ANALISIS DAN STABILISASI LERENG TIMBUNAN TANAH PENUTUP DI PT. BUMI MERAPI ENERGI

  • H Waristian Teknik Pertambangan, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • D Purbasari Teknik Pertambangan, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • A Alhadi Teknik Pertambangan, Universitas Sriwijaya, Palembang
Keywords: Timbunan, Faktor keamanan, Simulasi, Stabilisasi

Abstract

ABSTRAK: Lereng timbunan merupakan lereng yang dibentuk dari material hasil penggalian. Material hasil penggalian tersebut membuat kondisi lereng lebih riskan dibanding kondisi lereng yang berada dalam kondisi alami. Hal ini dikarenakan material pembentuk lereng timbunan merupakan loose material dan telah mengalami faktor pengembangan. Kondisi seperti ini membuat perlu adanya penanganan khusus pada area timbunan mengingat area ini biasanya akan digunakan sebagai area untuk reklamasi dan pascatambang. Sehingga keberhasilan proses reklamasi dan pasca tambang ikut ditentukan oleh stabilitas lereng timbunan. Kemantapan lereng dapat dinyatakan dengan nilai dari faktor keamanan (FK) yang merupakan suatu perbandingan antara gaya penahan dan penggerak. Apabila gaya penahana lebih besar dari gaya penggerak maka lereng tersebut dalam kondisi yang stabil. Lapisan penyusun lereng timbunan pada lokasi penelitian didominasi oleh sandstone dengan persentase 40,45%, claystone 22,18%, soil 19,47% selain itu terdapat siltstone dan coaly shale. Material-material tersebut diuji untuk mendapatkan data sifat mekanik batuan berupa kohesi, sudut geser dalam dan density material. Simulasi FK lereng timbunan dilakukan pada dua ketinggian disposal yaitu 40 m dan 60 m dengan level saturasi pada 0%, 50% dan 100%. Dari hasil simulasi didapatkan FK pada rentang 0,87 hingga 1,05 untuk lereng dengan ketinggian 40 m dengan sudut lereng sebesar 200 . Kondisi ini stabilisasi dengan melakukan pemadatan per layer 0,5 m dan menurunkan sudut lereng sebesar 130 dan 150 untuk mendapatkan FK sebesar 1.126 hingga 1.458. Pada simulasi lereng dengan ketinggian 60m didapatkan FK pada rentang 1,008 hingga 1,21 dengan sudut lereng 150 . Hasil tersebut menunjukkan lereng dalam kondisi riskan sehingga perlu dilakukan penyesuaian sudut lereng sebesar 130 untuk mendapatkan FK sebesar 1,366.

Kata Kunci: Timbunan, Faktor keamanan, Simulasi, Stabilisasi

ABSTRACT: The dumping area is a slope formed from the excavated materials. The excavated material makes slope conditions more risky than slopes that are in natural conditions. This is because the material for the embankment slope is a loose material and has undergone a development factor. Conditions like this make it necessary to have special handling in the stockpile area considering that this area will usually be used as an area for reclamation and post-mining. Slope stability can be expressed by the value of the safety factor (FK) which is a comparison between the driving force and the driving force. If the holding force is greater than the driving force, the slope is in a stable condition. The embankment slope constituent layer at the research location is dominated by sandstone with a percentage of 40.45%, claystone 22.18%, soil 19.47% besides that there are siltstone and coaly shale. These materials were tested to obtain data on the mechanical properties of the rock in the form of cohesion, inner shear angle and material density. Heap slope FK simulations were performed at two disposal heights, namely 40 m and 60 m with saturation levels at 0%, 50% and 100%. From the simulation results obtained FK in the range of 0.87 to 1.05 for slopes with a height of 40 m with a slope angle of 200. This condition is stabilized by compaction per layer 0.5 m and decreasing the slope angle by 130 and 150 to obtain a FK of 1.126 to 1.458. In the simulation of a slope with a height of 60m, the FK obtained in the range 1.008 to 1.21 with a slope angle of 150. These results indicate the slope is in a risky condition so it is necessary to adjust the slope angle of 130 to get a FK of 1.366.

Keywords: Stockpile, Safety Factor, Simulation, Stabilization

Published
2021-07-01