KOLABORASI KONSEP ISLAMI DAN ARSITEKTUR TROPIS PADA PERANCANGAN MASJID AL UKHUWAH BINTARO TANGERANG SELATAN
Abstract
Masjid di lingkungan Bintaro ini diharapkan bukan hanya digunakan sebagai tempat ibadah juga digunakan sebagai pusat berkumpulnya warga dengan segala kegiatannya yang positif baik itu pengajian rutin, pusat infaq dan sedekah, serta rapat dan diskusi aktif membicarakan setiap permasalahan yang dikontribusikan untuk kemajuan lingkungan perumahan ini. Arsitektur masjid terlanjur melekat pada pemikiran masyarakat dengan bentukan masjid yang sering kali dilihat. Pada akhirnya bentukan tersebut menjadi satu konsepsi yang berulang kali direproduksi oleh masyarakat dari berbagai fase waktu dan kalangan sehingga menjadi seolah baku yang diyakini kebenarannya. Konsepsi tersebut dapat terlihat dari pemahaman yang melekat misalnya masjid harus memiliki kubah yang sering kali berbentuk seperti bawang, hingga timbul pemikiran bahwa semakin besar kubahnya semakin megah masjidnya. Dulu Arsitektur masjid seolah lahir dari bagaimana setiap masyarakat memiliki persepsi pada umumnya dalam mengenal identitas masjid secara sederhana tanpa melihat bagaimana sejarah arsitektur masjid, pola ruang secara secara detail, dan prinsip-prinsip bangunan ibadah agar masjid ini bisa memiliki nilai sakral bagi penggunanya baik secara fisik maupun nonfisik.Dalam mereproduksi makna dan identitas masjid sebagai tempat ibadah yang sangat sakral dibutuhkan konsep mendasar bagi umat Islam yakni konsep Islami yang mengandung nilai-nilai dari Al Quran dan Hadist. Namun konsep ini tidak bisa berdiri sendiri, agar bisa diaplikasikan pada bangunan sesuai konteksnya. Arsitektur tropis dipilih sebagai konsepsi yang mewakili konteks dari kondisi tapak dari masjid ini sehingga bisa menggagas desain yang mampu menghadirkan nilai sakral masjid namun sangat kontekstual.