COAL LOSSES PADA KEGIATAN PENAMBANGAN BATUBARA DI PT X SUMATERA SELATAN

  • AR. Saputra Universitas Sriwijaya
  • YB. Bayu Ningsih
  • FR. Suwardi Universitas Sriwijaya
Keywords: Coal Losses, Coal Cleaning, Coal Getting, Hauling

Abstract

Pada Bulan Januari hingga Mei 2021 di PT X terjadi perbedaan antara tonase insitu dengan tonase batubara tertambang. Hal ini mengindikasikan di PT X sering kali mengalami kehilangan (losses) batubara. Tujuan penelitian ini untuk menghitung potensi coal losses pada kegiatan penambangan bulan Juni 2021 di PT X dan faktor-faktor penyebabnya serta upaya untuk meminimalisir terjadinya coal losses. Perhitungan dilakukan menggunakan perbandingan tonase insitu yang didapat dengan aplikasi Minescape 5.7 dan tonase aktual tertambang berdasarkan tonase batubara by truck count. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh persentase coal losses keseluruhan sebesar 5,17% (13.339,10 ton). Keseluruhan coal losses tersebut terbagi di beberapa bagian kegiatan, yaitu pada kegiatan coal cleaning sebesar 3,84% (9.914,607 ton), pada front penambangan (coal getting) sebesar 1,23% (3.173,89 ton), dan pada kegiatan pengangkutan (hauling) batubara sebesar 0,1% (250,6 ton). Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya coal losses tersebut yaitu coal cleaning melebihi batas kedalaman yang ditentukan, pemuatan melebihi kapasitas vessel, sistem drainase yang kurang baik di area front penambangan, batubara tertinggal di area floor dan final wall yang masih tebal, terjatuhnya batubara di sepanjang jalan angkut akibat jalan yang kurang baik, serta kinerja yang kurang dari operator, driver, dan pengawas. Upaya untuk meminimalisir terjadinya coal losses ialah pemanfaatan hasil cleaning batubara untuk dijual, pemuatan batubara tidak melebihi kapasitas vessel, pembuatan sistem drainase yang baik, area front penambangan yang telah mencapai final wall dan floor perlu dilakukan trimming, perbaikan jalan angkut, serta pelatihan dan pengawasan terhadap operator dan driver.

References

[1] Mutasim, B. (2010). Peningkatan Nilai Kalor Batubara Peringkat Rendah dengan Menggunakan Minyak Tanah dan Minyak Residu. Surabaya: UPN Press.

[2] Kementrian ESDM. (2021). Jumlah Cadangan dan Sumberdaya Batubara di Indonesia. Pers No 246.Pers/04/SJI/2021.

[3] Mardiono, D. (2010). Upaya Peningkatan Coal Recovery di PT. Kalimantan Prima Coal, Kalimantan Timur. Prosiding TPT XX PERHAPI 2011 Hal. 186 ISBN: 978-979-8826-20-7.

[4] Baruya, P. (2012). Losses In The Coal Supply Chain. International Energi Agency (IEA) Clean Coal Centre.ISSN : 978-92-9029-532-7.

[5] Hartman, H. L. (1987). Introducing Mining Engineering. Alabama: The University of Alabama.

[6] Wulandari, C. dan Octova, A. (2018). Optimalisasi Produksi Batubara dengan Meminimalisir Coal Loose pada Area Pit Penambangan di PT. Artamulia Tatapratama. Jurnal Bina Tambang 3(4), 1682-1691.

[7] Insyaniah. (2017). Analisis Coal Losses Kegiatan Penambangan di Blok 4 PT. Inti Bara Perdana, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu. Skripsi, Fakultas Teknik: Universitas Sriwijaya.

[8] Prakosa, R. B., (2018). Analisis penyebab kehilangan batubara dari lokasi pit-3 timur banko barat sampai temporary stockpile 3E di PT. BUKIT ASAM Tbk. Skripsi, Fakultas Teknik: Universitas Trisakti.

[9] Ishlah, T. dan Fujiono, H., (2004). Evaluasi Konservasi Sumber Daya Batubara Di Sekitar Tanjung Redep Kabupaten Berau Kalimantan Timur. Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral Departeman ESDM. Jakarta.

[10] Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral, (2018). Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik. KEPMEN ESDM No 1827 K/30/MEM/2018, 370.
Published
2022-04-12
Section
Articles