ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI PROYEK PENGUPASAN TANAH PENUTUP MENGGUNAKAN ALAT BERAT ZOOMLION

  • R. M. Lidiani Universitas Sriwijaya
  • E. Ibrahim Universitas Sriwijaya
  • I. Asngari Universitas Sriwijaya
Keywords: titik impas produksi, zoomlion, analisis kelayakan investasi, pengupasan tanah penutup

Abstract

PT PDL melakukan proyek perdana dalam jasa pengupasan tanah penutup di Pit Middle dengan menggunakan alat produksi merk Zoomlion. Untuk menilai kelayakan proyek ini, perlu dilakukan analisis perencanaan keekonomian. Tujuan dari penelitian ini menghitung biaya yang timbul dalam proyek pengupasan tanah penutup PT PDL, mengestimasikan jumlah produksi tanah penutup pada kondisi break even dan mengidentifikasi kelayakan proyek berdasarkan analisis keekonomian, dan menentukan merk alat angkut yang lebih menguntungkan antara Zoomlion ZT105 atau Sany SKT 90S. Metode penelitian dengan penelitian eksplanatori dan komparatif untuk menjelaskan hubungan antara biaya-biaya yang muncul terhadap pendapatan dan menilai sejauh mana perbedaan yang dapat ditimbulkan antara menggunakan alat angkut Zoomlion dengan alat angkut Sany SKT 90S. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa total biaya yang timbul dari proyek pengupasan tanah penutup Pit Middle PT PDL adalah sebesar Rp 521.215.875.276. Nilai break even point produksi proyek ini adalah sebesar 9.812.875 bcm. Hasil analisis kelayakan investasi, didapatkan nilai NPV proyek ini sebesar Rp 127.949.146.832, nilai IRR sebesar 102,68%, dan payback period 1,75 tahun yang berarti proyek ini layak untuk dilaksanakan. Hasil analisis sensitivitas dengan mengubah parameter biaya investasi dan operasional dengan alat angkut Sany SKT 90S juga masih mendapatkan nilai positif, dengan nilai NPV Rp 202.926.360.473, IRR 194,64%, dan payback period selama 1,08 tahun. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas, penggunaan alat angkut merk Sany SKT 90S berpotensi dapat memberi laba yang lebih besar dibandingkan dengan alat angkut Zoomlion ZT105. Hal ini disebabkan meskipun kapasitas Zoomlion lebih besar, namun biaya operasionalnya lebih tinggi dibandingkan dengan Sany.

References

[1] Nanlohy, F. dan Horman, J. R., (2019). Analisis Break Even Point Penambangan Sirtu PT Klawafun Alam Lestari Papua Barat, Journal of Fiscal and Regional Economy Studies, 2(2), 76-83.

[2] Gultom, A. D. J., Virgiyanti, L., & Wijaya, D. A. K., (2022). Perhitungan Biaya Operasional Alat Angkut Sany SKT 90 Pada Pengangkutan Overburden di CV Bunda Kandung Desa Paring Lahung Kecamatan Montallat Kabupaten Barito Utara Provinsi Kalimantan Tengah, Jurnal Teknik Pertambangan, 22(1), 16-19.

[3] Manuho, P., Makalare, Z., Mamangkey, T., & Budiarso, N. S., (2021). Analisis Break Even Point (BEP). Jurnal Ipteks Akuntansi bagi Masyarakat, 5(1), 21-28.

[4] Kontak Kerjasama Pemenuhan Bahan Bakar Solar PT PDL dan PT Bungamas Energi Mandiri Tahun 2022 (Unpublished).

[5] Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum. (2016).

[6] Riyanto, Bambang. (2010). Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.

[7] Perjanjian tentang Jasa Pengupasan Tanah Penutup di Pit Middle West antara PT Banjarsari Pribumi dan PT PDL Tahun 2022 (Unpublished).

[8] Giatman, M., (2017). Ekonomi Teknik. Jakarta: Rajawali Pers.

[9] Haq, N., (2018). Modelling Valuation, Risk, and Decision in Mining Projects. Jakarta: Fira Publishing.

[10] Stermole, John M., Franklin J., (2019). Economic Evaluation and Investment Decision Methodes 16th Edition. Colorado: Investment Evaluations Corporation.

[11] Permana, H. & Anaperta, Y. M., (2021). Analisis Pengaruh Speed Terhadap Fuel Ratio Alat Angkut Sany SKT 90S-35 Pada Kegiatan Pengupasan Overburden Pit South di Anugrah Covindo Indonesia. Jurnal Bina Tambang, 8(1), 124-135.
Published
2025-03-13
Section
Articles