Pelatihan dan pendampingan pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos di desa burai
Abstract
Sampah merupakan material sisa dari suatu proses yang memiliki dampak bahaya untuk lingkungan dan kesehatan. Solusi dari dampak tersebut adalah penanggulangan sampah dengan perancangan dan pembuatan alat, serta pelatihan dan pendampingan yang berhubungan dengan pengolahan sampah. Kegiatan ini merupakan pengabdian kepada masyarakat bagi warga Desa Burai, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan dimana sampah organik diubah menjadi pupuk kompos. Proses pembuatan pupuk kompos dilakukan dengan 3 tipe yaitu, kompos celup, kompos padat-cair, dan kompos padat. Kapasitas sampah organik yang diolah sebanyak 8 kg dan proses berlangsung selama 20-40 hari. Kompos cair yang dihasilkan dari proses celup sebanyak 4,5 Liter. Untuk komposter padat-cair telah dihasilkan kompos cair sebanyak 1,8 liter, kompos padatnya sebanyak 2,1 kg. Untuk komposter padat, dihasilkan kompos padat sebanyak 2,6 kg. Tingkat pengetahuan warga terhadap pengelolaan sampah secara umum masih relatif kecil, secara rata-rata hanya 48%. Hal ini dipengaruhi oleh pendidikan warga yang tingkat dasar (SD) mencapai 48%. Untuk pengalaman warga dalam mengelola sampah sudah cukup baik, yaitu sebanyak 53%. Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah rumah tangga sudah baik, yaitu sebanyak 71% menyatakan setuju atas upaya pengelolaan sampah. Dengan tingkat persepsi yang tinggi tersebut tidak mendorong tingginya tingkat partisipasi warga terhadap pengelolaan sampah. Sebanyak 41-57% warga tidak pernah berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pengelolaan sampah rumah tangga.
References
Dewi, Y.S. 2012. Pengolahan Sampah Skala Rumah Tangga Menggunakan Metode Komposting. Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.8, No.2. Jakarta: Universitas Satya Negara Indonesia.
Haryanto, & dkk. (2010). Sosialisasi dan Implementasi UU No.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah; Studi Kasus di Kantor Pusat Universitas Terbuka. Indonesia: Universitas Terbuka.
Igbokwe, P.K., dkk. 2015. Manufacture of Bio Fertilizer by CompostingSawdust and Other Organic Waste. International Journal of Novel Research in Physics Chemistry & Mathematics Vol. 2, Issue 3, pp: (6-15). Awka: Nnamdi Azikiwe University.
Kharisma. 2006. Pengaruh Penambahan Bahan Aktif EM4 dan Kotoran Ayam pada Kompos Alang-Alang (Imperata cylindrica) Terhadap Pertumbuhan Semai Gmelina arborea. Bogor: Instititut Pertanian Bogor.
Kurniawan, P. (2016). alamtani. Retrieved April 15, 2016, from alamtani: www.alamtani.com
Kusumawati, A. 2015. Analisa Karakteristik Pupuk Kompos Berbahan Batang Pisang. Yogyakarta: Universitas PGRI.
Persada, P. S. (2016). em4. Retrieved april 15, 2016, from em4-indonesia: www.em4- indonesia.com
Rahmawari, E. (2010). Pengolahan Sampah Organik menjadi kompos. Indonesia.
Risnandar, C. (2016). alamtani. Retrieved april 15, 2016, from alamtani: www.alamtani.co
Martinho, H . 2015. The Role Of Compost Properties In Sorption Of Heavy Metals. Vol. 41.Portugal: Departamento de Ambient.
Park, K. 2011. Composting of Food Waste and Mixed Poultry ManureInoculated with Effective Microorganisms. Engineering in Agriculture, Environment and Food, Vol. 4, Issue. 4, pp: (106-111). Sunchon: Sunchon National University .
Patanduk, J dan Zubair, A. 2015. Bioremediasi Limbah Kakao (Coklat) sebagai Bahan Pembuatan Kompos (Cair dan Padat) dengan Aktivator EM4. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Prasetyo, E. 2015. Kemampuan Kompos Dalam Menurunkan Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) Pada Media Budidaya Ikan. Bangka: Universitas Bangka Belitung.
Rahma, N.R.2014. Pembuatan Kompos Limbah Log Jamur Tiram: Kajian Konsentrasi Kotoran Kambing dan Em4 serta Waktu Pembalikan. Vol. 15 No. 1.Malang: Universitas Brawijaya.
Widarti,B.N.2015. Pengaruh Rasio C/N Bahan Baku Pada Pembuatan Kompos Dari Kubis Dan Kulit Pisang. Vol. 5, No. 2. Samarinda: Fakultas Teknik, Unmul.