PENENTUAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN FORMASI GUMAI BERDASARKAN BARKER, VAN MARLE DAN TIPSWORD PADA DESA KUNGKILAN DAN SEKITARNYA, KABUPATEN OGAN KOMERING ULU, SUMATERA SELATAN

  • F. R. Putri Teknik Geologi, Universitas Sriwijaya
  • E. D. Mayasari Teknik Geologi, Universitas Sriwijaya

Abstract

Foraminifera adalah kelompok hewan bersel satu (uniseluler) yang termasuk dalam Filum Protozoa dan Kelas Sarcodina yang hidup di laut. Cara hidup foraminifera dibagi menjadi dua yaitu secara planktonik (mengambang) dan bentonik (menambat). Peran foraminifera adalah sebagai organisme indikator ideal untuk menentukan lingkungan karena hidupnya yang relatif singkat. Foraminifera dapat dijadikan indikator lingkungan pengendapan dengan menggunakan beberapa metode perhitungan bersadarkan Barker 1960, Van Marle 1989 dan Tipsword 1966. Barker menentukan kedalaman lingkungan pengendapan berdasarkan semua foraminifera bentos yang ditemukan dan dihitung kedalaman pengendapannya dalam fathom. Van Marle menentukan kedalaman lingkungan pegendapan menggunakan rasio perbandingan plankton dan bentos. Tipsword menentukan kedalaman pengendapan berdasarkan foraminifera bentos penciri lingkungan pengendapan tertentu. Terdapat total 2 lokasi pengembilan sampel yang terletak pada LP 70 anak Sungai Tebat Napalan dan LP 77 Sungai Tebat Napalan. Menurut Barker, LP 70 memiliki lingkungan pengendapan Neritik Tepi dan LP 77 memiliki lingkungan pengendapan Neritik Tengah-Luar. Menurut Van Marle, LP 70 memiliki lingkungan pengendapan Neritik Luar dan LP 77 memiliki lingkungan pengendapan Batial Atas. Menurut Tipsword, LP 70 memiliki lingkungan pengendapan Transisi – Neritik Dalam dan LP 77 memiliki lingkungan pengendapan Neritik Tengah-Luar.

Published
2021-12-15