PEMANFAATAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG RAJUNGAN (Portunus pelagicus) SEBAGAI MATERIAL ADSORPSI

  • Tyara Kumala Putri Institut Teknologi Sumatera
  • Mustafa Mustafa Institut Teknologi Sumatera
  • Rifqi Sufra
  • Misbahudin Alhanif
  • Leni Resmiati
Keywords: adsorben, ekstraksi, kitin, kitosan, rajungan

Abstract

Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan komoditas kepiting dari sektor perikanan dan berperan
penting dalam sektor ekspor produk perikanan Indonesia. Sebagian besar industri perikanan di Indonesia hanya memanfaatkan dagingnya sedangkan bagian lain seperti cangkang dibuang begitu saja dan menjadi limbah. Limbah cangkang rajungan yang dihasilkan menyumbang 57% dari total berat. Total ekspor daging rajungan meningkat dari 10,9 ribu ton pada 2014 menjadi 19,4 ribu ton pada 2016. Akibatnya, jumlah limbah cangkang rajungan meningkat. Serpihan cangkang kepiting mengandung 30-40% protein, 30-50% kalsium karbonat (CaCO3), dan 20-30% kitin. Kitin dapat diubah menjadi kitosan melalui proses demineralisasi, deproteinisasi, dan deasetilasi. Kitosan merupakan polimer polikationik dan dapat digunakan dalam berbagai bidang, antara lain sebagai bahan adsorpsi (penyerap). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mensintesis dan mengkarakterisasi kitosan dari limbah cangkang rajungan dengan perhitungan rendemen, pengujian kadar air dan kadar abu. Penelitian ini meliputi proses demineralisasi, deproteinisasi dan deasetilasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suhu dan waktu aktivasi berpengaruh nyata terhadap penurunan rendemen, kadar abu dan kadar air kitosan. Kadar air terendah dicapai sebesar 2,25% pada suhu 100°C selama 14 jam, sedangkan varian tanpa aktivasi mencapai hasil pengujian kadar air tertinggi yaitu 11,81%. Kadar abu terendah diperoleh pada suhu 80°C selama 14 jam yaitu 0,04%, dan kadar abu tertinggi diperoleh dengan 3,94% untuk varian tanpa aktivasi.

Published
2024-05-15