http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/community/issue/feed Jurnal Pengabdian Community 2024-04-20T11:11:24+00:00 Rosidawani rosidawani@ft.unsri.ac.id Open Journal Systems <p><strong>Jurnal Pengabdian Community</strong> diterbitkan oleh Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.&nbsp; Jurnal ini merupakan forum publikasi khusus kegiatan pengabdian kepada masyarakat, termasuk&nbsp; penerapan teknologi tepat guna dari hasil penelitian, penyuluhan,&nbsp; pendampingan kepada masyarakat dan bidang lain yang terkait dengan peningkatan kapasitas dan dampak positif kepada masyarakat. Publikasi pada jurnal ini tidak terbatas pada hasil pengabdian masyarakat yang dilakukan dari bidang Teknik saja, akan tetapi meliputi berbagai bidang keilmuan.</p> http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/community/article/view/2348 Peningkatan Kemampuan Pemesinan Bagi Pengelola Bengkel Mesin Perkakas Untuk Membuat Komponen/Produk Yang Lebih Bervariasi 2024-04-20T11:10:28+00:00 Muhammad Yanis yanis@unsri.ac.id H Basri yanis@unsri.ac.id A S Mohruni yanis@unsri.ac.id I Yani yanis@unsri.ac.id A Arifin yanis@unsri.ac.id Gunawan Gunawan yanis@unsri.ac.id MAA Saputra yanis@unsri.ac.id N Yuliasari yanis@unsri.ac.id <p>ABSTRAK: Kemampuan mesin bubut tidak hanya dapat membuat komponen pada permukaan berbentuk silindris dan konis saja, namun dapat juga dikembangkan untuk proses permukaan rata. Hal ini dilakukan dengan menambahkan peralatan yang dibuat khusus yang ditempatkan di dudukan pahat. Melalui pengabdian masyarakat ini dilakukan kegiatan sosialisasi kepada pemilik industry kecil mesin perkakas mengenai teknologi tersebut. Kegiatan diikuti oleh 23 peserta terdiri atas pemilik dan karyawan bengkel mitra, pemilik bengkel lain yang diundang dan mahasiswa. Materi yang diberikan yang mendukung topik dalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu teori dasar pemesinan, konsep modifikasi mesin perkakas yang dimiliki dan perlunya meningkatkan keselamatan dengan mengetahui zat-zat yang berbahaya dari kegiatan pemesinan. Kegiatan sosialisasi berjalan dengan baik dan berhasil, hal ini yang dibuktikan dari respon posisif dari peserta yang aktif selama kegiatan serta hasil tes awal dan akhir yang dilakukan berupa tingkat pemahaman. Pengetahuan yang disampaikan membuka wawasan terutama bagi pemilik bengkel mitra untuk meningkatkan kinerja mesin perkakasnya. Kata Kunci: Mesin perkakas, bengkel pemesinan, variasi produk ABSTRACT: The lathe's capabilities can not only make components on cylindrical and conical surfaces but can also be developed to process flat surfaces. This is done by adding specially made tools that are mounted on tool holders. Through this community service, socialization activities are carried out to owners of small machine tool industries regarding this technology. This activity was attended by 23 participants consisting of partner workshop owners and employees, other invited workshop owners, and students. The material provided supports the topic in carrying out this activity, namely basic machining theory, the concept of modifying existing machine equipment, and the need to improve safety by knowing dangerous substances from machining activities. The socialization activity went well and was successful, this was proven by the positive response from active participants during the activity and the results of the initial and final tests carried out in the form of a level of understanding. The knowledge presented opens up insights, especially for partner workshop owners, to improve the performance of their machine tools. Key words: Machine tools, machining workshops, product variety</p> 2024-04-20T08:51:53+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/community/article/view/2349 Pendampingan Sertifikasi Organik sapi Serta Hilirisasi Teknologi Bagi Kelompok Peternak Motilango di Kecamatan Pinogu Kabupaten Bone Bolongo Provinsi Gorontalo 2024-04-20T11:10:38+00:00 Bambang Susilo noname@gmail.com Hendrix Yulis Setyawan noname@gmail.com Dodi Wirawan Irawanto noname@gmail.com Aris Subagiyo noname@gmail.com Basir Noho noname@gmail.com Irwan Bempah noname@gmail.com Wafa Nida Faida Azra noname@gmail.com Rizki Putra Samudra noname@gmail.com <p>ABSTRACT: Pinogu is the only sub-district located in the Bogani Nani Wartabone National Park area which is located in Bone Bolango Regency, Gorontalo Province. The distance that must be traveled to Pinogu is 40 km from Tulabolo Village, which is the outermost village and can only be reached by modified two-wheeled vehicles. Limited road access is an obstacle for this area to develop. However, Pinogu