ANALISA ZONA RAWAN BAHAYA BANJIR DENGAN METODE AHP DAERAH PAGAR BUKIT DAN SEKITARNYA, KECAMATAN BENGKUNAT, KABUPATEN PESISIR BARAT
Abstract
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk membuat peta zona bahaya banjir pada Daerah Pagar Bukit, Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat. Pada tahun 2016 dan 2018 terjadi bencana banjir yang mengakibatkan akses jalan dan jembatan terputus, rumah tenggelam dan lahan persawahan terendam akibat dari aliran Sungai Pintau. Debit dan arus aliran Sungai Pintau yang besar membawa material lumpur, tanah serta pohon dan batang kayu besar sampai menutupi bagian kiri kanan bibir sungai. Dalam penelitian ini digunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mendapatkan nilai seleksi dan pembobotan dari parameter yang berpasangan, kemudian juga dilakukan pengukuran debit aliran Sungai Pintau di beberapa titik untuk mengukur besaran debit aliran yang menggunakan metode floating area. Hasil dari nilai tersebut dianalisis dalam Geographic Information System (GIS) serta mengkorelasikan aspek geomorfologi untuk menggambarkan peta bahaya banjir. Parameter yang digunakan berupa jarak sungai, curah hujan, kemiringan lereng, elevasi, penggunaan lahan dan Infiltrasi. Dari parameter tersebut jarak sungai berkontribusi paling besar dengan bobot 24%, curah hujan 20%, kemiringan lereng 16%, elevasi 16% dan Penggunaan lahan serta infiltrasi memberi kontribusi terkecil dengan bobot 12%. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan memperlihatkan bahwa pemukiman yang berada dekat dengan sungai termasuk zona berkategori “sangat tinggi” terkena dampak bahaya banjir.
Kata Kunci: Metode AHP, Tingkat Kerawanan Bahaya Banjir, Mitigasi Bencana
Abstract: This study aims to create a map of flood-prone hazard zones in the Pagar Bukit area, Bengkunat, Pesisir Barat regency. In 2016 and 2018 there were floods disaster that resulting in interrupted access to roads and bridges, submerged houses and submerged paddy fields due to the flow of the Pintau river. The flowrate and large flow of the Pintau river carries mud material, soil and trees and large logs until they cover up the left and right sides of the river mouth. In this study, the AHP (Analytical Hierarchy Process) method is used to get the selection and weighting values of the paired parameters, then the Pintau river flowrate is measured at several points to measure the flowrate with the floating area method. The results of these values are analyzed in the GIS (Geographic Information System) and correlate aspects of geomorphology to describe a flood hazard map. The parameters used are the distance of the river, rainfall, slope, elevation, land use and infiltration. From these parameters the distance of the river contributes the most with a weight of 24%, rainfall 20%, slope 16%, elevation 16%, land use and infiltration give the smallest contribution with a weight of 12%. Based on the results of the analysis conducted showed that settlements that are close to the rivers, including the category zone "very high" affected by flood hazards.
Kata Kunci: AHP Method, Flood-Prone Hazard Level, Disaster Mitigation