Analisis karakteristik dan potensi logam pada limbah padat fly ash dan bottom ash di PLTU industri pupuk

  • Marwan Asof Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Inderalaya-Indonesia
  • Susila Arita Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Inderalaya – Indonesia
  • Luthfia Luthfia Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Inderalaya-Indonesia
  • Winny Andalia Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Tridinanti, Palembang-Indonesia
  • Muhammad Naswir Pendidikan Kimia, Fakulas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi, Indonesia
Keywords: Bottom ash, Fly ash, logam berat, X-Ray Flourescence (XRF)

Abstract

Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Indonesia masih didominasi menggunakan bahan bakar batubara pada boilernya. Semakin tinggi kebutuhan listrik di Indonesia akan membuat kebutuhan batubara semakin tinggi, sehingga limbah fly ash dan bottom ash yang dihasilkan akan semakin banyak. Fly ash dan bottom ash digolongkan dalam limbah B3. Pengujian menggunakan instrument analisa X-Ray Fluorescence (XRF) akan diketahui unsur-unsur dan oksida pembawa logam berat yang terkandung dalam limbah fly ash dan bottom ash. Unsur-unsur tersebut antara lain magnesium (Mg), aluminium (Al), silika (Si), posfor (P), sulfur (S), kalium (K), kalsium (Ca), titanium (Ti), vanadium (V), kromium (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobal (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), seng (Zn),  galium (Ga), arsen (As), rubidium (Rb) stronsium (Sr), itrium (Y), zirkon (Zr), argentum (Ag), europium (Eu), timbal (Pb) dalam konsentrasi yang berbeda-beda antara kandungan fly ash dan bottom ash. Beberapa oksida dominan pembawa logam berat yang terdeteksi seperti Fe2O3 sebesar 3,658% pada fly ash dan sebesar 2,237% pada bottom ash; Ag2O pada sampel fly ash kandungannya sebanyak 0,143% dan pada bottom ash sebanyak 0,01%; MnO sebesar 0,036% pada fly ash dan sebanyak 0,015% pada  bottom ash serta oksida ZnO dengan kadar sebesar 0,016% pada fly ash dan 0,019% pada bottom ash.

References

Harijono, D. Fly ash dan Pemanfaatannya. Seminar Nasional Batubara. Yogyakarta:Universitas GajahMada,2006https://doi.org/10.36706/jtk.v26i2.538
Goodarzi, F., Huggins, F.E., Sanei, H., 2008. Assessment of elements, speciation of As, Cr, Ni and emitted Hg for a Canadian power plants burning bituminous coal. International Journal of coal Geology 74, 1–12
https://doi.org/10.36706/jtk.v26i1.439
Damayanti, R. (2018). Abu batubara dan pemanfaatannya: Tinjauan teknis karakteristik secara kimia dan toksikologinya. Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 14(3), 213-231.
Yunita, E. (2017). Analisis Potensi dan Karakteristik Limbah Padat Fly Ash dan Bottom Ash Hasil dari Pembakaran Batubara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PT. Semen Tonasa (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).
Muji, W., & Wahyudi, W. (2018). Analisis Unsur dalam Fly Ash dari Industri PLTU Batubara dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron. Jurnal Teknologi Lingkungan, 19(2), 221-226.
Firman., Rizhan, M., Sahidi, A.A. 2020. Analisis Kandungan Logam Berat Abu Batubara PLTU Bangko Barat Kab. Muara Enim Sumatera Selatan. Jurnal Of Science And Engineering V3:01 (2020)10-16.
Naganathan, S., Mohamed, A. Y. O., & Mustapha, K. N. (2015). Performance of Bricks Made Using Fly Ash and Bottom Ash. Construction and Building Materials, 96, 576– 580.doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2015.08.068
Tiwari, M. Et Al. 2014. Elemental Characterization Of Coal, fly Ash, And Bottom Ash Using An Energy Dispersive X-Ray fluorescence Technique. Applied Radiation And Isotopes 90 (2014) 53–57.
Utami, S.W. 2018. Karakteristik Kimiawi Fly Ash Batu Bara dan Potensi Pemanfaatannya sebagai Bahan Pupuk Organik. Jurnal Agrointek Volume 12, No. 2. Politeknik Negeri Cilacap.
Singh, M., & Siddique, R. (2015). Properties of Concrete Containing High Volumes of Coal Bottom Ash as Fine Aggregate. Journal of Cleaner Production, 91, 269–278. doi:10.1016/j.jclepro.2014.12.026
Published
2022-03-01