holds extraordinary natural wealth, namely the potential for developing coffee and organic cattle. These commodities have not been utilized optimally, especially cattle farming. The number of cows even reached,over population can be used as a source of income for local communities. This livestock commodity provides economic opportunities by being sold live or processed into products. The difficulty of access makes it difficult for farmers to sell cattle to other areas, the distance of 40 km that must be covered by guiding the cattle they want to sell makes the travel time 2 to 3 days so the costs for sending cattle are high. The area has an area of 406.78 km2 This can actually take advantage of the potential in the livestock sector by making processed beef products including shredded meat, beef jerky and cowhide crackers which can increase the economic value of a product. Processed beef products will be of added value if they have an organic label. Therefore, it is important to provide assistance with organic certification and the downstreaming of beef processing technology so that people can make optimal use of the existence of cattle. The aim of this research is to assist in preparation for organic certification of cattle as well as downstream technology for processing cattle into products of marketable value. This certification assistance starts from the socialization stage, document collection and interviews with each member who is part of the Motilango breeder group. Meanwhile, downstream technology consists of several stages, namely tool design, tool testing, and tool demonstration as well as product manufacturing. In this research, descriptive and qualitative analysis was carried out, this program produces organic certification requirements documents that comply with standards and people who are able to process processed beef into a product using effective and efficient technology. Key words: Cattle, Population, Feed, Organic Certification ABSTRAK: Pinogu merupakan satu – satunya kecamatan yang terletak di kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone yang berlokasikan di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, jarak yang harus ditempuh menuju Pinogu yaitu 40 km dari Desa Tulabolo yaitu desa terluar dan hanya dapat ditempuh oleh kendaraan roda dua termodifikasi. Akses jalan yang terbatas menjadi hambatan kawasan ini untuk berkembang. Namun, Pinogu menyimpan kekayaan alam yang luar biasa yaitu potensi pengembangan kopi dan sapi organik. Komoditas tersebut belum dimanfaatkan secara optimal terutama peternakan sapi. Jumlah sapi yang bahkan mencapai, over populasi dapat dijadikan sumber pendapatan bagi masyarakat setempat. Komoditas peternakan ini memberikan peluang ekonomi dengan cara dijual hidup ataupun diolah menjadi produk. Sulitnya akses membuat peternak kesulitan dalam menjual sapi ke wilayah lainnya, jarak 40 km yang harus ditempuh dengan menuntun sapi yang ingin dijual membuat waktu tempuh menjadi 2 sampai 3 hari sehingga biaya untuk pengiriman sapi menjadi tinggi. Wilayah yang memiliki luas 406,78 km2 ini sebetulnya dapat memanfaatkan potensi di bidang peternakan ini melalui pembuatan produk olahan sapi diantaranya abon, dendeng, serta kerupuk kulit sapi yang dapat meningkatkan nilai ekonomi suatu produk. Olahan produk sapi akan menjadi nilai tambah apabila terdapat label organik.Oleh karena itu, pentingnya melakukan pendampingan sertifikasi organik serta hilirisasi teknologi olahan sapi agar masyarakat dapat memanfaatkan keberadaan sapi secara optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah pendampingan persiapan sertifikasi organik sapi serta hilirisasi teknologi untuk pengolahan sapi menjadi produk yang bernilai jual. Pendampingan sertifikasi ini dimulai dari tahapan sosialisasi, pengumpulan dokumen serta wawancara kepada masing-masing anggota yang tergabung dalam kelompok peternak Motilango. Sedangkan, untuk hilirisasi teknologi terdiri dari beberapa tahapan yaitu perancangan alat, pengujian alat, dan demonstrasi alat sekaligus pembuatan produk. Pada penelitian ini dilakukan analisa secara deskriptif dan kualitatif, program ini menghasilkan dokumen persyaratan sertifikasi organik yang sesuai standar serta masyarakat yang mampu mengolah olahan sapi menjadi suatu produk menggunakan teknologi yang efektif dan efisien. Kata Kunci: Sapi, Populasi, Pakan, Sertifikasi Organik</p> 2024-04-20T10:02:12+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/community/article/view/2350 Penerapan Arsitektur Islam Pada Perancangan Islamic Center di Kota pagar Alam 2024-04-20T11:10:55+00:00 Niki Aldona