REDESIGN HYDRAULIC FRACTURING DALAM USAHA OPTIMASI PRODUKSI PADA SUMUR X-100 LAPANGAN X BLOK RIMAU PT. XYZ
Abstract
ABSTRAK : Suatu reservoir yang memiliki cadangan hidrokarbon dalam jumlah yang besar dan hidrokarbon tersebut tidak dapat diproduksi secara optimal dikarenakan oleh kemampuan batuan untuk mengalirkan fluida yang kurang baik (tight permeability). Permasalahan tersebut bisa diatasi dengan stimulasi hydraulic fracturing. Konsep dasar dari hydraulic fracturing adalah membentuk volume rekahan dengan target tinggi, panjang, dan lebar rekahan yang optimal sehingga memperbesar jari-jari efektif sumur (rw`) dan membuat permeabilitas batuan yang baru (k`), guna mendapatkan peningkatan produksi yang optimal. Hasil produksi sumur X-100 menunjukkan bahwa produksi maksimal 60 BOPD tetapi setelah dilakukan perekahan, produksi pertama kali yang diperoleh 46,17 BOPD, selanjutnya menurun menjadi 20,44 BOPD hingga mencapai 7,32 BOPD, dengan penurunan produksi tersebut menjadikan alasan akan dilakukan perekahan kembali. Selain itu, hal yang menjadi alasan dilakukan redesign adalah tinggi dan panjang rekahan yang melebihi target perencanaan. Hasil redesign menunjukkan bahwa arah rekahan akan terjadi secara vertikal, panjang rekahan lebih jauh dari tinggi rekahan, jumlah proppant yang diperlukan 12900 lbs, jumlah fluida perekah 5887 gallon, tekanan injeksi dipermukaan 3375 psi, daya pompa yang diperlukan 1157 hp, laju injeksi 14 BPM sehingga waktu injeksi slurry untuk tercapainya rekahan optimum selama 11,65 menit. Perencanaan ulang perekahan hidrolik menghasilkan panjang rekahan optimum 157,87 ft, jari-jari sumur baru (rw`) 81,64 ft, peningkatan produksi 3,85 kali, dan total biaya stimulasi $68935. Dengan adanya jari-jari sumur yang baru (rw`) dan peningkatan produksi, maka biaya stimulasi dapat terkembalikan selama 9,6 hari dari hasil produksi sumur setelah perekahan ulang.
Kata Kunci : Reservoir, Permeability, Perekahan, dan Optimalisasi
ABSTRACT: A reservoir with hydrocarbon reserves in large numbers and the hydrocarbons cannot be produced due to the ability to optimally rock to drain fluids that are less good (tight permeability). These problems can be overcome by hydraulic fracturing stimulation. The basic concept of hydraulic fracturing is formed with a target volume of fracture height, length, and width of the optimal fracture thereby expanding the effective radius of the well (rw `) and create a new rock permeability (k`), in order to obtain optimum production increase. Production wells X-100 showed that the maximum production of 60 BOPD but after fracturing, the production was first obtained 46.17 BOPD, subsequently decreased 20.44 BOPD until to reach 7.32BOPD, with a decrease in the production will be performed to make the reason cracking again. In addition, it is the reason redesign is carried high and fracture length exceeding planning targets. Redesign results indicate that the direction of the fracture will occur vertically, fracture length further from the fracture height, the required number of 12,900 lbs of proppant, the amount of fracturing fluid 5887 gallon, surface injection pressure of 3375 psi, the required pump power 1157 hp, injection rate of 14 BPM so slurry injection timing to achieve optimum fracture for 11.65 minutes. Redesign hidraulic hydraulic got fracture length optimum 157.87 ft, new well radius (rw `) 81.64 ft, 3.85 times increase in production, and total cost of the stimulation $ 68,935. With the radius of new wells (rw `) and an increase production, so the cost of stimulation can put it away during 9.6 days of production wells after fracturing again.
Keywords: Reservoir, Permeability, Fracturing, and Optimalization