Pembuatan bioetanol dari eceng gondok (eichhornia crassipes) dengan perlakuan fermentasi

  • Rosdiana Moeksin Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
  • Liliana Comeriorensi Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
  • Rika Damayanti Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
Keywords: bioetanol, eceng gondok, fermentasi, hidrolisis, pretreatment

Abstract

Eceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan tumbuhan yang digolongkan sebagai gulma perairan dan dapat berkembang biak cepat (3% per hari). Eceng gondok memiliki kandungan Selulosa (64,51%), Pentosa (15,61%), Lignin (7,69%), Silika (5,56%), dan Abu (12%). Selulosa yang terkandung di dalam eceng gondok dapat diolah menghasilkan bioetanol. Proses pembuatan bioetanol dilakukan dalam tiga tahap yaitu pretreatment, hidrolisis, dan fermentasi. Proses pretreatment dilakukan dengan menggunakan larutan NaOH 5% terhadap variasi bahan baku (eceng batang daun kering dan basah; eceng batang kering dan basah). Proses pretreatment dimaksud untuk mengurangi jumlah kandungan lignin yang terikat dengan selulosa. Hasil pretreatment dihidrolisis dengan menggunakan larutan H2SO4 2% pada temperatur 100oC. Selanjutnya, hasil hidrolisis difermentasi menggunakan ragi Saccharomyces cerevisiae dengan berbagai variasi waktu (20; 40; 60; 80; 100; 120 jam). Hasil penelitian menunjukkan kadar bioetanol tertinggi dihasilkan sebesar 60,41925344% dan hasil analisa gas chromatography (GC) menunjukkan kadar bioetanol tertinggi sebesar 67,18%  pada eceng gondok batang kering dan waktu fermentasi 80 jam. Hasil analisa menunjukkan kadar bioetanol tertinggi sebesar 67.18%

References

Astriadita, M.W. dan Fatullah, A. 2012. Pembuatan Bioetanol Berbahan Baku Biji Nangka dengan Variasi Berat Ragi dan Waktu Fermentasi. Laporan Penelitian pada Jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya: tidak diterbitkan.
Bagir, A. dan Perdana, E.G. 2008. Pemanfaatan Serat Eceng Gondok Sebagai Bahan Pembuatan Komposit. Jurusan Teknik Kimia UNDIP, Semarang.
Judoamidjoyo, M. 1992. Teknologi Fermentasi. Jakarta: Raja wali press.
Manggala, Y. 2014. Cadangan Energi Fosil Indonesia Diperkirakan Habis 2025. http://www.m.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/14/06/03/n6liso-cadangan-energi-fosil-indonesia-diperkirakan-habis-2025. Diakses pada 18 Agustus 2014.
Merina, F., Trihadiningrum, Y. 2011. Produksi Bioetanol dari Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes) dengan Zymomonas Mobilis dan Saccharomyces Cerevesiae. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII. Program Studi MMT-ITS. Surabaya, 2011.
Pratiwi, R.A., Amelia, R., Moeksin, R. 2013. Pengaruh Volume Asam (Proses Hidrolisis) dan Waktu Fermentasi Pada Pembuatan Bioetanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit. Jurnal Teknik Kimia, 19 (1): 50-53.
Redaksi. 2014. Bioethanol. http://pphp.deptan.go.id/xplore/view.php. Diakses pada 20 Agustus 2014.
Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi. 1984. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Edisi Ketiga. Liberty: Yogyakarta.
Supriyanto, T., Wahyudi. 2014. Proses Produksi Etanol Oleh Saccharomyces Cerivisiae dengan Operasi Kontinyu Pada Kondisi Vakum. http://eprints.undip.ac.id/13471/1/Artikel_Ilmiah.pdf Diakses pada 20 Agustus 2014.
Suri. A., Yusak. Y., Bulan. R. 2013. Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Kadar Bioetanol dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack) dengan HCL 30% Menggunakan Ragi Roti. Jurnal Saintia Kimia, 1(2): 1-7.
Wiratmaja, I.G., Kusuma, I.G., Winaya, I.N. 2011. Pembuatan Etanol Generasi Kedua dengan Memanfaatkan Limbah Rumput Laut Eucheuma Cottonii Sebagai Bahan Baku. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 5 (1): 75-84.
Published
2016-01-01