nikialdona77@gmail.com A H Hakim nikialdona77@gmail.com D Seftyarizki nikialdona77@gmail.com <p>ABSTRACT: Pagar Alam City does not yet have a house of worship which is a center of worship at the city level. This means that city-level religious activities are carried out in different places. The available places of worship do not have sufficient capacity to accommodate Muslims in the city of Pagar Alam. So it is necessary to provide religious facilities as a center of worship, in this case the Islamic Center. Departing from the typology of Islamic worship buildings, the concept of Islamic architecture can be said to be appropriate in creating an Islamic center in Pagar Alam City that is in accordance with the Al-Qur'an and Hadith, both literally and philosophically. The aim of this research is to apply Islamic architecture to the design of the Islamic Center in Pagar Alam City so that it can serve as a reminder to Muslims of Islamic values. The research method used in this research is a descriptive-qualitative method which begins with data collection and then analyzed using the concept of Islamic architecture. The resulting design concept is the application of the principle of remembrance of God through the provision of natural elements in the form of a view of Mount Dempo, the contour of the site, and the arrangement of vegetation within the site, the principle of life after death through the provision of water elements at several points of the site as a form of imitation of the shape of a river in heaven, and the principle of public welfare in the form of providing universal design such as the use of ramps, disabled toilets, and the provision of sitting areas at several points on the site. Keywords: Islamic Architecture, Islamic Center, Empowerment. ABSTRAK: Kota Pagar Alam belum memiliki rumah ibadah yang menjadi pusat peribadatan pada tingkat kota. Hal ini membuat kegiatan keagamaan tingkat kota dilakukan di tempat yang berbeda-beda. Rumah ibadah yang tersedia belum memiliki daya tampung yang cukup dalam menampung umat islam di kota Pagar Alam. Sehingga perlu disediakannya sarana keagamaan sebagai pusat peribadatan dalam hal ini Islamic Center. Berangkat dari tipologi bangunan peribadatan umat islam, konsep arsitektur islam dapat dikatakan sesuai dalam mewujudkan Islamic center di Kota Pagar Alam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits baik dituangkan secara harfiah maupun filosofis. Tujuan penelitian ini adalah menerapkan arsitektur islam pada perancangan Islamic Centerdi Kota Pagar Alam sehingga dapat menjadi pengingatan kepada umat islam terhadap nilai-nilai keislaman.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-kualitatif yang dimulai dengan pengumpulan data kemudian di analisis dengan konsep arsitektur islam. Konsep perancangan yang yang dihasilkan berupa penerapan prinsip pengingatan kepada Tuhan melalui penyediaan unsur alam berupa view gunung dempo, kontur tapak, dan penataan vegetasi di dalam tapak, prinsip kehidupan setelah kematian melalui penyediaan elemen air dibeberapa titik tapak sebagai wujud peniruan bentuk sungai di surga, dan prinsip kesejahteraan publik berupa penyediaan universal design seperti penggunaan ramp, toilet difabel, dan penyediaan sitting area dibeberapa titik pada tapak. Kata Kunci: Arsitektur Islam, Islamic Center, Pemberdayaan</p> 2024-04-20T10:12:30+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/community/article/view/2351 Pengolahan Limbah Organik Menjadi Eco Enzyme Sebagai Pupuk Organik dan Desinpektan Bagi Warga Desa Pegayut dan Sekitarnya 2024-04-20T11:10:59+00:00 Enggal Nurisman enggalnurisman@ft.unsri.ac.id E Melwita enggalnurisman@ft.unsri.ac.id Syaiful Syaiful enggalnurisman@ft.unsri.ac.id Rahmatullah Rahmatullah enggalnurisman@ft.unsri.ac.id N Haryani enggalnurisman@ft.unsri.ac.id P Susmanto enggalnurisman@ft.unsri.ac.id C Putri enggalnurisman@ft.unsri.ac.id <p>ABSTRAK: Program pengabdian masyarakat ini didasari oleh keprihatinan dan kepedulian untuk mengatasi banyaknya limbah organik dan rumah tangga yang belum termanfaatkan secara optimal. Kegiatan ini diselenggarakan di Desa Pegayut dan berlokasi di SMKN 1 Pemulutan.Pada tahap pengujian awal dilakukan pembuatan eco enzyme dengan campuran limbah kulit buah dan sayur sebanyak 300 gram, molase 100 gram dan air bersih sebanyak 1000 mL. Perbandingan campuran kulit buah dan sayur yang digunakan sebanyak 1 : 1, 1 : 2 dan 2 : 1 sehingga menghasilkan 3 variasi eco enzymeA, B dan C. Setelah proses fermentasi selama 3 bulan, dilakukan pengambilan produk dan hasil pengujiannya menunjukkan bahwa eco enzyme A yang lebih bagus dimanfaatkan sebagai