KARAKTERISTIK FRACTURE PADA BATUAN GRANIT PRA – TERSIER, CEKUNGAN SUMATERA SELATAN
Abstract
ABSTRAK: Fracture basement reservoir merupakan tantangan untuk pengembangan eksplorasi hidrokarbon dalam industri minyak dan gas. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis fracture yang dikembangkan di batuan granit Pra - Tersier di wilayah Gunung Kasih, menggunakan metode scanline sampling dan analisis statistik untuk atribut fracture. Penelitian ini berfokus pada pengukuran atribut fracture seperti aperture, spacing dan panjang fracture. Rata rata dari aperture yang diukur berkisar 0,03 - 4 cm, jarak fracture bervariasi antara 3,5 - 40 cm dan panjang fracture memiliki nilai 1,5 - 3 m. Nilai-nilai atribut fracture tersebut identik dengan tingkat reservoir yang baik untuk hidrokarbon (Aguilera, 1995). Ditafsirkan bahwa fracture dalam urutan ini mungkin telah dikendalikan oleh gaya dengan tegasan relatif NE - SW yang diarahkan tekanan dan bidang yang berorientasi NW - SE. Wilayah Gunung Kasih dapat digunakan sebagai model konseptual baru untuk industri minyak dan gas, perlu dilakukan studi lebih lanjut dan evaluasi untuk aspek-aspek lain dengan melakukan analisis bawah permukaan.
Kata Kunci: Fracture , Pengendapan Pra – Tersier, Scanline Sampling.
ABSTRACT: Fracture basement reservoir is a challenge for development of hydrocarbon exploration in the oil and gas industry. This study was carried out to identify and to analyze fractures developed in the Pre – Tertiary granitic exposures in the Gunung Kasih complex. using scanline sampling method and statistical analysis for fracture attributes. The present work focused on measurements of fracture attributes such as apertures, spacing and lengths. The mean of the measured apertures ranges from 0,03 – 4 cm, spacing between fractures varies form 3,5 – 40 cm and lengths ranges from 1,5 – 3 m. The values of the fracture attributes seem identical to a typical deeper level reservoir for hydrocarbons (Aguilera,1995). It is interpreted that fracturing within the sequence might have been controlled by the NE – SW directed stresses and the NW– SE oriented field. Gunung Kasih complex can be used as a new conceptual model of oil and gas industry, for the further studies and need evaluation for the other aspects by conducting subsurface analysis.
Keywords: Fracture, Pre – Tertiary Sequence, Scanline Sampling