PENETRALAN AIR ASAM TAMBANG MENGGUNAKAN TUMBUHAN PURUN TIKUS (Eleocharis dulcis)

  • Rahmalia . Universitas Sriwijaya
  • H.E. Handayani Universitas Sriwijaya
  • H. Iskandar Universitas Sriwijaya
Keywords: AAT, Lahan Basah Buatan, Purun Tikus

Abstract

Air asam tambang (AAT) adalah dampak lingkungan kegiatan penambangan batubara yang perlu dilakukan pengolahan agar dapat memenuhi standar baku mutu air yang diatur Kepmen.LH No.1113 Tahun 2003 dan Pergub Sumsel No. 8 Tahun 2012. Tujuan penelitian ini ialah menganalisis pengaruh Purun Tikus, perubahan pH serta kadar logam Fe dan Mn dalam penetralan AAT. Pengolahan AAT dilakukan secara pasif dengan sistem lahan basah buatan menggunakan Purun Tikus yang mengandung logam alkali, alkali tanah, selulosa, senyawa fenolik dan mikroba rhizosfera sehingga dapat menetralkan AAT. Purun Tikus terdapat di rawa pasang surut sulfat masam dan untuk memperolehnya tidak membutuhkan biaya dan proses yang sulit sehingga mudah untuk dimanfaatkan sebagai penetral AAT. Pengolahan AAT ini dilakukan selama 20 hari pada skala laboratorium menggunakan dua kolam percobaan berukuran 60 x 30 x 27 cm, yaitu kolam percobaan A yang mengunakan Purun Tikus dengan media tanah dan pupuk organik serta kolam percobaan B yang menggunakan Purun Tikus dengan media tanah tanpa pupuk organik. Hasil pengolahan AAT pada penelitian ini yaitu terjadi peningkatan pH dan penurunan kadar logam Fe dan Mn AAT. Peningkatan pH pada kolam percobaan A dan B masing-masing dari 3,68 menjadi 7,51 dan 6,22 dengan persentase sebesar 50,99% dan 40,83%. Penurunan kadar logam Fe kolam percobaan A dan B masing-masing dari10,21 mg/l menjadi 0,012 mg/l dan 0,034 mg/l dengan persentase sebesar 94,28% dan 83,80%. Penurunan kadar logam Mn kolam percobaan A dan B masing-masing dari 2,18 mg/l menjadi 0,75 mg/l dan 1,07 mg/l dengan persentase sebesar 65,59% dan 50,91%.

References

[1] Nasir,S., Purba, M., Sihombing, O., (2014). Pengolahan Air Asam Tambang Menggunakan Membran Keramik Berbahan Tanah Liat, Tepung Jagung dan Serbuk Besi, Jurnal Teknik Kimia, 20(3), .22-30.

[2] Nurisman, E., Cahyadi, R., Hadriansyah, I., (2012). Studi Terhadap Dosis Penggunaan Kapur Tohor pada Proses Pengolahan Air Asam Tambang pada.Kolam Pengendapan Lumpur Tambang Air Laya PT Bukit Asam, Tbk., Jurnal Teknik Patra Akademika, Edisi 5.

[3] Said, N. I., (2014). Teknologi Pengolahan Air Asam Tambang Batubara “Alternative Pemilihan Teknologi”, Jurnal JAI, 7(2), 119-138.

[4] Herlina, A., Handayani, H.E., Iskandar, H., (2014). Pengaruh Fly Ash dan.Kapur Tohor pada Netralisasi Air Asam Tambang terhadap Kualitas Air Asam Tambang (pH, Fe & Mn) di IUPTambang Air Laya PT Bukit Asam Tbk., Jurnal Teknik Unsri, 2(2), 56-64.

[5] Indrayati, L. (2011, April). Purun Tikus Berpotensi Perbaiki Kualitas Air di Rawa Pasang Surut Dalam Sumber Daya Lahan Dukung Swasembada Pangan. Sinar Tani No.13400 Tahun.XLI, Edisi.6-12.

[6] Danurejo, S. (2014). Rekayasa Pengolahan Air Asam Tambang Batubara Menggunakan Metode Passive Treatment “Constructed Wetland” di PT. Indominco Mandiri Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Skripsi, Fakultas Teknologi Mineral : Universitas Pembangunan.Nasional “Veteran”.

[7] Asikin, S., Thamrin,M., (2012). Manfaat Purun Tikus pada Ekosistem Sawah Rawa. Jurnal Litbang Pertanian, 31(1). 35-42.

[8] Suastuti, N. G..A. M..D..A., Suarsa,.I. W.,.R..D..K. P., (2015). Pengolahan Larutan Deterjen dengan Biofilter Tanaman Kangkungan (Ipomoea crassicaulis) dalam Sistem Batch Teraerasi, JurnalKimia, 9(1),198-104.

[9] Baehaki, A., Herpandi, Putra, A. A. (2017). Kadar Air, Rendemen dan Kandungan Fitokimia Ekstrak Tumbuhan Purun Tikus (Eleocharis dulcis). Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2017, Palembang : Fakultas Pertanian.

[10] Hamzah, H., Yusuf, N. R., (2019). Analisis Kandungan Zat Besi Daun Kelor (Moringa oleiferalam) yang Tumbuh dengan Ketinggian Berbeda di Daerah Kota Baubau, Indo J. Chem.Res, 6(2), 88-93.

[11] Sunardi, dan Istikowati,W. T., (2012). Analisis Kandungan Kimia dan Sifat Serat Tanaman Purun Tikus (Eleocharis dulcis) Asal Kalimantan Selatan, Jurnal Bioscientiae, 9(2), 15-25.
Published
2021-06-16
Section
Articles