SOSIALISASI CARA PENGGUNAAN MESIN TETAS LISTRIK OTOMATIS DI DESA TANJUNG LAUT KECAMATAN SUAK TAPEH KABUPATEN BANYUASIN

  • Marwan Asof Teknik Pertambangan, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • Rosihan Pebriyanto Teknik Pertambangan, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • Susila Arita Rachman Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • Alieftiyani Paramita Gobel Teknik Pertambangan, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • Mochammad Malik Ibrahim Teknik Geologi, Universitas Sriwijaya, Palembang

Abstract

Pada tahun 2020 Pemerintah Kabupaten Banyuasin memberikan bantuan ayam jawa super (JOPER) untuk
masyarakat Desa Tanjung Laut Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin. Sebanyak 200 keluarga mendapat bantuan
ayam ini dengan jumlah masing-masing keluarga 200 ekor. Ayam ini memiliki bobot yang besar tidak seperti ayam
kampung biasa dan ayam ini tidak mau hanya bertelur serta tidak mau menetaskan telurnya sendiri. Selama ini telur-terlur
yang ingin ditetaskan dibantu oleh ayam atau bebek kampung. Proses penetasan menggunakan indukan pengganti ini
memiliki kendala ketika tidak ada ayam atau bebek kampung yang sedang bertelur, sehingga proses pengeraman tidak
bisa berjalan secara berkelanjutan. Dalam proses penetasan ini, masyarakat juga sudah pernah membuat dan
menggunakan mesin tetas listrik namun hasilnya tidak memuaskan. Persentase te lur yang menetas kurang dari 10%
bahkan hingga dibawah 5%. Jika tidak ada proses perkembangbiakan tentu ini akanmembuat tingkat keberlanjutan ternak
ayam ini terhenti. Sehingga untuk membantu masyarakat disini diberikan penyuluhan mengenai penetasan telur
menggunakan mesin penetasan listrik otomatis.Metode yang digunakan adalah dengan mengadakan pendampingan dan
penyuluhan serta sosialisasi kepada masyarakat mengenai pembuatan dan penggunaan mesin tetas listrik otomatis. Dalam
kegiatan ini masyarakat diberikan pendampingan cara -cara membuat mesin tetas dan tahapan-tahapan dalam proses
penetasan telur menggunakan mesin tetas, mulai dari pemilihan indukan, pemilihan telur yang baik , pemantauan telur dan
mesin tetas. Setelah dilakukan pendampingan, masyarakat sudah mulai memahami dan dapat mempraktekkan tata cara
penggunakan mesin tetas listrik yang baik dan benar. Hasilnya persentase telur yang menetas sudah diatas 85% dalam
setiap siklus penetasan. Saat ini masyarakat sudah tidak lagi terkendala dalam proses perkembangbiakan dan memiliki
peluang untuk dapat menjual anak ayam sehingga diharapkan dapat membantu perekonomian masyarakat setempat.

Published
2021-12-15