pupuk organik sedangkan eco enzyme B lebih baik sebagai desinfektan. Proses pembuatan dan hasilnya ini selanjutnya disampaikan melalui kegiatan penyuluhan dan praktek kelompok yang diikuti 49 peserta baik siswa, perwakilan warga maupun guru. Dari keseluruhan peserta terdapat 42 peserta (86 %) yang mengisi kuesioner umpan balik. Data umpan balik tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan skala penilaian 1-5 terhadap 5 aspek yaitu format kemasan acara, penguasaan materi pembicara, manfaat kegiatan, dampak peningkatan kompetensi peserta dan rencana tindak lanjut. Skor pembobotan masing-masing kriteria sebesar 4,76 ; 4,86 ; 4,88 ; 4,74 dan 4,5 sehingga nilai rata rata yang diperoleh sebesar 4,75. Hal ini menjadi indikator bahwa kegiatan pengabdian ini mendapat respon positif dan akan ditindak lanjuti oleh pihak sekolah dengan mengimplementasikannya melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) SMKN1 Pemulutan. Kata Kunci: Eco enzymes, limbah organik, pengabdian masyakat, molase ABSTRACT: This community service program is driven by concerns and a commitment to address the abundance of unutilized organic household waste. Proper management of this waste can result in dual benefits, positively impacting the environment and offering potential business opportunities. The program is conducted in the village of Pegayut, located at SMKN 1 Pemulutan. In the initial testing phase, eco enzyme were produced using a mixture of 300 grams of fruit and vegetable peel waste, 100 grams of molasses, and 1000 mL of clean water. The mixture ratios of fruit and vegetable peel waste used were 1:1, 1:2, and 2:1, resulting in three variations of eco enzymes: A, B, and C. After a fermentation process lasting three months, product samples were collected, and the test results showed that eco enzyme A was more suitable for use as organic fertilizer, while eco enzyme B showed better performance as a disinfectant. These test results were subsequently disseminated through counseling sessions and group practices involving 49 participants, including student representatives, community members, and teachers. Of all the participants, 42 individuals (86%) completed feedback questionnaires. The feedback data were analyzed using a 1-5 rating scale across five aspects: event format, speaker's knowledge mastery, the usefulness of the activity, the impact on participants' competence improvement, and follow-up plans. The weighted scores for each criterion were 4.76, 4.86, 4.88, 4.74, and 4.5, resulting in an average score of 4.75. This indicates a positive response and enthusiasm from participants towards the community service program. Furthermore, the school intends to follow up on this community service program by implementing it as part of the Strengthening the Profile of Pancasila Students (P5) Project at SMKN 1 Pemulutan. Keywords: Eco enzymes, organic waste, community service, molasses</p> 2024-04-20T10:26:58+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/community/article/view/2352 Optimalisasi Peran Karang Taruna Dalam Pengelolaan Sampah Plastik Di Tempat Pembuangan Akhir 2024-04-20T11:11:13+00:00 Yunindyawati Yunindyawati yunin.unsri@gmail.com Yosi Arianti yunin.unsri@gmail.com Febrimarani Malinda yunin.unsri@gmail.com Eva Lidya yunin.unsri@gmail.com Rinto Rinto yunin.unsri@gmail.com <p>ABSTRAK: Kegiatan pengabdian kepada masyarakat terintegrasi ini untuk mengoptimalisasikan nilai guna sampah khususnya sampah plastic menjadi barang yang berguna dan bernilai ekonomi dengan optimalisasi peran karang taruna sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar TPA Karya Jaya kota Palembang Sumatera Selatan. Tujuan dan manfaat kegiatan pengabdian masyarakat terintegrasi ini untuk: 1). Meningkatkan sinergitas antara pengajaran matakuliah Praktik Pemberdayaan Masyarakat dan salah satu kegiatan tri dharma perguruan tinggi yakni pengabdian masyarakat. 2). Memberikan pendampingan kepada karang taruna di kelurahan Karya Jaya dalam pengolahan sampah plastik agar memiliki nilai ekonomis, ekologis dan sosiologis. Kegiatan ini dilakukan menggunakan metode pendampingan, pemberian pengetahuan melalui ceramah dan Focus Group Discussion (FGD) untuk menemu kenali problem ekologi berkaitan dengan sampah plastik yang susah terurai. Hasil kegiatan ini berupa pemberian pengetahuan dan ketrampilan mengolah sampah plastic menjadi barang bernilai ekonomis, ekologis dan sosiologis melalui pelatihan hard skill membuat kerajinan berbahan dasar sampah plastik. Kata Kunci: sampah plastic, karangtaruna, tempat pembuangan akhir, pengabdian masyarakat ABSTRACT: This integrated community service activity is to optimize the use value of waste, especially plastic waste into useful items and have economic value by optimizing the role of youth organizations so as to provide benefits to the community around the Karya Jaya TPA, Palembang, South Sumatra. The objectives and benefits of this integrated community service activity are to: 1). increase the synergy between the teaching of Community Empowerment Practice courses and one of the university's tri dharma activities, namely community service. 