Pengaruh waktu dan temperatur terhadap ekstraksi saponin buah mengkudu sebagai bahan baku pembuatan deterjen

  • Sri Haryati Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
  • Amir Mahmud Afandi Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
  • Andre Tiofami Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
Keywords: Deterjen, fosfat, mengkudu, saponin, surfaktan

Abstract

Air limbah deterjen merupakan salah satu polutan atau zat yang mencemari lingkungan karena mengandung surfaktan alkyl benzene sulphonate (ABS) dan fosfat. ABS merupakan deterjen yang tergolong keras dan tak bisa didegradasi oleh mikroorganisme (nonbiodegradable), sedangkan fosfat berdampak terhadap kehidupan biota air sehingga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Perlunya alternatif surkfaktan ramah lingkungan, yaitu dengan memanfaatkan kandungan saponin dalam mengkudu. Saponin dapat bertindak sebagai surfaktan alami dandapat digunakan sebagai bahan bakupembuatan deterjen. Selain itu saponin dapat dengan mudah terdegradasi oleh mikroorganisme sehingga tidak akan mencemari lingkungan. Penelitian ini menggunakan pelarut n-hexana pada sokletasi dan etanol pada proses ekstraksi saponin dari buah mengkudu. Ekstraksi dilakukan denganvariasi suhu 40 0C, 50 0C, 60 0C, 70 0C, 80 0C dengan waktu ekstraksi masing-masing 1 jam, 2 jam, dan 3 jam.. Massa saponin yang tertinggi didapat pada suhu 80 0C dan waktu 3 jam yaitu227.25mg/g (22,72%) untuk buah mengkudu dari daerah Sukarami, Palembang. Dari penelitian ini dihasilkan deterjen yang ramah lingkungan dan sesuai SNI 4594:2010 dengan kandungan phospat 0%, pH 10 dan bagian tidak larut dalam air sebesar 7.23%.

References

Agung, M.P.S., H.J. Eddy, Jovie M.D. (2012). Isolasi dan identifikasi senyawa saponin dan ekstrak metanol batang pisang ambon (Musa paradisiaca var. Sapientum L). Unsrat
Anugweje, K.C. (2015). Micronutrient and phytochemical screening of commercial Morinda citrifolia juice and a popular balckcurrent fruit juice commonly used by Athletes in Nigeria. Proc. World Rural Observations: 40-48
BSN. (2010). Deterjen Serbuk. Badan Standar Nasional
Desphande, H.W., Satwadhar P.N.,, Syed I.S., and Syed K.A,(2010), “Nutritional Composition and Identification of some of the Bioactive Components in Morinda citrifolia Juice, Volume 3: 58-59
H.M. Faizal, K. Huda, Septian A., (2010). Pengaruh rasio (etanol/mengkudu) dan jumlah siklus ekstraksi terhadap yield minyak mengkudu, Journal of Teknik Kimia No 3, Volume 7: 59-68
Rosida, Jernih. (2002). Uji Saponin dalam Lidah Buaya, Limbah Buah Mengkudu dan Daun Mimba, Balai Penelitian Ternak.
Singh,D.R. (2012). Morinda citrifolia L. (noni): A Review of the Scientific Validation for Its Nutritition and Therapeutic Properties, Journal of Diabetes and Endodrinology. Volume 3 (6): 77-91
Susiana, P.S., A.Prima, K., Felicia, Y. (2011). Pengaruh rasio biji teh/pelarut air dan temperatur pada ekstraksi saponin biji teh secara batch. Undip
Toha, Yusuf., Anton F.S, Daniel R.S.H., (2009). Pengaruh pelarut isopropil alkohol 75% dan etanol 75% terhadap ekstraksi saponin dari biji teh dengan variabel waktu dan temperatur, Journal of Teknik Kimia No 3, Volume 16
Published
2016-01-01