Pembuatan Biobriket Sebagai Bahan Bakar Alternatif Untuk Pengolahan Limbah Tanaman Kopi Di Desa Karang Tanding Kecamatan Jarai Kabupaten Lahat
Abstract
ABSTRAK: Sumatera Selatan merupakan provinsi dengan areal perkebunan kopi milik rakyat yang paling luas di Indonesia. Limbah tanaman kopi di desa Karang Tanding kecamatan Jarai kabupaten Lahat belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat setempat. Limbah tanaman kopi yang dibiarkan saja dapat mencemari lingkungan dan membuat pemandangan desa Karang Tanding kurang enak dipandang. Limbah tanaman kopi dapat diolah menjadi biobriket dengan serangkaian tahapan. Pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan tujuan agar masyarakat dapat mengatasi permasalahan ini dengan mengolah limbah tanaman kopi menjadi biobriket. Analisa situasi desa telah dilakukan pada awal persiapan kegaiatan pengabdian, dilanjutkan dengan pembuatan biobriket, lalu pembinaan masyarakat dengan sosialisasi. Pengolahan limbah tanaman kopi menjadi biobriket diawali dengan persiapan bahan baku, karbonisasi limbah tanaman kopi menjadi arang, penggerusan dan pengayakan arang, pencampuran dan pencetakan adonan biobriket, terakhir pengeringan. Telah dilakukan uji bakar biobriket, hasilnya biobriket dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif. Kegiatan pengabdian telah diikuti secara antusias oleh masyarakat desa Karang Tanding yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani kebun kopi. Hasilnya masyarakat dapat mengolah limbah tanaman kopi menjadi biobriket secara mandiri.
Kata Kunci: limbah tanaman kopi; biobriket; pembinaan
ABSTRACT: South Sumatra is a province with the largest coffee plantation area owned by the folks in Indonesia. Coffee plant waste in Karang Tanding village, Jarai sub-district, Lahat district has not been fully utilized by the local community. Left alone, coffee plant waste could pollute the environment and make the view of Karang Tanding village less pleasing to the eye. Coffee plant waste can be processed into biobriquettes in a series of steps. Community service is carried out with the aim that the community can overcome this problem by turning the coffee plant waste into biobriquettes. Analysis of the village situation has been carried out at the beginning of preparation for community service activities, followed by making biobriquettes, then community empowerment through socialization. Turning coffee plant waste into biobriquette begins with the preparation of raw materials, carbonization of coffee plant waste into charcoal, charcoal grinding and sieving, mixing and molding of the biobriquette dough, and finally drying. The biobriquette burn test has been carried out, the result is that biobriquette can be used as an alternative energy source. Community service activities have been enthusiastically followed by the people of Karang Tanding village, the majority of whom work as coffee gardeners. As a result, the community can process coffee plant waste into biobriquettes independently.
Keywords: coffee plant waste; biobriquette; empowerment