Pengaruh adsorben diatomaceous earth terhadap penurunan kadar besi dan ion sulfat dari air asam tambang

  • Faisol Asip Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
  • Noffia Chintyani Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
  • Septi Afria Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Keywords: air asam tambang sintetik, adsorpsi, diatomaceous earth

Abstract

Air asam tambang bisa mencemari lingkungan dan dapat menyebabkan terjadinya perubahan kualitas air jika tidak diolah sebelum dibuang ke lingkungan. AAT mempunyai pH yang rendah juga mengandung konsentrasi ion logam berat yang tinggi seperti aluminium (Al), besi (Fe), dan mangan (Mn). Penelitian ini menggunakan air asam tambang sintetik yang karakteristiknya sama dengan air asam tambang limbah industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengolah limbah air asam tambang menjadi air bersih yang sesuai dengan baku mutu air sehingga tidak mencemari lingkungan. Pengolahan air asam tambang ini dilakukan dengan proses adsorpsi menggunakan diatomaceous earth sebagai adsorben. Variabel yang diteliti adalah ketinggian adsorben, laju alir dan waktu operasi.  Parameter yang diuji adalah pH, Total Dissolved Solid (TDS) dan kandungan ion sulfat dan logam besi. Hasil yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi adsorben,lama waktu operasi, laju alir yang rendah maka semakin tinggi pH yang dihasilkan, penurunan TDS yang lebih tinggi, serta penyerapan ion sulfat dan logam besi yang semakin besar

References

Atkins, P.W., (1999), Kimia Fisika, University Lecturer and Fellow of Lincoln College, Oxford.
Badan Pusat Statistik. 2014. Data Produksi Sektor Pertambangan di Indonesia Tahun 2014.(www.bps.go.id).Diakses pada tanggal 1 Juli 2015 pukul 22.00 WIB.
Bath, S, J.Siregar dan M. Turmuzi. 2014. Penggunaan Tanah Bentonit Sebagai Adsorben Logam Cu. Laporan Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Negeri, Universitas Sumatera Utara.
Clark, G.L. 1960. “Encyclopedia of Chemistry,” Reinhold Publishing Corporation, New York.
Hardiyatmo, C. H. 1999. Mekanika Tanah II. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 113 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Tambang Batubara
Klirk and Othmer. 1979. “Encyclopedia of Chemical Technology,” fifth edition, New York
Kusnoputranto, Haryoto. (1985). Kesehatan Lingkungan. FKM UI. Jakarta.
Nasir, S, E.Ibrahim dan T. Arief. 2013. Perancangan Plant Pengolahan Air Asam Tambang dengan Metode Sand Filtrasi, Ultrafiltrasi dan Reverse Osmosis. Laporan Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Negeri, Universitas Sriwijaya, Indralaya.
Pradhan, Alka dan Jitendra P. Desmukh. 2008. Acid Mine Water. Motilal Vigyan Mahavidyalaya, Bhopal, August 2008.
Samosir, Alexon. 2009.Pengaruh Tawas danDiatomaceous Earth dalam Proses Pengolahan Air Gambut dengan Metode Elektrokoagulasi.(http://repository.usu.ac.id). Diakses pada tanggal 31 Agustus 2015 pukul 20.00 WIB.
Setyaningtas, Tien, dan Sriyanti.2003. Pengaruh Pemanasan Tanah Diatome terhadap Kemampuan Adsorpsi Cd (III) dalam Pelarut Air. Jurnal Mipa-Kimia Vol.VI.No.3, 2003
Skousen, Jeff. 2002. The American Society of Mining and Reclamation. ASMR, 3134 Montavesta Rd., Lexington, KY 40502; West Virginia.
Tresnadi, Hidir. 2008. Karakteristik Air Asam Tambang di Lingkungan Tambang Pit 1 Bangko Barat, Tanjung Enim Sumatera Selatan. Jurnal Teknik LingkunganVol. 9, No. 3: 314-319, September 2008.
Widihati, Gede. 2009. Adsorpsi Ion Pb2+ oleh lempung terinterkalasi surfaktan . Jurnal Jurusan Kimia FMIPA. Universitas Udayana, Bukit Jimbaran. Vol. (1) 27-32, Januari 2009.
Published
2015-12-01