Pengaruh waktu fermentasi dan konsentrasi enzim terhadap kadar bioetanol dalam proses fermentasi nasi aking sebagai substrat organik
Abstract
Ketergantungan masyarakat terhadap minyak bumi menempati proporsi terbesar dalam pemakaiannya sebagai sumber energi penduduk. Bioetanol merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai minyak premium. Nasi aking merupakan limbah yang banyak mengandung karbohidrat. Kandungan karbohidrat pada nasi aking sangat berpotensi sebagai sumber bahan bakar nabati ramah lingkungan yang dapat dikembangkan sebagai energi bahan bakar alternatif. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan bioetanol dengan bahan baku nasi aking. Variabel yang dikaji adalah konsentrasi enzim (4,6,8,10,12 gr) untuk menentukan konsentrasi enzim terbaik. Didapatkan konsentrasi enzim terbaik adalah 8 gr setelah proses fermentasi selama 24 jam. Selanjutnya dilakukan pengamatan waktu fermentasi (24,48,72,96, 120,144,168,192,216 jam) untuk menentukan waktu fermentasi terbaik dengan melihat kadar bioetanol dihasilkan. Dari penelitian didapatkan waktu fermentasi terbaik adalah 168 jam dengan kadar bioetanol dihasilkan 26,464% melalui analisa Gas Chromatography dengan nilai kalor 190,9833 kkal/kg.
References
Assegaf, F., 2009. Prospek Produksi Bioetanol Bonggol Pisang (Musa Paradisiacal) Menggunakan Metode Hidrolisis Asam dan Enzimatis. Skripsi. Universitas Jenderal Soedirman : Purwokerto.
Buckle, K.A., dkk, 1987. Ilmu Pangan, Universitas Indonesia (UI. Press) : Jakarta.
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Gaur . 2006. Process Optimization for the Productionof Ethanol Via Fermentation. Dissertation. Depaartment of Biotechnology and Enviroment Sciences Thapar Institute of engineering and Technology (Deemed University). Payiala 147004. Patiala Punjab India.
Judoamidjojo, R.M., darwis, dan E.G. Sa’id. 1992. Teknologi Fermentasi.Bogor. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Bioteknologi Institut Penelitian Bogor.
Komarayati, Sri dan Gusmailina. 2010. Prospek Bioetanol sebagai Pengganti Minyak Tanah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. Bogor.
Lopattananon, N., Thongpin, C. & Sombabsompop, N. 2012. Bioplastic from Blend of Cassava and Rice Flours: The Effect of Blend Composition. International Polymer Processing, XXVII, 3, 334 – 340.
Rahmat, Miftah Nur 2011. Laporan Praktikum Biokimia Umum. Universitas Haluoleo : Kedari.
Rakhmadani, Hijri Agista,dkk.2013. Studi Pemanfaatan Limbah Makanan Sebagai Bahan Penghasil Etanol untuk Biofuel Melalui Proses Hidrolisis pada Kecepatan Pengadukan dan Waktu Fermentasi yang Berbeda. Jurnal Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik. Universitas Dipenogoro : Semarang.
Sassner P, CG Martensson, M Galbe, G Zacchi. 2008. Steam Pretreatment of H2SO4-impregnated Salix for Production of Bioetanol. J. Bioresource Technol.
Susanto, T dan B, Saneto. 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Bina Ilmu : Surabaya.
Taherzadeh, Mohammad J. and Kamiri, Keikhorso. 2007. Acid-BasedHydrolysid Processes for Ethanol from Lignocellulosic Material, BioResources, Vol.2, no. 3, pp 472-499.
Winarno F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi . PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Wiratmaja, I Gede., Kusuma, I Gusti B.W., dan Winaya, I Nyoman S., 2011. Pembuatan Etanol Generasi Kedua dengan Memanfaatkan Limbah Rumput Laut Eucheuma Cottonii Sebagai Bahan Baku. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 5 No.1, Teknik Mesin Universitas Udayana : Bali.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.