ANALISIS KEMAMPUGALIAN DAN KEMAMPUGARUAN ANDESIT BASAL PADA KELURAHAN TUBO KECAMATAN TERNATE UTARA
Abstract
Kelurahan Tubo, Kecamatan Ternate Utara merupakan hamparan produk vulkanik Gunung Api Gamalama melalui erupsi yang bertipe efusi hingga eksplosif berbentuk bongkah andesit. Keberadaan bongkahan andesit di Kelurahan Tubo merupakan jenis batuan yang sering digunakan untuk bahan baku bangunan. Pemberaian bongkahan atau massa batuan andesit membutuhkan waktu yang lama jika dilakukan secara tradisional. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis metode kemampugalian dan kemampugaruan yang sesuai dengan bongkahan andesit. Kemampugalian dan kemampugaruan terbagi atas penggalian bebas, penggaruan, peledakan untuk pembongkaran dan peledakan untuk peremukan. Kemampugalian dan kemampugaruan pada penelitian ini menggunakan kriteria Franklin (1971) dan kriteria Pettifer dan Fookes (1994). Penilaian kemampugalian dan kemampugaruan pada lokasi penelitian didasarkan pada parameter penting yaitu Point Load Index (PLI) dan jarak rekahan. Berdasarkan analisis kemampugalian dan kemampugaruan pada lokasi penelitian maka metode penggalian yang sesuai menurut kriteria Franklin (1971) dan kriteria Pettifer dan Fookes (1994), conto batuan (1A-1C) dengan nilai PLI adalah 2,508 MPa dan jarak rekahan antara 0,129 meter hingga 0,239 meter masuk ke dalam metode peledakan untuk peremukan (blast to loosen). Sedangkan conto batuan (I-III) dengan nilai PLI 2,131 MPa dan jarak rekahan antara 0,222 meter hingga 0,496 meter masuk dalam penggaruan mudah sampai penggaruan sangat keras dengan alat gali mekanis (easy ripping to verry hard ripping).
References
[2] R. Karim dan S. Suriadi. (2019). Kajian Karakteristik Batuan Beku Andesit Sebagai Bahan Bangunan Di Daerah Sulamadaha Kecamatan Ternate Barat Kota Ternate.
[3] M. G. Culshaw, Ulusay, R (ed.). (2015). The ISRM suggested methods for rock characterization, testing and monitoring: 2007–2014: Cham, Switzerland: Springer. DOI 10.1007/978-3-319-007713-0,” Bull. Eng. Geol. Environ., 74(4), 1499–1500.
[4] H. A. D. Kirsten. (1982). A classification system for excavating in natural materials, Civ. Eng. Siviele Ingenieurswese, 1982(7), 293–308.
[5] J. A. Franklin, E. Broch, dan G. Walton. (1971). Logging the mechanical character of rock.
[6] G. S. Pettifer dan P. G. Fookes. (1994). A revision of the graphical method for assessing the excavatability of rock. Q. J. Eng. Geol. Hydrogeol. 27(2), 145–164.
[7] A. Kaya, F. Bulut, dan S. Alemdağ. (2011) Applicability of excavatability classification systems in underground excavations: A case study. Sci. Res. Essays, 6(25), 5331–5341. doi: 10.5897/SRE11.1343.
[8] N. W. A. A. Triheriyadi dan A. N. Rakhman. (2016). Studi rekomendasi penggalian ditinjau dari struktur bidang lemah dan kekuatan batuan lava andesit di Daerah Girimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, J. Teknol. Technoscientia, 48–57.
[9] S. H. Prassetyo, M. Z. Arief, D. Kusumanto, A. Rahman, dan C. Nursetyo. (2021). Analisis Kemampugalian dan Kemampugaruan Material Pit B Tambang Emas Kabupaten Aceh Tengah, J. Sci. Technol. Vis. Cult., 1(3), 131–135.
[10] P.G.F. (1978), Rock slope engineering, Int. J. Rock Mech. Min. Sci. Geomech. Abstr., 15(1), doi: 10.1016/0148-9062(78)90720-9.
[11] J. A. Franklin. (1985). Suggested method for determining point load strength, in International Journal of Rock Mechanics and Mining Sciences & Geomechanics Abstracts. 22(2), 51–60.