PENERAPAN TEKNOLOGI DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI LOGAM ZIRCON SEBAGAI MINERAL IKUTAN PADA BIJIH TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Abstract
Indonesia menjadi negara produsen timah terbesar kedua di dunia setelah China dengan jumlah produksi per tahun 84.000 ton. Tidak hanya dimanfaatkan sebagai mineral utama, timah juga memiliki mineral sampingan atau biasa yang disebut sebagai mineral ikutan seperti zircon. Mineral ikutan timah harus diolah dan dikembangkan supaya dapat menjadi nilai tambah dan menjadi salah satu bahan baku industri di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi teknologi yang tepat sesuai dengan karakteristik zircon di Kepulauan Bangka Belitung serta melakukan analisis ekonomi kelayakan investasi zircon. Dalam penelitian ini analisis kriteria investasi yang digunakan meliputi NPV, IRR, PBP dan PI serta penerapan teknologi pemisahan mineral berdasarkan karakteristik fisik. Dalam proses penambangan dan pengolahan mineral timah dihasilkan konsentrat sebesar 70% dengan mineral ikutan yang dihasilkan selama proses pengolahan memiliki persentasi kadar yang tinggi yaitu untuk mineral monasit >80% atau 93,37%; mineral zircon memiliki kadar >75% atau 77,41% dan mineral ilmenit sebesar >80% atau 88,55%. Pengolahan dan penjualan mineral zircon dalam bentuk micronized zircon akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan hanya mengolah dan menjualnya dalam bentuk konsentrat zircon (berkadar ZrO2 ≥ 65,5%). Dengan keuntungan dari pengolahan mineral zircon dalam bentuk micronized zircon, ke depannya harus ada pembatasan ekspor pasir zircon berkadar ZrO2 ≥ 65,5% dalam rangka menjamin kebutuhan bahan baku dalam negeri. Pembatasan ekspor tersebut dimaksudkan untuk mendorong tumbuhnya hilirisasi industri pegolahan pasir zircon menjadi micronized zircon dalam rangka memenuhi permintaan micronized zircon oleh industri keramik, bata tahan api, dan pasir cetak di dalam negeri.
References
[2] Atmawinata, A. dkk. (2014). Telaah Penguatan Struktur Industri pemetaan Potensi Logam Tanah Jarang di Indonesia. Jakarta: Kementrian Perindustrian Republik Indonesia.
[3] Ermawati ,R. dkk. (2016). Lapooran Peningkatan Nilai Tambah Hasil Samping Industri Timah (Ilmnite) Menjadi TiO2 Sebagai Bahan Penolong Dalam Industri Kimia. Jakarta: Kementrian Perindustrian Republik Indonesia.
[4] Salim, Z. dan Ernawati, M. (Ed). (2016). Info Komoditi Timah. Jakarta: Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementrian Perdagangan Republik Indonesia.
[5] Sustanaible Mineral Prosesing Research Group. (2018). Kajian Potensi Mineral Ikutan Timah 2018 Daerah Bangka Belitung (Logam Tanah Jarang). Yogyakarta: Univesitas Gadjah mada.
[6] Rodliyah, I. (2015). Penelitian Logam Tanah Jarang Di Indonesia. Journal tekMIRA. 13(1): 71-80.
[7] PT Timah Tbk. (2014). Laporan PT Timah Tbk. Pangkal Pinang: PT Timah Tbk.
[8] Horngen, dkk. (1997). Akuntansi Di Indonesia. Buku ke-1. Terjemahan oleh Salemba Empat. Jakarta: Salemba Empat.
[9] Abdullah, F. (2015). Analisis Kelayakan Investasi Aktiva Tetap Pembelian Mesin Printing pada PT Radja Digital Printing Samarinda. eJournal Illmu Administrasi Bisnis. 3(2): 297-310.
[10] Giatman. (2011). Ekonomi Teknik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.