Pengaruh waktu pemeliharaan (cleaning) terhadap kinerja cooler pada unit penyulingan minyak mentah

  • Habil Majid Wirawan Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
  • Friskha Hanifah Sakinah Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
  • Lia Cundari Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Keywords: jadwal cleaning, fouling factor, kinerja cooler

Abstract

Minyak bumi merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dunia sehingga proses refinery dalam industri perminyakan memiliki peran yang sangat penting. Hal tersebut dikarenakan proses refinery berperan dalam penyediaan bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan negara dari berbagai aspek kehidupan mulai dari kebutuhan konsumsi masyarakat maupun industri lainnya. Crude distiller merupakan unit proses primer yang berfungsi memisahkan minyak mentah menjadi fraksi-fraksinya secara penyulingan atau distilasi biasa pada tekanan atmosfer.Bahan baku yang diolah di crude distiller II adalah crude oil dari SPD, Jene, Tap, dan Ramba serta crude oil ex kapal dari Ketapa, Duri, dan SLC akan membentuk produk gas, crude buthane, naphta, SR tops, LCT, LKD, dan residu. Cooler yang digunakan pada Crude Distiller Unit II (CDU II) perusahaan minyak dan gas merupakan panas yang ditukar dengan tipe tube and shell. Tingkat kekotoran dari fluida yang digunakan pada cooler lama kelamaan akan menghambat kinerja cooler dan menyebabkan cooler harus dibersihkan dalam kurun waktu tertentu maka kinerja cooler dalam mentransfer panas dapat maksimal dan menaikkan efisiensi alat. Penurunan kinerja cooler tersebut dikarenakan nilai fouling factor dan tipe air pendingin yang digunakan tidaklah sesuai. Pada artikel ini akan dibahas dan dibandingkan factor-faktor menjadi faktor penyebab rendahnya kinerja cooler untuk mendapatkan waktu operasi cooler yang optimal. Dengan menggunakan perbandingan data aktual dengan desain maka didapatkan jadwal cleaning39 bulan atau 3,25 tahun terhitung sejak tahap pemeliharaan sebelumnya yang berarti bahwa cooler yang digunakan masih dalam kondisi yang baik dan mampu bekerja secara optimal.

References

Adri. 2015. Cooler. http://www.prosesindus-tri.com/2015/01/cooler-atau-alat-pe-ndingin-pada.html. (Diakses pada tanggal 4 Januari 2018)
Ariana. 2011. Fouling Pada HE. https://ww-w.academia.edu/4663800/Foulingp-ada Heat_Exchanger. (Diakses pada tanggal 7 Januari 2018)
Handoyono. 1999. Pengaruh Temperatur Air Pendingin.http://jurnalmesin.petra.ac.id/index.php/mes/article/view/15889. (Diakses pada tanggal 5 Januari 2018)
Indar. 2015. Cooler. https://id.scribd.com/d-oc/281509526/Cooler (Diakses pada tanggal 3 Januari 2018)
Kern, D.Q. 1983. Process Heat Transfer In-ternational Student Edition, Japan: Mc Graw Hill Book Company.
Kusjunianto. 2016. Proses Penanganan.http-s://www.slideshare.net/kusjunianto/co-ndensate-handling-unit-prosespenanganan-kondensat.(Diaksespadatanggal 29 Desember 2017)
Pedoman BPST Angkatan XVI PERTAMI-NA. 1999. Palembang.
Ropandi. 2008. Pengoperasian Sistem Air Pendingin. https://caridokumen.co-m/d-ownload/lampiran-laporan-peg-awai-sistem-airpendingin_5a44a3d-ab7d7b-c7b7a76c06a_pdf. Sinnot, R.K. 2005. Chemical Engineering Design Coulson and Richardson’s Chemical Engineering Series Volume 6 Fourth Edition. Oxford: Elsevier.
Tejanegara. 2013. Air Pendingin (Cooling Water). https://www.academia.edu-/52-06679/Air_Pendingin_Cooling-_Water_Makalah_Disusun_untuk_memenuhi_tugas_mata_kuliah_Utilitas. (Diakses pada tanggal 4 Januari 2018)
Published
2019-07-01