Model Analog Sebagai Media Interaktif-Komunikatif Dalam Perencanaan Pemukiman Baru Kampung Adat Gelaralam

  • Susilo Kusdiwanggo
  • Indyah Martiningrum Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang
  • Brillianti Irza Nindhita Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang
  • Zixza Liana Purba Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang
  • Ulil Albab Abdullah Al Jundi Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang
  • Muhammad Zulhan Adinegoro Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang
Keywords: Kasepuhan Gelaralam, komunikasi, modelanalog, ngalalakon, permukiman baru

Abstract

ABSTRAK: Masyarakat Adat Pancer-Pangawinan baru saja memindahkan pemukimannya dari Kasepuhan Ciptagelar ke Kasepuhan Gelaralam. Peristiwa perpindahan pemukiman dikenal dengan istilah ngalalakon. Ngalakon yang terjadi kali ini merupakan yang ke 20 kalinya sejak tahun 1368. Lokasi lahan pemukiman masih sepenuhnya baru, dimana belum pernah ada satu rumah sekalipun. Namun karena antusiasme warga untuk pindah dan membangun rumah baru, maka arah perencanaan permukiman berpotensi menjadi tidak terkendali dan menyimpang dari rencana awal, aturan adat, dan budaya setempat. Artikel ini ditulis berdasarkan hasil Pengabdian kepada Masyarakat, dimana permasalahan diangkat langsung berdasarkan kebutuhan nyata masyarakat. Permasalahan yang dihadapi masyarakat adalah mereka kesulitan membayangkan dan menggambarkan tata ruang permukimannya. Masyarakat membutuhkan pengalaman melihat ruang tiga dimensi melalui media yang representatif. Untuk itu, Pengabdian Masyarakat ini menawarkan solusi arsitektural dengan menawarkan development model bersifat analog (not digital; not computerized). Masyarakat dapat memodifikasi atau menyusun ulang analog model ini dengan menempatkan elemen hunian, mengontrol aliran saluran air, dan menerapkan desain lanskap. Pada akhirnya, model analog ini berperan sebagai media interaktif dan komunikatif internal warga dalam merencanakan permukiman barunya. Kata Kunci: Kasepuhan Gelaralam, komunikasi, modelanalog, ngalalakon, permukiman baru. ABSTRACT: The Pancer-Pangawinan Indigenous People have just moved their settlement from KasepuhanCiptagelar to KasepuhanGelaralam. The event of moving settlement is known as ngalalakon. The Ngalalakon that occurred this time was the 20th time since 1368. The location of the residential land was wholly new, where there had never been a single house. However, due to residents' enthusiasm for moving and building their new homes, the direction of settlement planning can be uncontrolled and distorted from the original plan, customary rules, and local culture. This article was written based on the results of Community Service, where issues were raised directly based on the community's actual needs. The problem faced by the community is that they have difficulty imagining and describing the spatial layout of their settlements. People need the experience of viewing three-dimensional space through representative media. For this reason, this Community Service offers an architectural solution by providing an analog development model (not digital; not computerized). People can modify or recompose this analog model by placing residential elements, controlling the flow of water lines, and implementing landscape designs. This analog model acts as an interactive and internal communicative medium for residents in planning their new settlements. Keywords: Analog model, communication, Kasepuhan Gelaralam, newsettlement, ngalalakon

Published
2024-04-20
Section
Articles