Karakterisasi edible film kulit durian dengan penambahan antibakteri dari ekstrak bawang putih

  • Yandriani Yandriani Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Indralaya - Indonesia
  • Asyeni Miftahul Jannah Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Indralaya - Indonesia
Keywords: edible film, massa kulit durian, ketebalan film, pemanjangan, zat antibakteri

Abstract

Edible film antibakteri dari kulit durian merupakan salah satu inovasi terbaru di bidang pengemasan makanan. Untuk menambah nilai dari edible film tersebut, maka dilakukan penelitian dengan penambahan bawang putih sebagai zat antibakteri untuk memperlambat waktu pembusukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh massa kulit durian dan volume bawang putih yang terbaik berdasarkan karakteristik fisik dari edible film. Perlakuan yang diterapkan meliputi perbandingan massa kulit durian (3, 4 dan 5) g dan perbandingan volume bawang putih (3, 6, dan 9) mL. Kemudian ditambahkan CMC sebanyak 0,5 g, 50 mL akuades, 2 mL gliserol yang diaduk dan dipanaskan pada suhu 70 0C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kulit durian dan bawang putih yang digunakan berpengaruh terhadap karakteristik edible film antibakteri. Ketebalan film yang dihasilkan pada penelitian ini ialah berkisar antara 0,12 – 0,24 mm. Nilai elongitas yang dihasilkan pada penelitian yaitu antara 11,59%-63,87%. Hal ini menunjukkan bahwa edible film antibakteri yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pengemas makanan karena sudah melewati standar plastik kemasan jenis polypropylene yakni sebesar 23%. Penambahan volume bawang putih pada edible film menghasilkan diameter zona hambatan yg terbentuk terhadap bakteri E. Coli yaitu sebesar 26 mm – 28 mm. Uji pelapisan edible film antibakteri dengan buah anggur akan menjaga kualitas buah tersebut lebih tahan lama. Karakteristik fisik edible film antibakteri yang terbaik diperoleh pada massa kulit durian 5 g dan volume bawang putih 3 mL.

