KAJIAN RAGAM HIAS ARSITEKTURAL CANDI BUMIAYU SUMATERA SELATAN

  • Ardiansyah Ardiansyah Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Sriwijaya
  • Ria Dwi Putri Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Sriwijaya
  • Iwan Muaraman Ibnu Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Sriwijaya
Keywords: Ragam Hias, Arsitektural, Candi, Bumiayu

Abstract

ABSTRAK : Kompleks Percandian Bumiayu adalah salah satu situs percandian yang berada di Sumatera Selatan dan satu satunya yang pernah dipugar dan dibuka untuk wisata. Pusat kerjaan Sriwijya berdasarkan temuan prasasti berada di Palembang sehingga hal ini juga sekaligus meliputi wilayah disekitarnya termasuk situs Bumiayu yang berada di sekitar Muara Enim atau sekaran tepatnya di kabupaten Penukal Abab dan Lematang Ilir. Di Palembang sendiri belum ditemukan bangunan candi secara utuh sehingga menimbulkan beberapa keraguan dari beberapa ahli kemungkinan lokasi lainnya sebagai pusat Sriwijaya seperti Muaro Jambi yang memiliki kawasan sebaran candi. Temuan candi di Sumatera pada umumnya memiliki bentuk polos dan sederhana tanpa ornament akan tetapi memiliki bentuk kaki dan badan candi yang telah dipugar sedangkan pada situs percandian Bumiayu kondisi pemugaran hanya sebatas pondasi atau kaki candi yang tidak juga selesai pemugaranya. Akan tetapi pada situs bumiayu terdapat petunjuk sisa reruntuhan berupa ragam hias seperti ornament, antefik dan moulding candid an sangat lengkap dan masih jelas detailnya. Karakter ragam hias Candi Bumiayu umumnya mendapat pengaruh Hindu hal ini bertolak belakang dengan kepercayaan utma kerjanaan Sriwijaya yaitu Budha. Kajian estetika ragam hias ini penting dilakukan agar didapatkan petunjuk pengaruh dan sebaran periode terkait gaya ragam hias yang digunakan pada candi tersebut. Penelitian terkait ragam hias ini adalah penelitian lapangan (fields research) dan metode yang digunakan didalam pembacaan bentuk ragam hias dengan menggunakan pendekatan hermeunetik. Berdasarkan hasil kajian terhadap ragam hias pada Candi Bumiayu memiliki keterkaitan dengan candi di Jawa Timur dengan bentuk dan teknik pembuatan yang sangat identik sehingga membuka ruang penelitian keterkaitan kedua wilayah tersebut, kemungkinan hubungan budaya ini sangat mungkin karena sebaran pengaruh ini bisa terjadi pada masa pengaruh kerajaan Singosari dan Majapahit. Atau hasil penelitian ini bisa saja berkembang dan menjadi temuan penting akan keberadaan Hindu di tengah pengaruh Budha di Sumatera Selatan.

Kata Kunci: Ragam Hias; Arsitektural ; Candi ; Bumiayu

ABSRACT: Bumiayu Temple Complex is one of the bathing sites in South Sumatra and the only one that has been restored and opened for tourism. The Sriwijya work center based on the findings of the inscription is in Palembang so that this also covers the surrounding area including the Bumiayu site which is around Muara Enim or now to be precise in the districts of Penukal Abab and Lematang Ilir. In Palembang, the temple has not yet been found in its entirety, which raises some doubts from some experts about the possibility of other locations as the center of Sriwijaya such as Muaro Jambi which has a temple distribution area. The findings of temples in Sumatra generally have a plain and simple shape without ornament, but have the shape of the legs and body of the temple that have been restored, while at the site of Bumiayu the restoration conditions are only limited to the foundation or the foot of the temple which has not been completely restored. However, at the Bumiayu site, there are clues to the remains of ruins in the form of decorations such as ornamentation, antifics and candid molding which are very complete and the details are still clear. The character of the Bumiayu Temple decoration generally has a Hindu influence, this is contrary to the main belief of Srivijaya, namely Buddhism. This aesthetic study of decorative styles is important in order to obtain clues to the influence and distribution of periods related to the decorative styles used in the temple. This research related to decorative styles is field research and the method used in reading ornamental forms uses a hermeneutical approach. Based on the results of the study of the ornamental variety in Bumiayu Temple, it is related to temples in East Java with very identical forms and manufacturing techniques so that it opens space for research on the relationship between the two regions, it is possible that this cultural relationship is very possible because the distribution of this influence could occur during the influence of the Singosari kingdom. and Majapahit. Or the results of this research may develop and become an important finding of the existence of Hinduism amid Buddhist influence in South Sumatra.

Keywords : Variety of Ornamental; Architectural; Temple; Bumiayu

Published
2021-07-15