PENGARUH DOSIS BIOKOAGULAN BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) DAN WAKTU PENGADUKAN TERHADAP NILAI PH DAN TURBIDITAS PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TEMPE
Abstract
ABSTRAK: Tempe merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang telah dikenal dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat lokal hingga mancanegara. Produksi tempe di Indonesia sangat tinggi, sekitar 50% kedelai di Indonesia digunakan untuk produksi tempe. Limbah yang dihasilkan dari industri tempe dapat dibedakan menjadi dua yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah cair industri tempe umumnya mempunyai warna putih yang sedikit keruh, beraroma busuk dan menyengat, serta berbusa. Pengolahan limbah cair umumnya menggunakan proses koagulasi dan floktuasi dengan bantuan koagulan. Koagulan yang digunakan pada penelitian kali ini berupa koagulan alami atau biokoagulan karena lebih ramah lingkungan dan juga biodegredable. Biji pepaya merupakan koagualan alami yang digunakan pada penelitian ini karena memiliki kandungan tannin yang berperan sebagai koagulan. Setelah proses koagulasi sampel akan dilakukan analisa pH dan analisa turbiditas menggunakan pH meter dan turbidity meter. Penelitian ini menggunakan biokoagulan dengan variasi dosis 500, 1000, dan 1500 mg/L dengan pengadukan cepat 120 rpm selama 2 menit dan dilanjutkan pengadukan lambat 80 rpm dengan variasi waktu 10, 15, 20, 15, 25, dan 30 menit. Hasil penurunan turbiditas tertinggi yaitu 82,88% untuk dosis 1500 mg/L dengan waktu pengadukan 25 menit. Kenaikan pH tertinggi yaitu 4,25 dengan pH awal 4,21 pada dosis 500 mg/l dengan waktu pengadukan 20 menit.
Kata Kunci: bio koagulan, biji pepaya, limbah tempe, kekeruhan