Pelatihan Dan Pendampingan Pengolahan Kayu Karet Menjadi Asap Cair Pengganti Pestisida Di Desa Burai Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir
Abstract
ABSTRAK: Masyarakat desa Burai yang terletak di Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan mayoritas bermatapencaharian sebagai petani kebun karet. Luas perkebunan karet desa Burai sekitar 200 Ha, namun hanya getah karet yang diolah karena memiliki nilai ekonomis tinggi.Kayu karet dianggap sebagai limbah yang belum dimanfaatkan di desa Burai. Kayu karet dapat dimanfaatkan menjadi asap cair sebagai alternatif pestisida nabati. Asap cair hasil pengembunan asap pembakaran kayu karet mengandung formaldehid yang berfungsi sebagai desinfektan terhadap bakteri, fungi, dan virus. Asap cair hasil pembakaran kayu karet juga mengandung fenol dan antioksidan yang mencegah bakteri dan fungi tumbuh dan berkembang biak. Kegiatan pelatihan dan pendampingan pengolahan kayu karet menjadi asap cair pengganti pestisida adalah bentuk pengabdian dosen Fakultas Teknik kepada masyarakat desa Burai sehingga mengurangi limbah kayu karet dan penggunaan pestisida sintetis. Kayu karet yang dimanfaatkan untuk membuat asap cair adalah dahan tidak aktif (produktif) dan ranting karet. Limbah kayu karet diambil langsung dari desa Burai dan dilanjutkan dengan pembuatan asap cair menggunakan alat pirolisis yang dilakukan langsung oleh ±50 warga desa Burai dengan didampingi oleh dosen dan mahasiswa. Selanjutnya masyarakat mendapat penjelasan mengenai teori asap cair dan pemanfaatannya sebagai pestisida. Pelatihan ditutup dengan pengisian kuisioner respon masyarakat desa burai terhadap asap cair hasil pengolahan limbah kayu karet. Hasil kuisioner menunjukan pelatihan pengolahan limbah kayu karet menjadi asap cair sangat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Asap cair selain digunakan sebagai pestisida juga sebagai penggumpal lateks, sehingga alat pirolisis yang diberikan dimanfaatkan warga sebagai sumber pestisida dan senyawa alternatif penggumpal lateks secara berkesinambungan.
Kata Kunci:asap cair, formaldehid, fenol, pestisida
ABSTRACT:Burai village community those located at Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, South Sumatra, mostly work as rubber farmers. The rubber plantation area of the village of burial is around 200 hectares, but only latex would processed because it has a high economic value. Rubber wood is considered as untapped waste in the burai village. Rubber wood can be applied as liquid smoke as an alternative to vegetable pesticides. Liquid smoke from the condensation of rubber wood burning smoke contains formaldehyde, which functions as a disinfectant against bacteria, fungi, and viruses. Liquid smoke from burning rubber wood also contains phenols and antioxidants, which prevent bacteria and fungi from growing and multiplying. Training activities and mentoring processing rubber wood into liquid smoke, replacing pesticides is a form of devotion to the lecturers of the Faculty of Engineering to the people of the village of Burai so as to reduce rubber wood waste and the use of synthetic pesticides. Rubber wood that is used to make liquid smoke is unproductive rubber branches. Rubber wood waste is taken directly from the village of Burai and continued with the making of liquid smoke using a pyrolysis tool carried out directly by ± 50 Burai village accompanied by lecturers and students. Furthermore, the public received an explanation of the theory of liquid smoke and its use as a pesticide. The training was closed by filling in the questionnaire responses from the burai village for liquid smoke from the processing of rubber wood waste training process. The results of the questionnaire showed that training on processing rubber wood waste into liquid smoke was very suitable for the Burai village requirement. Liquid smoke is not only used as a pesticide, but also as a coagulation of latex. The pyrolysis equipments can use as a source of pesticides and an alternative latex coagulation by Burai village.
Keywords: liquid smoke, formaldehyde, fenol, pesticide