PEMBINAAN PENGOLAHAN POTENSI LIMBAH TEMPURUNG KELAPA MENJADI ASAP CAIR SEBAGAI DISINFEKTAN DI DESA SAKATIGA

  • B D Afrah Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • M I Riady Teknik Mesin, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • T I Sari Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • F Hadiah Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • Novia Novia Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • D Santoso Teknik Mesin, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • J Yanto Teknik Mesin, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • M Z Nugraha Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • K R Alwiono Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • J P Arsadha Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • R Rimadhina Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • I H Enggar Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • J Utami Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • S I Pratiwi Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • M A A Fathan Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Palembang
Keywords: Limbah Tempurung Kelapa, Pirolisis, Asap Cair, Disinfektan

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi pohon kelapa yang sangat melimpah. Persebaran perkebunan kelapa di pulau Sumatera terbilang tinggi menurut data ILO-PCdP2 UNDP yaitu dengan areal 1,2 juta hektar. Melimpahnya jumlah pohon kelapa tersebut berkorelasi dengan banyaknya limbah tempurung kelapa yang belum dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan limbah tempurung kelapa di Desa Sakatiga hanya sebatas untuk bahan bakar arang sementara limbah tempurung kelapa memiliki potensi untuk diolah menjadi asap cair untuk disinfektan. Tahapan pertama kegiatan adalah preparasi bahan baku berupa limbah tempurung kelapa yang dilakukan oleh mahasiswa dengan bantuan masyarakat. Kegiatan dilanjutkan dengan proses pembakaran tempurung kelapa dalam reaktor pirolisis menghasilkan asap yang dikondensasi oleh radiator untuk menghasilkan asap cair. Asap cair yang diperoleh dimurnikan untuk mendapatkan asap cair grade 1 pada suhu 100o C dan grade 2 pada suhu 110oC. Selanjutnya sosialisasi dilakukan untuk menjelaskan pengolahan limbah tempurung kelapa secara teori dengan kehadiran ±25 masyarakat. Masyarakat yang datang diharapkan dapat menjadi penggerak dan pelaksana pengolahan limbah tempurung kelapa menggunakan rangkaian alat pirolisis secara mandiri. Produk asap cair yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai disinfektan indoor dan outdoor oleh masyarakat desa.

Published
2021-12-20