PENGEMBANGAN PENERAPAN KRITERIA DESAIN EKODRAINASE PADA KAWASAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
Abstract
ABSTRAK: Upaya untuk mengantisipasi dampak hidrologi yang ditimbulkan dari pembangunan kawasan perumahan salah satunya adalah dengan penataan dan pengelolaan jaringan tata air dan tata ruang secara komprehensif. Salah satu konsep drainase yang berkembang dalam beberapa tahun terakhir ini adalah konsep ekodrainase (eco drainage). Ekodrainase mengelola kelebihan volume limpasan dengan cara sebanyak-banyaknya diresapkan ke dalam tanah atau mengalirkan ke sungai dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya. Dalam konsep ekodrainase, kelebihan volume limpasan dikelola sehingga tidak mengalir secepatnya ke sungai. Air hujan diresapkan ke dalam tanah melalui bangunan resapan. Hal ini dilakukan guna meningkatkan kandungan air tanah untuk cadangan pada musim kemarau mengingat semakin minimnya persediaan air tanah dan tingginya tingkat pengambilan air. Konsep ini belum banyak diimplementasikan oleh para Badan Usaha Jasa Kontruksi (BUJK) dalam hal ini para pengembang perumahan dan permukiman. Para pengembang masih memilih untuk menerapkan drainase konvensional pada kawasan yang dibangun. Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran dari para pengembang. Adanya stigma yang menganggap bahwa perencanaan ekodrainase lebih rumit dan mahal dibanding dengan drainase konvensional memperparah kondisi tersebut. Dalam menghadapi permasalahan seperti diatas, langkah awal yang diperlukan adalah membangun dan meningkatkan kesadaran serta pemahaman para BUJK terutama pengembang perumahan dan pihak yang terlibat didalamnya akan pentingnya konsep ekodrainase tersebut. Oleh karena itu, agar penerapan konsep ekodrainase di kalangan BUJK dapat lebih diperluas lagi, maka perlu dilakukan suatu penyuluhan dan sosialisasi mengenai cara penerapan dan manfaat dari konsep tersebut dalam upaya untuk mengantisipasi banjir dan kekeringan melalui pengelolaan air hujan.
Kata Kunci: ekodrainase, limpasan air hujan, BUJK, perumahan, permukiman
ABSTRACT: One of the efforts to anticipate the hydrological impacts of housing development is the arrangement and management of a comprehensive water system and spatial planning network. One of the drainage concepts that has developed in recent years is the concept of eco drainage. Ecodrainage manages the excess volume of runoff by infiltrating as much as possible into the soil or draining it into rivers without exceeding the previous river capacity. In the ecodrainage concept, the excess volume of runoff is managed so that it does not flow immediately into the river. Rainwater is infused into the soil through the infiltration building. This is done to increase the groundwater content for reserves in the dry season, given the lack of groundwater supplies and the high level of water withdrawal. This concept has not been widely implemented by Badan Usaha Jasa Kontruksi (BUJK), in this case housing and settlement developers. The developers still choose to apply conventional drainage in the built area. One of the factors causing this is the lack of understanding and awareness of the developers. There is a stigma that considers ecodrainage planning to be more complicated and expensive than conventional drainage to exacerbate these conditions. In dealing with problems like the one above, the first step needed is to build and increase awareness and understanding of BUJKs, especially housing developers and those involved in it, of the importance of the ecodrainage concept. Therefore, in order to expand the application of the ecodrainage concept among the BUJK, it is necessary to carry out an extension and outreach on how to apply and benefit from this concept in an effort to anticipate floods and droughts through rainwater management.
Keywords: ecodrainage, rainwater runoff, BUJK, housing, settlement