PERMUKIMAN TANGGAP BANJIR DI KAMPUNG 7 ULU, PALEMBANG (MELALUI PENDEKATAN ARSITEKTUR RESPONSIF)
Abstract
ABSTRAK: Palembang, merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki permukiman tepian sungai. Beberapa pemukiman tepian sungai terdiri dari rumah yang tersusun secara tidak merata, sebagian berupa kawasan padat penduduk. Wilayah permukiman tepian sungai memiliki potensi banjir yang tinggi. Berdasarkan topografi, wilayah daerah tepian sungai memiliki kontur tanah yang landai, sulitnya akses kendaraan masuk, utilitas yang buruk, dan kurangnya kawasan terbuka hijau membuat kawasan permukiman tepian sungai rawan akan bencana banjir dan luapan sungai. Salah satu kawasan perkampungan yang paling terdampak adalah Kampung 7 Ulu. Permasalahan dalam kajian ini adalah bagaimana menghubungkan suatu pendekatan yang dapat menjadi acuan dalam membangun suatu pemukiman tanggap banjir. Tujuan kajian ini adalah dapat membangun suatu pemukiman yang tanggap akan banjir melalui pendekatan yang ada. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah observasi lingkungan permukiman dan mereview data sekunder dari buku laporan dan artikel jurnal terkait. Kawasan perkampungan 7 Ulu merupakan kawasan kumuh, masyarakat setempat kurang memperdulikan pengelolaan sampah sendiri sehingga menjadi salah satu penyebab banjir. Kesimpulannya, melakukan pendekatan “Arsitektur Responsif”, dapat menjadi alternatif untuk mengurangi bencana banjir. Dengan kata lain, optimalisasi dalam perancangan permukiman melalui respon yang peka terhadap lingkungan sekitar akan menjadi bentuk antisipasi jika terjadi suatu bencana banjir.
Kata Kunci: Permukiman, Tanggap Banjir, Arsitektur Responsif
ABSTRACT: Palembang, is one of the cities in Indonesia which has a river bank settlement. Several riverbank settlements consist of houses that are unevenly arranged, some of which are densely populated areas. The settlement area on the river bank has a high potential for flooding. Based on the topography, the riverbank area has sloping land contours, difficult access to vehicles, poor utility, and a lack of green open areas, making riverbank residential areas prone to floods and river overflows. One of the most affected settlement areas is Kampung 7 Ulu. The problem in this study is how to connect an approach that can be used as a reference in building a flood-responsive settlement. The objective of this study is to build a flood-responsive settlement through the existing approach. The method used in this study is observing the residential environment and reviewing secondary data from related books and journal articles. The village area of 7 Ulu is a slum area, the local community does not care about their own waste management so that it is one of the causes of flooding. In conclusion, adopting a "Responsive Architecture" approach can be an alternative to reduce flood disasters. In other words, optimization in settlement design through a sensitive response to the surrounding environment will be a form of anticipation in the event of a flood disaster
Keywords: Settlement, Flood Response, Responsive Architecture