http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JP/issue/feedJurnal Pertambangan2024-09-26T03:24:35+00:00Mega Puspitaj.pertambangan@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>Jurnal Pertambangan</strong> is a peer-reviewed open access journal. This Journal published by Department of Mining Engineering, Faculty of Engineering, Sriwijaya University. The topic to be covered in this Journal is in the field of mining including exploration, exploitation, processing, refining activities, health safety and mining environment<strong>.</strong> This journal is published 4 (four) times a year (trimonthly).</p>http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JP/article/view/2288PEMANFAATAN BIOCHAR LIMBAH KAYU KARET DAN BROWN COAL SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF2024-09-09T13:08:51+00:00B. D. Afrahbazlina.afrah@ft.unsri.ac.idE. Oktarinasarievaminer15@yahoo.comR. W. Putririzka.wulandari07024@gmail.comM. I. Riadymihsanriady@ft.unsri.ac.idJ. F. D. Saputrijasminefds02@gmail.comT. M. R. Putritiaramonaaa25@gmail.com<p>Lebih dari 41% rumah tangga dan 2,8 miliar orang di seluruh dunia bergantung pada bahan bakar padat termasuk batubara. Cadangan batubara yang tersedia di Indonesia sebesar 31,7 miliar ton dan hanya cukup untuk 65 tahun ke depan. Hal ini membuat pemerintah mendorong pengembangan penelitian pemanfaatan limbah biomassa sebagai energi alternatif. Upaya yang dilakukan ialah mengkonversi limbah biomassa berupa kayu karet menjadi bahan bakar padat alternatif melalui proses pirolisis. <em>Biochar</em> dihasilkan dari biomassa melalui pirolisis sehingga menghasilkan kualitas pembakaran yang sangat baik. <em>Biochar </em>hasil pirolisis dikombinasikan dengan <em>brown coal</em> dan perekat molase untuk menciptakan biobriket batubara sebagai bahan bakar padat alternatif. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi komposisi <em>brown coal </em>dan<em> biochar </em>yang optimal dalam menghasilkan biobriket batubara dengan kualitas terbaik. Proses pirolisis limbah kayu karet dilakukan pada temperatur 350-400°C selama 2 jam. Penelitian ini menggunakan variasi komposisi <em>biochar</em> (75%, 80%, 85%, 90%, dan 95%) dan <em>brown coal</em> (5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%) serta perekat molase 15 mL. Pengujian kualitas pembakaran biobriket batubara melalui analisis proksimat dan nilai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk biobriket batubara yang paling optimal adalah sampel dengan komposisi 85% <em>biochar</em> dan 15% <em>brown coal</em>.</p> <p></p>2024-09-09T13:08:30+00:00##submission.copyrightStatement##http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JP/article/view/1747PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN KONSENTRASI METANOL (CH3OH) TERHADAP PENURUNAN KADAR SULFUR BATUBARA TONDONGKURA MELALUI PROSES DESULFURISASI2024-09-10T09:51:29+00:00M. I. Juradimuhidris.juradi@umi.ac.idS. Bakrisuriyanto.bakri@umiac.idAnshariah .anshariah@umi.ac.id<p>Batubara Tondongkura diketahui memiliki kandungan sulfur yang cukup tinggi. Penurunan kandungan sulfur dalam batubara ini menjadi fokus utama untuk meningkatkan kualitas batubara. Proses desulfurisasi batubara merupakan salah satu metode yang efektif dalam mengurangi kandungan sulfur. Metanol (CH₃OH) telah diketahui memiliki kemampuan untuk bereaksi dengan sulfur dalam batubara dan membentuk senyawa yang lebih mudah dipisahkan. Penggunaan metanol dalam proses desulfurisasi telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam berbagai penelitian sebelumnya. Namun, efektivitas desulfurisasi sangat bergantung pada beberapa faktor, termasuk konsentrasi metanol yang digunakan dan waktu pengadukan selama proses tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui persen penurunan kadar sulfur dengan parameter konsentrasi larutan dan waktu pengadukan pada proses desulfurisasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan mengumpulkan data variabel tetap dan variabel bebas. Langkah awal yang dilakukan adalah menentukan persentase pengenceran yang menghasilkan banyaknya larutan metanol yang digunakan untuk pelindian. Setelah itu ditentukan parameter penurunan persentase kadar sulfur keseluruhan mulai dari awal hingga setelah <em>leaching</em>. Data awal didapatkan kadar total sulfur sebesar 7,59% dengan variabel waktu pengadukan kondisi terbaik didapatkan pada 60 menit waktu pengadukan dengan persen penurunan 37,32% sedangkan pada variabel persen volume methanol kondisi terbaik didapatkan 5% volume methanol dengan persen penurunan 61,98%.