Pengaruh rasio metanol dan tegangan arus elektrolisis terhadap yield biodiesel dari minyak jelantah

  • Rosdiana Moeksin Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
  • M. Zaki Shofahaudy Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
  • Dyah Pratiwi Warsito Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
Keywords: Biodiesel, metanol, elektrolisis, minyak jelantah

Abstract

Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang dapat diperoleh dari minyak tumbuhan, lemak hewan atau minyak bekas oleh karena itu biodiesel digolongkan sebagai bahan bakar yang dapat diperbarui. Secara umum, biodiesel dibuat dari reaksi transesterifikasi, yakni reaksi alkohol dengan trigliserida membentuk metil ester dan gliserol dengan bantuan katalis basa. Dalam pembuatan biodiesel ini digunakan bahan baku minyak jelantah yang berasal dari pecel lele di sekitar wilayah Indralaya, kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.dengan kadar FFA yang didapatkan yaitu sebesar 1,9 % sehingga langsung dilakukan proses transesterifikasi dengan menggunakan metode elektrolisis. Penelitian ini dilakukakan dengan mereaksikan 100 mL minyak jelantah dan metanol dengan bantuan katalis NaOH 1% dan campuran NaCl (0,56wt%) dan aquadest (2 %wt). Pada tahap transesterifikasi dilakukan variasi tegangan listrik dengan variasi 6 V, 9 V, dan 12 V serta rasio volume metanol 20%, 30% dan 40%. Melalui percobaan ini didapatkan yield biodiesel yang paling tinggi pada variasi tegangan listrik 12 V dan rasio volume metanol 20% yaitu sebesar 38,3%.

References

Arita, S., dkk. 2008. Produksi Biodiesel dari Minyak Jelantah dengan Menggunakan Reaksi 2 Tahap (Esterifikasi dan Trans- esterifikasi). Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 15.
Badan standardisasi Nasional. 2015. Biodiesel (SNI 7182:2015). Jakarta: BSN
Clements, L. D. 1996. Blending Rules for Formulating Biodiesel Fuel.Proceedings of the 3rd Liquid Fuels Conference. Nashville: USA.
Mahreni, dkk. 2010. Produksi Biodisel dari Minyak Jelantah Menggunakan Katalis Asam padat (Nafion/SiO2). Jurnal Eksergi Vol. X (2).
Nasikin, M., dkk. 2002. Paditif Peningkatan Angka Setana Bahan Bakar Sola yang Disintesis dari Minyak Kelapa. Makara, Teknologi, Vol. 6, No. 2.
Prihandana, R., dkk. 2006. Menghasilkan Biodiesel Murah. Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Putra R.S., dkk. 2015. Conversion of Methyl Ester from Used Cooking Oil: the Combi- ned Use of Electrolysis Process and Chito- san Energy Procedia 65. 309–316.
Roseno, E. N. 2010. Produksi Gas Klorin Melalui Proses Elektrolisis sebagai Desinfektan. Jurnal Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Intitut Teknologi Sepuluh Nopember.
Setiyo, D. 2012. Elektromediasi Perairan Tercemar: 2. Penggunaan Grafit pada Elektrodekolorisasi Larutan Remazol Black B. Jurnal Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro.
Siswani, E. D., dkk. 2012. Sistensis dan Karateristik Biodiesel dari Minyak Jelantah pada Berbagai Waktu dan Suhu. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta.
Wahyuni, S., dkk. 2015. Pengaruh Suhu Proses dan Lama Pengendapan terhadap Kualitas Biodiesel dari Minyak Jelantah. Pillar of Physics
Yuniwati, M., dan Amelia, A. K. 2009. Kinetika Reaksi Pembuatan Biodiesel dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) dan Metanol de- ngan Katalisator KOH. Jurnal Teknologi, Vol. 2, No. 2, Hal: 130-136
Published
2020-01-01