2). provide assistance to youth organizations in the Karya Jaya village in processing plastic waste so that it has economic, ecological and sociological value. This activity was carried out using mentoring methods, providing knowledge through lectures and Focus Group Discussions (FGD) to identify ecological problems related to plastic waste that is difficult to decompose. The results of this activity are in the form of providing knowledge and skills to process plastic waste into items of economic, ecological and sociological value through hard skill training to make crafts made from plastic waste. Key words: plastic waste, youth organization, community services</p> 2024-04-20T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/community/article/view/2353 Model Analog Sebagai Media Interaktif-Komunikatif Dalam Perencanaan Pemukiman Baru Kampung Adat Gelaralam 2024-04-20T11:11:24+00:00 Susilo Kusdiwanggo kusdiwanggo@ub.ac.id Indyah Martiningrum kusdiwanggo@ub.ac.id Brillianti Irza Nindhita kusdiwanggo@ub.ac.id Zixza Liana Purba kusdiwanggo@ub.ac.id Ulil Albab Abdullah Al Jundi kusdiwanggo@ub.ac.id Muhammad Zulhan Adinegoro kusdiwanggo@ub.ac.id <p>ABSTRAK: Masyarakat Adat Pancer-Pangawinan baru saja memindahkan pemukimannya dari Kasepuhan Ciptagelar ke Kasepuhan Gelaralam. Peristiwa perpindahan pemukiman dikenal dengan istilah ngalalakon. Ngalakon yang terjadi kali ini merupakan yang ke 20 kalinya sejak tahun 1368. Lokasi lahan pemukiman masih sepenuhnya baru, dimana belum pernah ada satu rumah sekalipun. Namun karena antusiasme warga untuk pindah dan membangun rumah baru, maka arah perencanaan permukiman berpotensi menjadi tidak terkendali dan menyimpang dari rencana awal, aturan adat, dan budaya setempat. Artikel ini ditulis berdasarkan hasil Pengabdian kepada Masyarakat, dimana permasalahan diangkat langsung berdasarkan kebutuhan nyata masyarakat. Permasalahan yang dihadapi masyarakat adalah mereka kesulitan membayangkan dan menggambarkan tata ruang permukimannya. Masyarakat membutuhkan pengalaman melihat ruang tiga dimensi melalui media yang representatif. Untuk itu, Pengabdian Masyarakat ini menawarkan solusi arsitektural dengan menawarkan development model bersifat analog (not digital; not computerized). Masyarakat dapat memodifikasi atau menyusun ulang analog model ini dengan menempatkan elemen hunian, mengontrol aliran saluran air, dan menerapkan desain lanskap. Pada akhirnya, model analog ini berperan sebagai media interaktif dan komunikatif internal warga dalam merencanakan permukiman barunya. Kata Kunci: Kasepuhan Gelaralam, komunikasi, modelanalog, ngalalakon, permukiman baru. ABSTRACT: The Pancer-Pangawinan Indigenous People have just moved their settlement from KasepuhanCiptagelar to KasepuhanGelaralam. The event of moving settlement is known as ngalalakon. The Ngalalakon that occurred this time was the 20th time since 1368. The location of the residential land was wholly new, where there had never been a single house. However, due to residents' enthusiasm for moving and building their new homes, the direction of settlement planning can be uncontrolled and distorted from the original plan, customary rules, and local culture. This article was written based on the results of Community Service, where issues were raised directly based on the community's actual needs. The problem faced by the community is that they have difficulty imagining and describing the spatial layout of their settlements. People need the experience of viewing three-dimensional space through representative media. For this reason, this Community Service offers an architectural solution by providing an analog development model (not digital; not computerized). People can modify or recompose this analog model by placing residential elements, controlling the flow of water lines, and implementing landscape designs. This analog model acts as an interactive and internal communicative medium for residents in planning their new settlements. Keywords: Analog model, communication, Kasepuhan Gelaralam, newsettlement, ngalalakon</p> 2024-04-20T10:54:34+00:00 ##submission.copyrightStatement##