Pengaruh H2SO4 terhadap kadar lignin dan glukosa pada pembuatan bioetanol menggunakan metode simultaneous saccharification fermentation

  • Asyeni Miftahul Jannah Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Inderalaya – Indonesia
  • Nuraini D Pratiwi Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Inderalaya – Indonesia
  • Titi Lahanda Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Inderalaya – Indonesia
Keywords: bioetanol, delignifikasi, lignin, sabut kelapa, simultanous saccarification and fermentation (SSF)

Abstract

Bioetanol dapat dijadikan pengganti bahan bakar bensin dan terbuat dari berbagai jenis tanaman dan limbah yang mengandung selulosa. Salah satu limbah yang masih belum termanfaatkan secara maksimal adalah sabut kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh variasi konsentrasi H2SO4 (5; 7; 10; 13 dan 15%) terhadap kadar lignin yang didegradasi pada proses delignifikasi serta pengaruh variasi enzim (2,5; 5; 7,5 dan 10 mL) yang digunakan terhadap kadar bioetanol yang dihasilkan pada proses Simultanous Saccarification and Fermentation (SSF). Analisa kadar lignin dan selulosa pada proses delignifikasi menggunakan metode Chesson-Datta.  Kadar selulosa optimal didapatkan sebesar 54,25% serta kadar lignin sisa sebanyak 18,78% yang dihasilkan oleh sampel dengan melibatkan 13% H2SO4 pada proses delignifikasi. Pada proses SSF melibatkan variasi enzim selulase dan Saccharomyces cerevisiae serta proses fermentasi dilakukan selama 7 hari. Analisa kadar bioetanol hasil dari proses SSF menggunakan metode densitas. Dari hasil penelitian didapatkan kadar bioetanol maksimum yang dihasilkan sebesar 42,63% pada sampel dengan perlakuan 10 mL enzim selulosa.

References

Asip, F., Wibowo P. Y., dan Wahyudi, T. R. (2016). Pengaruh Basa Terhadap Penurunan Lignin dan Konsentrasi Hcl Pada Hidrolisa Sabut Kelapa Untuk Memproduksi Bioetanol. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 22(1) : 10-18.
Azizah, N., Al-Bahri, A.N., dan Mulyani, S. (2012). Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Kadar Alkohol pH Dan Produksi Gas Pada Proses Fermentasi Bioetanol Dari Whey Dengan Substitusi Kulit Nanas. Journal Indonesia Food Technologist. Vol. 2(1) : 45-56.
Hambali, E., S. Mujdalipah, A.H., Tambungan, A.W., Pattiwiri., dan R. Hendroko. (2008). Teknologi Bioenergi. Agro Media, Jakarta.
Jannah, M. A., dan Aziz, T. (2017). Pemanfaatan Sabut Kelapa Menjadi Bioetanol Dengan Proses Delignifikasi Acid-Pretreatment. Jurnal Teknik Kimia. Vol 23(4) : 245-250.
Kartohardjono, S., Anggara, S., dan Yuliusman. (2007). Absorbsi CO2 Dari Campurannya Dengan CH4 atau N2 Melalui Kontraktor Membran Serat Berongga Menggunakan Pelarut Air. Jurnal Teknologi. Vol 11(2) : 97-102.
Permatasari, H.R., Fakhili, G., dan Bety, L. (2014). Pengaruh Konsentrasi H2SO4 dan NaOH terhadap Delignifikasi Serbuk Bambo (Gigantochloa apus). Program Studi Pendidikan Kimia FKIP. Vol 1 (2) : 131-140.
Sari, R.F. (2010). Optimasi Aktivitas Selulase Ekstraseluler dari Isolat Bakteri RF-10. Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Hal : 18-20.
Shofiyanto, M.E. (2008). Hidrolisa Tongkol Jagung oleh Bakteri Selulotik Untuk Produksi Bioetanol Dalam Kultur Campuran. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian.
Tamada, E.A. (1987). Molecular Biology Of The Female Reproductive System. London : USA. Hal: 145-155.
Wignyanto., Suharjono., dan Novita. (2001). Pengaruh Konsentrasi Gula Reduksi Sari Hati Nanas dan Inokulum Saccharomyces Cerevisiae pada Fermentasi Etanol. Jurnal Teknologi Pertanian. Vol 2 (1) : 22-35.
Wurzburg, O.B. (1986). Modified Starches: Properties and Uses. CRC Press, Inc., Boca Raton, Florida. Hal: 122-126.
Published
2022-03-01