persamaan permeabilitas, hasil permeabilitas yang diperoleh kisaran yaitu 2,27 mD-42,95 mD yang setelah dirata-rata pada model match sticks sebesar 15,635 mD serta 3,02 mD-57,27 mD setelah rata-rata model cubes yaitu 21,598 mD. Hasil keterdapatan permeabilitas yang bernilai rendah diperoleh di seam d pada LP 1 sedangkan nilai tertinggi diperoleh di seam c pada LP 8. Maka dapat ditarik kesimpulan adanya korelasi antara atribut cleat dengan permeabilitas dan di beberapa coal seam terutama seam c memiliki kualitas permeabilitas untuk gas metana batubara cukup baik. Hal tersebut selaras dengan pandangan Peter (2008), dimana dalam pemanfaatan gas metana batubara, permeabilitas yang optimal yaitu 30 mD-50 mD.
References
[2] Linggadipura, R. D., Prasetyo, M. H., & Dimas, E. (2016). Karakteristik Kuantitatif Cleat sebagai Indikator Gas Meatana Batubara di Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Proceedings Seminar Kebumian Ke-9, 199-210.
[3] Widera, M. (2014). Lignite cleat studies from the first Middle-Polish (first Lusatian) lignite seam in central Poland. International Journal of Coal Geology, 131, 227-238.
[4] Moore, T.A., (2012), Coalbed methane : A review, Elsevier International Journal of Coal Geology, 36-81.
[5] Moore Tim, A., (2008). Secondary biogenic coal seam gas reservoir in New Zealand: A Preliminary assesment of gas content, International Journal of Coal Geology, Elsevier, 175-185.
[6] Maulana, T., & Anggara, F. (2016). Hubungan Sistem Cleat dengan Permeabilitas Batubara Peringkat Rendah, pada Tambang Banko Barat, Muara Enim, Sumatera Selatan. Proceeding Seminar Nasional Kebumian, 9.
[7] Ayers Jr., W.B. (2002). Coalbed Gas System, Production, and Review of Contrasting from the San Juan and Powder River Basin. Oklahoma : AAPG Database of Coalbed methane a Compendium of Influential Papers.
[8] PSDMBP. (2020). Laporan Neraca Sumber Daya Batubara, Gambut, dan GMB. Bandung: Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi.
[9] Mostagimi, P., Armstrong, R., Gerami, A., Hu, Y., Jing, Y., Kamali , F., Zhang, Y. (2017). Cleat-scale Characterisation of coal: An Overview, Journal of Natural Gas Science and Engineering, Elsevier, 39, 143-160.
[10] Apriyani, N., Suharmono, M. M., Djaelani, S., Sodli, A., Satria, A., & Murtani, A. S. (2014). Integrated cleat analysis and coal quality on CBM exploration at Sangatta II PSC, Kutei Basin, Indonesia. AAPG International Conference.
[11] Jati, S. N., Sutriyono, E., & Dyah Hastuti, E. W. (2020). Coal properties and cleat attributes at Tanjung Enim Coalfield in South Palembang Sub-basin, South Sumatera. 2nd International Conference on Earth Science, Mineral and Energy.
[12] Sapiie, B., Rifiyanto, A., & Perdana, L. A. (2014). Cleats analysis and CBM potential of the Barito Basin, South Kalimantan, Indonesia. AAPG International Conference.
[13] Scott, A. R., (1999), Review of key hydrogeologic factors affecting coalbed methane producibility and resource assessment, in: Oklahoma Coalbed-Methane Workshop, December 1, Norman, Oklahoma, Oklahoma Geological Survey Open File Report, 6-99.
[14] Brook, M., Hebblewhite, B., & Mitra, R. (2016). Cleat aperture-size distributions: A case study from the Late Permian Rangal Coal Measures, Bowen Basin, Australia. International Journal of Coal Geology, 168(2), 186-192.
[15] Sarwono, J., (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Edisi 2: Bandung, Suluh Media press, 67.