KAJIAN KUALITAS ENDAPAN ASPAL DI DESA WAANGU-ANGU DAN DESA LAWELE, KABUPATEN BUTON

  • M. H. Wakila Universitas Muslim Indonesia
  • A. B. Thamsi Universitas Muslim Indonesia
  • E. P. Umar Universitas Muslim Indonesia
  • F. N. Yusuf Universitas Muslim Indonesia
  • S. Bakhri Universitas Muslim Indonesia
Keywords: Aspal, Kadar Bitumen, Kadar air, Sokhlet

Abstract

Eksploitasi sumberdaya aspal yang cukup lama mengakibatkan cadangan aspal semakin menipis. Di sisi lain, dampak pembangunan yang berkelanjutan membuat kebutuhan akan bahan galian aspal meningkat, sehingga diperlukan penelitian (eksplorasi) di daerah-daerah yang baru untuk menemukan atau mengetahui potensi dan kualitas dari endapan aspal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase kadar bitumen dan kadar air, serta menentukan kualitas aspal terbaik dari masing-masing daerah. Metodologi penelitian dilakukan dengan dua tahapan yaitu pengambilan data lapangan dan analisa laboratorium dengan Metode Sohklet. Dari hasil analisa laboratorium diketahui bahwa sampel aspal di Desa Lawele memiliki kadar bitumen sebesar 23,14 % dan 24,32 %; dan sampel aspal Desa Waangu-angu memiliki kadar bitumen sebesar 17,07 % dan 18,59 %. Untuk kandungan air sampel aspal di Desa Waangu-angu memiliki kandungan air sebesar 2,20 % dan 2,25 %; dan untuk sampel aspal di Desa Lawele memiliki kadar air yaitu sebesar 7,4 % dan 7,3 %. Maka dapat disimpulkan bahwa Aspal di Desa Lawele memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan aspal dari Desa Waangu-angu karena memiliki nilai kadar bitumen yang lebih tinggi.

References

[1] Hadiwisastra. (2009). Kondisi Aspal Alam dalam Cekungan Buton, Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan. 19 (1), 49-57.

[2] Tobing, S.M, (2003), Prosepek Bitumen Padat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, Sub Dit Batubara, DIM, Bandung.

[3] Pravianto, W. (2013). Kumpulan Teknologi Asbuton. Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan-Kementrian Pekerjaan Umum, Bandung.

[4] Rizal M, (2016), Ekstraksi dan Karakterisasi Aspal Buton sebagai Aditif Formulasi Aspal Lokal. Jakarta. Skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

[5] Tamrin, (2016), Analisis Kadar Air dan Kadar Bitumen Aspal Buton (Asbuton) dengan Metode Sokhlet. Skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi: Universitas Islam Negeri Alauddin.

[6] Didin, (2008), Pelarut untuk Ekstraksi aspal Buton. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

[7] Asmiani N, Alham M, Yusuf F, (2016), Penentuan Kualitas Aspal Buton dengan Menggunakan Metode Sokhlet, Kabupaten Buton, Prov. Sulawesi Tenggara, Jurnal Geomine, 4(2), 67-70.

[8] Wakila, M. H., Chalik, C. A., Asmiani, N., Munir, A. S., Juradi, I.M, (2021). Analisa Kualitas Batugamping sebagai Bahan Baku Semen pada Daerah Waangu-angu Kab. Buton Prov. Sulawesi Tenggara. Jurnal Geosapta, 7(1), 31-34.

[9] Darma, R. C. A., & Andaka, G. (2016). Re-Ekstraksi Aspal Buton Kabungka Dengan Menggunakan Solven Kondensat Bensin. Jurnal Inovasi Proses, 1(2), 86-91.

[10] Diharjo. M.D., Widodo S., Budiman A.A, (2017), Analisis Perbandingan Kadar Bitumen dan Kadar Air di Tambang A dan F pada PT. Wika Bitumen Sulawesi Tenggara. Jurnal Geomine, 5(1), 29-34.

[11] Musa M., Yulfia, (2021), Kualitas Bitumen Asbuton PT. Wijaya Karya Bitumen Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, Prosiding, Seminar Teknologi Kebumian dan Kelautan (SEMITAN III), Institut Teknologi Adhi Tama, Surabaya.
Published
2022-11-18
Section
Articles