References

AAK. 1998. Pedoman Bertanan Bawang. Yogyakarta: Kanisius
Agustina, M., Istiqlaliyah Y., 2018. Pembuatan Edible Film Antibakteri Berbahan Dasar Pektin Albedo Semangka, Sagu, Dan Ekstrak Bawang Putih. Skripsi. Program Studi Diploma III, Teknik Kimia Jurusan Teknik Kimia. Politeknik Negeri Bandung
Amaliyah, D. M., 2014. Pemanfaatan Limbah Kulit Durian (Durio zibethinus) Dan Kulit Cempedak (Artocarpus integer) Sebagai Edible Film. Jurnal Riset Industri Hasil Hutan, 6(1), 27–34
ASTM., 1983. Annual Book of ASTM Standards. American Society for Testing and Material Philadelpia. New York.
Beodeker plastic. 2013. Polyethylene Spesification. http://www.beodeker.com/polye_p.htm (akses tanggal 21 Desember 2017)
Bozin, B., Dukic, N.M., Bogavac, M.,Suvadjic L., 2008. Chemical Composition, Antioxidant and Antibacterial Properties of Achilles collina Becker ex Heimerl s.l and A.pannonica Scheele Essential oils. Faculty of Medicine, Department of Pharmacy, Hajduk Veljkova. Serbia.
Cerqueira, M. A., A. I. Bourbon, A. C. Pinheiro, J. T. Martins, B. W. S. Souza, J. A. Teixeira, dan A. A. Vicente. 2011. Galactomannans use in the development of edible film/coating for food aplications Food Hydrocolloids. 662-671
Coniwanti, P, Pertiwi, D.,Pratiwi, D.M., 2014. Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Gliserol dan VCO (Virgin Coconut Oil) Terhadap Karakteristik Edible Film dari Tepung Aren. Jurnal Teknik Kimia. 20 (2): 17-23.
Gontard, N., dan S. Guilbert. 1992. BioPackaging: Tecnology and Propertiesof Edible Biodegradable Material of Agricultural Origin.Food Packaging a Preservation.
The Aspen Publisher Inc. Gaithersburg, Maryland.
Greenwood. 1995. Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test, Antimicrobial and Chemotheraphy. United State of America: Mc Graw Hill Company.
Indriyati, L., Indrarti., & Rahimi, E. 2006. Pengaruh Carboxymethyil Cellulose (CMC) dan Gliserol Terhadap Sifat Mekanik Lapisan Tipis Komposit Bakterial Selulosa. Jurnal Sains Materi Indonesia. 8 (1), 40-44.
Kusumasmarawati, A.D. 2007. Pembuatan Pati Garut Butirat dan Aplikasinya dalam pembuatan Edible Film. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Gajah Mada Yogyakarta
Lim, G.O., Jang, S.A. dan Song, K.B. (2010). Physical and antimicrobial properties of Gelidium corneum/nano clay composite film cantaining grapefruit seed extract or thymol. Journal of Food Engineering 98: 415-420.
Mashuni, Andra,M. Ahmad, L.O. Jahiding, M. Hamid, F.H. 2021. Inovasi Bioplastik dari Kitosan dengan Variasi Selulosa Limbah Kulit Durian sebagai Kemasan Makanan Antibakteri. Prosiding Seminar Nasional MIPA 2021, Universitas Halu Oleo press.
Melvin, A., S. Lin (2013). The application of edible polymeric films and coatings in the food industry. Journal of Food Processing and Technology, 4(2): e116. DOI: 10.4172/2157-7110.1000e116
Moulia, N.M., Syarief R., Iriani, E.S., Kusumaningrum, H.D.,Suyatma, N.E., 2018. Antibakteri Ekstrak Bawang Putih. Jurnal Pangan, Vol. 27 No. 1 April 2018 : 55 – 66
Palayukan, L.A.S. 2020. Sifat Fisik Mekanik Dan Daya Hambat Mikroba Edible Film Sodium Alginate/Gum Arabic Dengan Penambahan Gluten Dan Minyak Oregano. Skripsi. Program Studi Ilmu Dan Teknologi Pangan Departemen Teknologi Pertanian. Universitas Hasanuddin.
Pranoto, Y., V.M. Salokhe, and S.K. Rakshit. 2005. Physical and antibacterial properties of alginate-based edible film incorporated with garlic oil. J. Food Res. Intl. 38: 267 −272
Prihandani,S.S., Poeloengan, M., Noor, S.M., Andriani, 2015. Uji Daya Antibakteri Bawang Putih (Allium Sativum L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus, Escherichia Coli, Salmonella Typhimurium Dan Pseudomonas Aeruginosa Dalam Meningkatkan Keamanan Pangan. Informatika Pertanian, Vol. 24 No.1, Juni 2015 : 53 - 58
Putri, R.A.,Yuliasih, I., 2020. Edible Film Antibakteri Bawang Putih (Allium sativum) sebagai Kemasan Bumbu Mie Instan. Agro-Industrial Engineering.IPB University.
Qotimah,K., Dewi, E.N., Purnamayati, L.,2020. Karakteristik Mutu Edible Film Karagenan Dengan Penambahan Minyak Atsiri Bawang Putih (Allium Sativum) Pada Produk Pasta Ikan. JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 1.
Quintavalla, S. 2002. Antimicrobial Food Package in Meat Industry. Experimental station for the Food Preserving Industry, Tanara, 31/A, 43100
Sari, R.P., Wulandari, S.T, Wardhani, D.H., 2013. Pengaruh Penambahan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Terhadap Karakteristik Edible Film Pati Ganyong (Canna edulis Kerr.). Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. 2 (3): 82-87.
Setiani, W., Sudiarti, T. dan Rahmidar, L. 2013. Preparasi dan Karakterisasi Edible Film dari Poliblend Pati Sukun-Kitosan. Valensi. 3(2) : 100- 109.
Sinaga, L. L., Rejekina, M., S., Sinaga M., S., .2013. Karakteristik Edible Film Dari Ekstrak Kacang Kedelai Dengan Penambahan Tepung Tapioka Dan Gliserol Sebagai Bahan Pengemas Makanan. Jurnal Teknik Kimia USU. 2 (4)
Tamal, M.A., Prabandari, A. 2017. Pengaruh Ekstrak Bawang putih dan Formalin Dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Salmonella pada Bakso Sapi pada Lama Penyimpanan yang berbeda. Jurnal JPT Stiper Kutim, Jilid 1 Nomor 1 Hal. 15 – 27.
Wahyuni, S. 2001. Mempelajari Karakteristik Fisika dan Kimia Edible Film dari Gelatin Tulang Domba dengan Plasticizer Gliserol. (Skripsi). Jurusan Ilmu Produksi Ternak. Fakultas Peternakan. IPB.
Warsiki, E., Sunarti, T.C. dan Martua, R.D. (2009).
Pengembangan kemasan antimicrobial (AM) untukmemperpanjang umur simpan produk pangan. Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian Institut Pertanian Bogor hal 579-588. Bogor.
Yulistiani, F., Kurnia, D.R.D., Agustina, M., Istiqlaliyah, Y., 2019. Pembuatan Edible Film Antibakteri Berbahan Dasar Pektin Albedo Semangka, Sagu, Dan Ekstrak Bawang Putih. Jurnal Fluida12(1): 29 -34.
Zulferiyenni, Marniza, Sari, E.N., 2014. Pengaruh Konsentrasi Gliserol dan Tapioka Terhadap Karakteristik Biodegradable Film Berbasis Rumput Laut Eucheuma cottonii. Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian. 19(3): 5-10.
Published
2022-03-01