PENGARUH KONSENTRASI NaOH TERHADAP KADAR SELULOSA PADA PROSES DELIGNIFIKASI DARI SERAT KAPUK SEBAGAI BAHAN BAKU BIODEGRADABLE PLASTIC BERBASIS SELULOSA ASETAT
Abstract
ABSTRAK : Penggunaan plastik konvensional secara besar-besaran oleh manusia telah membawa dampak negatif pada aspek sustainability dan keramahan lingkungan dalam kehidupan manusia karena masalah bahan baku dan sampahnya. Salah satu solusi dari masalah tersebut adalah menggunakan plastik yang dapat terdegradasi dan berasal dari biomassa yang dapat diperbaharui atau disebut juga dengan biodegradable plastik. Kapuk randu memliki komposisi lignoselulosa yang yaitu hemiselulosa 32%, selulosa 38%, dan lignin 20% yang memungkinkan menjadi bahan baku biodegradable plastic berbasis selulosa asetat. Salah satu tahapan dalam proses pembuatan selulosa asetat adalah proses delignifikasi, dimana pada proses ini terjadi pengurangan kadar lignin dan diharapkan terjadi peningkatan kadar selulosa yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh konsentrasi NaOH terhadap konsentrasi selulosa pada proses delignifikasi. Pada proses delignifikasi digunakan variasi pelarut NaOH 8%, 10%, dan 12% dengan temperatur 75oC dan waktu pemasakan selama 3 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan NaOH 8%; 10%; 12% berturut-turut menghasilkan kadar selulosa 18%, 40%, dan 50%. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh jumlah konsentrasi pelarut NaOH barbanding lurus terhadap jumlah konsentrasi hemiselulosa yang dihasilkan dan diperoleh konsentrasi maskimum NaOH sebagai pelarut adalah 12%.
Kata Kunci: biodegradable plastic, serat kapuk, NaOH, selulosa
ABSTRACT : The massive use of conventional plastics by humans has had a negative impact on aspects of sustainability and environmental friendliness in human life due to raw material and waste problems. One solution to this problem is to use plastics that can be degraded and derived from renewable biomass or also known as biodegradable plastics. Kapok has a lignocellulose composition, namely 32% hemicellulose, 38% cellulose, and 20% lignin which allows it to become a cellulose acetate-based biodegradable plastic raw material. One of the steps in the process of making cellulose acetate is the delignification process, where in this process there is a reduction in lignin levels and an increase in cellulose levels is expected. This study aims to determine the effect of NaOH concentration on cellulose concentration in the delignification process. In the delignification process, 8%, 10%, and 12% NaOH solvents were used with a temperature of 75oC and a cooking time of 3 hours. The results showed that the NaOH solution was 8%; 10%; 12% yielded a cellulose content of 18%, 40%, and 50%, respectively. From these results, it can be concluded that the effect of the total concentration of NaOH solvent is directly proportional to the amount of hemicellulose concentration produced and the maximum concentration of NaOH as a solvent is 12%.
Keywords: Biodegradable Plastic, Cotton Fiber, NaOH, Cellulose