Produksi bio-oil dari limbah kulit durian dengan proses pirolisis lambat

  • Rahmatullah Rahmatullah Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
  • Rizka Wulandari Putri Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
  • Enggal Nurisman Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Keywords: Bio-oil, pirolisis lambat, kulit durian, senyawa fenolik

Abstract

Permintaan bahan bakar fosil semakin meningkat sementara pasokannya kian berkurang dari waktu ke waktu. Hal ini mendorong untuk mengembangkan sumber energy alternative seperti biomassa sebagai energy baru terbarukan. Biomassa dapat dikonversi menjadi energy alternative dalam bentuk bio-oil melalui proses pirolisis. Komposisi biomassa seperti lignoselulosa (lignin, selulosa dan hemiselulosa) didekomposisi dengan proses pirolisis menjadi komponen organic seperti fenol, alkohol, keton, aldehid dan ester. Bio-oil merupakan bahan bakar terbarukan dan lebih ramah lingkungan dari pada bahan bakar fosil (minyak bumi). Bio-oil dapat disebut sebagai "green energy" dalam banyak aplikasi untuk menggantikan minyak bumi dan juga dapat digunakan sebagai "green chemical". Dalam aplikasinya, bio-oil dapat digunakan sebagai energy ramah lingkungan karena memiliki emisi lebih rendah dari pada bahan bakar fosil. Senyawa fenolik memiliki komposisi paling dominan dalam bio-oil di mana fenol memiliki banyak kegunaan untuk resin, antiseptik, pengawet dan desinfektan. Produksi bio-oil dalam penelitian ini dilakukan dengan proses pirolisis lambat pada reactor dengan kisaran suhu 250-400oC selama 30 menit. Eksperimen ini dilakukan denganbahan baku kulit durian pada ukuran10 mesh dan 20 mesh. Analisia GC-MS digunakan untuk mengetahui komponen bio-oil. Produk bio-oil memiliki viskositas 1,189 cP, dan densitas 1,031 g/cm3 dan pH 6. Bio-oil mengandung beberapak omponen seperti senyawa fenolik (66,37%), metil ester (2,71%), siklridridana (3,66%), benzocycloheptariene (3,39), indole (5,19%), glisin (3,01%), pentadekana (4,07%), 5-tert-butylpyrogallol (3,07%), asam bromoacetic (3,40%) dan asamtetradecanoic (5,16%).

References

Basu, P. (2010). Biomass gasification and pyrolysis. Comprehensive Renewable Energy (Vol. 5). https://doi.org/10.1016/B978-0-08-087872-0.00514-X
Diebold, J. P. (1997). A review of the toxicity of biomass pyrolysis liquids formed at low temperature, (April 1997), 1–36.
Erawati, E., Sediawan, W. B., Budiyati, E., & Wawan Kurniawan. (2014). Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014 ISSN: 1979-911X. Pengaruh suhu dan perbandingan katalis zeolit terhadap karakteristik produk pirolisis kayu jati (Tectona Grandist Lf), (November), 211–216.
Farag, I. H., LaClaire, C., & Barrett, C. (2004). Technical, environmental and economic feasibility of bio-oil in new hampshire’s north country. Durham, NH: University of New Hampshire, 1–95. Retrieved from http://www.unh.edu/p2/biooil/bounhif.pdf
Zulkania, A. (2015). Pengaruh temperatur dan ukuran partikel biomassa terhadap, 328–336.
Published
2019-07-01