</p>2024-09-10T09:51:29+00:00##submission.copyrightStatement##http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JP/article/view/1656PENGARUH FRAKSI UKURAN BUTIR BATUBARA TERHADAP ANALISIS PROKSIMAT DI SEAM X CEKUNGAN SUMATERA SELATAN2024-09-13T05:29:33+00:00L. Alfianitaliaalfianita96@gmail.comA. H. Widayatharis@itb.ac.idK. Anggayanakomang@itb.ac.id<p>Kegiatan penambangan batubara dimulai dari proses penggalian, pengangkutan dan penyimpanan dapat menyebabkan ukuran butir batubara menjadi bervariasi. Variasi ukuran butir yang terjadi dari ukuran awal menjadi ukuran yang lebih halus tidak dapat dihindari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran butir pada analisis proksimat yang ditinjau menggunakan analisis termogravimetri (TGA) mengikuti prosedur ASTM D.7582-15. Penelitian ini menggunakan tiga sampel batubara yang berasal dari batubara seam X Cekungan Sumatera Selatan yang diambil menggunakan metode <em>channel sampling</em> dengan interval dua meter. Pengambilan sampel mewakili bagian atas (ALXT01), tengah (ALXM02), dan bawah (ALXB03). Kemudian sampel dibagi kembali menjadi enam ukuran fraksi yaitu <em>(+5#), (+35#,-5#), (+60#,-35#), (+120#, -60#), (+230 #, -120 #) dan (-230#)</em>. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara ukuran butir batubara terhadap hasil analisis proksimat dalam <em>air dried basis</em> (adb). Semakin halus ukuran butir, kandungan karbon tertambat, kelembaban air, dan zat terbang cenderung akan turun, namun kadar abu cenderung naik. Pemisahan sampel berdasarkan ukuran butir dapat menyebabkan perbedaan kualitas batubara. Hal ini memberikan implikasi bahwa agar mendapatkan sampel yang representatif, proses pengambilan sampel harus dilakukan secara menyeluruh yang mencakup seluruh ukuran butir.</p>2024-09-13T05:29:33+00:00##submission.copyrightStatement##http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JP/article/view/2208FORMULASI PROGRAM PRIORITAS UNTUK PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI INDUSTRI PERTAMBANGAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHICAL PROCESS2024-09-26T03:24:35+00:00O. W. Lusantonooktarian.lusantono@upnyk.ac.idR. M. Dewiratna.mustika@uajy.ac.idV. A. Sagitavirginia@upnyk.ac.id<p>Industri pertambangan merupakan industri yang memiliki risiko tinggi terkait sosial dan lingkungan. Pengelolaan risiko secara sosial telah ditengarai dengan model SLO (<em>social license to operate</em>) untuk mendapatkan dukungan serta kepercayaan dari masyarakat sekitar lokasi izin usaha pertambangan. Dalam rangka pengelolaan tersebut, dibentuklah suatu kewajiban bagi perusahaan industri pertambangan dalam rangka membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar. Program tersebut biasa disebut sebagai program PPM (pemberdayaan dan pengembangan masyarakat). Formulasi program PPM menjadi hal yang menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan program prioritas PPM pada suatu daerah berdasarkan metode pengambilan keputusan berbasis data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode <em>social need assessment</em> yang dikombinasikan dengan analisis proses bertingkat (<em>analytical hierarchical proses</em>). Parameter yang digunakan dalam analisis adalah berdasarkan tingkat kepentingan dari kebutuhan masyarakat, program RPJMD, dan cetak biru program PPM Provinsi. Analisis dilakukan dengan melihat nilai perbandingan berpasangan (eigen value) serta uji konsistensi dari hasil sintesis pembobotan. Dari hasil uji didapatkan nilai CR<0,1 untuk ketiga parameter. Berdasarkan hasil analisis secara bertingkat didapatkan skala prioritas yang menjadi penentuan program prioritas PPM di lokasi penelitian. Program prioritas diklasifikikan berdasarkan jumlah nilai kriteria penilaian dan nilai eigen serta diklasifikasikan menjadi tiga ketegori yaitu program prioritas tinggi yaitu pengembangan serta pemberdayaan pendidikan dan kesehatan, prioritas menengah yaitu pengembangan infrastruktur untuk mendukung pelaksanaan PPM dan prioritas rendah yaitu peningkatan pendapatan riil, peningkatan kemandirian ekonomi, pengembangan sosial budaya, pengelolaan lingkungan hidup, dan penguatan kelembagaan. </p>2024-09-26T03:24:34+00:00##submission.copyrightStatement##