PERKEMBANGAN STRUKTUR GEOLOGI PADA KALA PLIO-PLEISTOSEN DI ZONA SESAR CIMANDIRI, SEGMEN SAGULING, JAWA BARAT

  • T. Noorputri Teknik Geologi, Universitas Sriwijaya
  • S. N. Jati Teknik Geologi, Universitas Sriwijaya
Keywords: Cimandiri, Struktur,, Sesar, Lipatan, Plio-Pleistosen

Abstract

ABSTRAK: Pulau Jawa terbentuk pada aktif margin dari dua lempeng yang bersifat konvergen. Proses tektonik tersebut menyebabkan terbentuknya struktur geologi di pulau ini. Lokasi penelitian secara keruangan terdapat pada Cekungan Bogor, tepatnya zona Sesar Cimandiri, Segmen Saguling. Penelitian bertujuan untuk menganalisis perkembangan struktur geologi yang terbentuk pada kala Pliosen-Pleistosen di daerah penelitian. Metode penelitian dilakukan dengan observasi lapangan, akumulasi data, dan analisis studio. Berdasarkan hasil analisis struktur geologi daerah penelitian didapatkan lima struktur geologi, yaitu tiga lipatan dan dua sesar. Struktur lipatan yang berkembang pada daerah penelitian meliputi Antiklin Rajamandala, Sinklin Cipanas dan Antiklin Saguling. Antiklin Rajamandala memiliki hinge surface N224oE/81o, Sinklin Cipanas dengan N055oE/86o dan Antiklin Saguling N051oE/88oE. Struktur sesar yang terbentuk di daerah penelitian yakni Sesar Citarum dan Sesar Pasir Pogor, dimana keduanya termasuk dalam jenis sesar mendatar kiri (sinistral). Sesar Citarum ditemukan pada dua lokasi pengamatan dengan kedudukan N005oE/76 dan N022oE/86o, sedangkan Sesar Pasir Pogor pada satu lokasi pengamatan dengan kedudukan N028oE/87o. Sesar Citarum memotong Antiklin Rajamandala, Sinklin Cipanas dan Antiklin Saguling dengan jarak pergerakan sejauh 200-500 meter, kemudian Sesar Pasir Pogor memotong dengan jarak pergerakan sejauh 50-150 meter. Mekanisme perkembangan struktur geologi daerah penelitian terbentuk pada fase kompresi Pliosen-Pleistosen. Hal ini ditandai terbentukan ketiga struktur lipatan berupa sinklin dan antiklin yang membuat Formasi Rajamandala dan Formasi Citarum terlipat dengan tegasan utama berturut-turut berarah 10°,N152°E, 03°,N325°E serta 06°,N136°E. Selanjutnya, kehadiran sesar mendatar kiri (sinistral) dengan tegasan utama 18°,N322°E dan 18°,N341°E yang berorientasi Barat Laut-Tenggara. Pola lipatan dengan arah Timur Laut-Barat Daya ini termasuk bagian dari zona Sesar Cimandiri.

Kata Kunci: Cimandiri, Struktur, Sesar, Lipatan, Plio-Pleistosen

ABSTRACT: Java Island is formed on the active margins of two convergent plates. This tectonic process led to the formation of the geological structure on this island. The research location is spatially located in the Bogor Basin, to be precise the Cimandiri Fault zone, Saguling Segment. The research aims to analyze the development of the geological structures formed during the Pliocene-Pleistocene period in the study area. The research method was carried out by field observation, data accumulation, and studio analysis. Based on the results of the geological structure analysis of the study area, there are five geological structures, namely three folds and two faults. The fold structures that developed in the study area included the Rajamandala Anticline, Cipanas Syncline and Saguling Anticline. The Rajamandala anticline has a N224oE/81o hinge surface, Cipanas Syncline with N055oE/86o and Saguling Anticline N051oE/88o. The fault structures formed in the study area are the Citarum Fault and the Pasir Pogor Fault, both of which are classified as left horizontal (sinistral) faults. The Citarum Fault was found at two observation locations with the position N005oE/76o and N022oE/86o, while the Pasir Pogor Fault at one observation location was N028oE/87o. The Citarum Fault cuts the Rajamandala Anticline, Cipanas Syncline and Saguling Anticline with a movement distance of 200-500 meters, then the Pasir Pogor Fault cuts with a movement distance of 50-150 meters. The development mechanism of the geological structure of the study area was formed in the Pliocene-Pleistocene compression phase. This is indicated by the formation of the three fold structures in the form of syncline and anticline which make the Rajamandala Formation and the Citarum Formation folded with the main stress, respectively, with directions of 10°,N152°E, 03°,N325°E and 06°,N136°E. Furthermore, the presence of a left horizontal fault (sinistral) with a main stress of 18°,N322°E and 18°,N341°E which is oriented Northwest-Southeast. This fold pattern with the Northeast-Southwest direction is part of the Cimandiri Fault zone.

Keywords: Cimandiri, Structure, Faults, Folds, Plio-Pleistocene

Published
2021-07-09