PENGGANTI PESTISIDA SINTETIK DAN PENGGUMPAL LATEKS DARI ASAP CAIR MELALUI PENGOLAHAN LIMBAH KAYU KARET DI DESA SEJARO SAKTI INDERALAYA KABUPATEN OGAN ILIR

  • Bazlina Dawami Afrah Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • Tuti Indah Sari Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • M Ihsan Riady Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
  • Fitri Hadiah Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • Farida Ali Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • M Prayogo Putra Kusuma Nugroho Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Palembang
  • Mufaddhol Siregar Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Palembang
Keywords: Limbah Kayu Karet, Kondensasi, Asap Cair, Pengganti Pestisida, Lateks

Abstract

ABSTRAK: Indonesia merupakan salah satu negara produsen karet terbesar pada tahun 2014 menurut data ANRPC (association of natural rubber producing countries) yaitu sekitar 3.200.000 ton. Pemanfaatan dari kayu karet sendiri belum begitu berkembang di Indonesia, tanaman karet hanya dimanfaatkan sebagai lateks untuk bahan baku karet. Tanaman karet yang telah berusia 25-30 tahun tidak lagi efektif menghasilkan getah dan menumpuk sebagai limbah yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Pemanfaatan yang tidak maksimal terjadi di Desa Sejaro Sakti yang berada di Kecamatan Indralaya di wilayah Kabupaten Ogan Ilir. Permasalahan ini membuat peningkatan nilai ekonomi yang dihasilkan oleh desa yang berpenduduk 1146 orang (583 laki-laki dan 563 perempuan) tidak dapat dimaksimalkan dikarenakan berfokus kepada lateks yang dihasilkan oleh tanaman karet. Tahapan pertama kegiatan merupakan persiapan bahan baku oleh mahasiswa yang dibantu masyarakat berupa kayu karet. Kemudian akan dilakukan karbonisasi kayu karet menghasilkan asap yang dikondensasi menjadi produk terbarukan. Selanjutnya sosialisasi diadakan untuk menjelaskan pengolahan karet secara teori dengan kehadiran ± 50 masyarakat. Masyarakat yang datang diharapkan dapat menjadi penggerak dan pelaksana secara langsung di sektor perkebunan seluas ± 400 Ha. Produk asap cair yang dihasilkan dapat menggumpalkan lateks yang diambil oleh masyarakat desa. Pengolahan lebih lanjut dengan pemurnian asap cair dapat menghasilkan peptisida alami yang aman bagi sektor perkebunan.

Kata Kunci:Limbah Kayu Karet, Kondensasi, Asap Cair, Pengganti Pestisida, Lateks

ABSTRACT:Indonesia is one of the largest rubber producing countries in 2014 according to ANRPC data (association of natural rubber producing countries), which is around 3,200,000 tons. Utilization of rubberwood itself has not been well developed in Indonesia, rubber plants are only used as latex for rubber raw materials. Rubber plants that are 25-30 years old are no longer effective in producing sap and accumulate as waste that has not been utilized optimally. Maximum utilization occurred in Sejaro Sakti Village inderalaya kabupaten ogan ilir. This problem makes an increase in the economic value generated by villages with a population of 1146 people (583 men and 563 women) that cannot be maximized because it focuses on latex produced by rubber plants. The first stage of the activity was the preparation of raw materials by students assisted by the community in the form of rubberwood. Then carbonization of rubberwood will be produced to produce smoke condensed into renewable products. Furthermore, socialization was held to explain rubber processing in theory with the presence of ± 50 people. The people who come are expected to be direct movers and implementers in the plantation sector of ± 400 ha. The resulting liquid smoke products can agglomerate the latex taken by the villagers. Further processing with the purification of liquid smoke can produce natural pesticides that are safe for the plantation sector.

Keywords: Rubber Wood Waste, Condensation, Liquid Smoke, Pesticide Substitutes, Lateks

Published
2020-04-01
Section
Articles