Pembuatan briket bioarang dari campuran batubara dan biomassa sekam padi dan eceng gondok

  • M. Faizal Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
  • Muhamad Saputra Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
  • Fernando Ario Zainal Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Keywords: Briket bioarang, sekam padi, eceng gondok, karbonisasi, nilai kalor

Abstract

Salah satu sumber energi alternatif yang dapat bersaing dengan energi konvensional adalah biomassa yang mana dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan briket bioarang. Biomassa yang memiliki kadar selulosa tinggi dan dapat ditemukan dalam jumlah besar  diantaranya adalah sekam padi dan eceng gondok. Sekam padi merupakan limbah atau hasil samping dari proses penggilingan padi yang masih belum dimanfaatkan dengan optimal. Sedangkan eceng gondok merupakan gulma yang tumbuh di seluruh permukaan air dengan sangat cepat. Biomassa memiliki nilai kalori yang tidak terlalu tinggi, sehingga dalam pemanfaatannya dapat dicampurkan dengan batubara untuk meningkatkan kualitas biomassa tersebut. Metode pembuatan briket bioarang dari campuran batubara dan biomassa sekam padi dan eceng gondok secara garis besar melalui tahapan pembersihan, pengeringan, karbonisasi, pencampuran dan pencetakan. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah temperatur karbonisasi dan komposisi campuran sekam padi, eceng gondok dan batubara. Temperatur karbonisasi yang digunakan yaitu  300 oC, 350 oC, 400 oC, 450 oC dan  500 oC. Dari penelitian yang dilakukan, kondisi optimal dari temperatur karbonisasi sekam padi dan eceng gondok pada 300 oC dan batubara pada 500 oC. Sedangkan komposisi campuran bahan baku yang paling optimal sehingga dihasilkan briket bioarang kualitas terbaik yaitu dengan komposisi 10% sekam padi : 50% eceng gondok : 40% batubara, dimana nilai  kalor sebesar 5100 kal/gr, kadar air lembab 7,71%,  kadar abu 15,28 %, kadar zat terbang 33,45%, kadar karbon terkandung 43,56 % dan waktu penyalaan selama 8,1 menit.

References

Affendi. 2008. Karakterisasi PLTD-Sekam Kapasitas 125 kva di Penggilingan Gabah PT. Pertani-Indramayu. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung. ISBN : 978-979-1165-74-7 VI-2.
Anonim. 2013. Kajian Substitusi Gas dengan Energi Lain pada Sektor Industri. Pusat Data dan Teknologi KESDM: Jakarta.
Anonim. 2015. SNI Briket Arang Kayu. (Online) http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/detail_sni/5781. Diakses pada 24 April 2015.
DESDM. 2005. Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025. Jakarta.
Hartadi, H. M Kamal dan Sulastiyono. 1985 . Penggunaan Konsentrat Protein Daun Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) dalam Ransum Ayam Petelur. Prosiding Seminar Peternakan dan Forum Peternak Unggas dan Aneka Ternak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan:Bogor.
Hasani. 1996. Pembuatan arang aktif konvensional. Jakarta.
Hasim. 2003. Eceng Gongok Pembersih Polutan Logam Berat. Kompas dalam kolom Inspirasi: Jakarta.
Hendra, Djeni. 2011. Pemanfaatan Eceng Gondok Untuk Bahan Baku Briket sebagai Bahan Bakar Alternatif. Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 29 No. 2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan dan Pengolahan Hasil Hutan: Bogor.
Houston. 1972. Rice Chemistry and Technology. American Association of Cereal Ceramic, Inc. Minnecosta.
Jamilatun, Siti. 2008. Sifat-sifat Penyalaan dan Pembakaran Briket Biomassa, Briket Batubara dan Arang Kayu. Jurnal Rekayasa Proses Vol. 2 No.2. Universitas Ahmad Dahlan: Yogyakarta.
Joseph dan Hislop. 1981. Residu Briquetting in Developping Countries. Aplyed Sciense Publisher. London.
Koesoemadinata, R.P. 1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi. ITB: Bandung
Kumar, dkk. 2010. Thermodynamic and Kinetic Studies of Cadmium Adsorption from Aqueous Solution onto Rice Husk. Brazilian Journal of Chemical Engineering, Vol. 27, No. 02, pp. 347 – 355, hlm: 1-9.
Muharyani, Reesi, dkk. 2012. Pengaruh Suhu Serta Komposisi Campuran Arang Jerami Padi dan Batubara Subbituminus pada Pembuatan Briket Bioarang. Jurnal Teknik Kimia No. 1 Vol. 18. Universitas Sriwijaya: Inderalaya.
Onu, Favan, Sudarja, dkk. 2010. Pengukuran Nilai Kalor Bahan Bakar Briket Arang Kombinasi Cangkang Pala (Myristica Fragan Houtt) Dan Limbah Sawit (Elaeis Guenensis). Seminar Nasional Teknik Mesin UMY.
Patabang, Daud. 2012. Karakteristik Termal Briket Arang Sekam Padi Dengan Variasi Bahan Perekat. Jurnal Mekanikal Vol 3 No. 2. Universitas Tadulako: Palu.
Prasad, dkk. 2001. Effect of Rice Husk Ash in Whiteware Compositions. Ceramic International, Vol 27, hal 629-635.
Prasetyaningrum, Aji, dkk. 2009. Optimasi Proses Pembuatan Serat Eceng Gondok untuk Menghasilkan Komposit Serat dengan Kualitas Fisik dan Mekanik yang Tinggi. Riptek Teknik Kimia No.1. Vol .3. Universitas Dipenegoro: Semarang.
Puslitbang. 2012. Peningkatan Produksi Padi Menuju 2020. (Online) http://pangan.litbang.deptan.go.id/index.php/index.php. Diakses tanggal 21 April 2015.
Rafsanjani, Kharis Akbar, dkk. 2012. Studi Pemanfaatan Potensi Biomass Dari Sampah Organik Sebagai Bahan Bakar Alternatif (Briket) Dalam Mendukung Program Eco-Campus. Jurnal Teknik Pomits Vol. 1 No. 1. Institut Teknologi Sepuluh November: Surabaya.
Roechyati. 1983. Kandungan Kimia Eceng Gondok. Surabaya.
Siahaan, Satriyani, dkk. 2013. Penentuan Kondisi Optimum Suhu dan Waktu Karbonisasi pada Pembuatan Arang Dari Sekam Padi. Jurnal Teknik Kimia USU Vol 2 No.1. Universitas Sumatera Utara: Medan.
Soeswanto, Bambang. 2011. Pengaruh Parameter Proses pada Pemungutan Kembali Silika dari Abu Batubara. Tesis. Universitas Diponegoro: Semarang.
Soeyanto. 1982. Cara Membuat Sampah jadi Arang dan Kompos. Yudhistira, Jakarta.
Subroto. 2006. Karakteristik Pembakaran Biobriket Campuran Batubara, Ampas Tebu Dan Jerami. Media Mesin Vol. 7 No.2. Universitas Muhammadiyah: Surakarta.
Suroso. 2005. Kilang Pengolahan BBM Dioptimalkan. Harian Pagi Jawa Pos 11 Maret 2005.
Tarsito, Teguh, dkk. 2013. Pengaruh Variasi Komposisi Briket Organik terhadap Temperatur dan Waktu Pembakaran. Universitas Dipenegoro: Semarang.
Published
2015-12-01