UJI KUALITAS AIR TANAH MENGGUNAKAN ANALISIS FISIKA DAN KIMIA PADA DAERAH MUARA BULIAN, KABUPATEN BATANGHARI, PROVINSI JAMBI

  • M. R. Cendikia Universitas Sriwijaya
  • E. D. Mayasari Universitas Sriwijaya
Keywords: Air Tanah, Kualitas, CAT

Abstract

Daerah penelitian terletak pada Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Daerah penelitian termasuk dalam Cekungan Air Tanah (CAT) Muara Tembesi dengan kondisi geologi berada pada Formasi Kuarter Kasai dan Formasi Aluvium dengan litologi batuan piroklastik dan batuan sedimen dengan air tanah yang melimpah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran air tanah, serta menentukan kualitas air tanah pada daerah penelitian. Analisis air tanah dengan metode uji kualitas fisik meliputi beberapa parameter yaitu bau, warna, rasa, kekeruhan, suhu, DHL. Sedangkan pengujian kualitas kimia air tanah meliputi parameter yaitu Power of hydrogen (pH), Besi Terlarut (Fe), Nitrit (No2-), Nitrat (No3-), Fluorida (F), Kesadahan(CaCO3) dan Sulfat (SO4). Penelitian ini dilakukan di dua puluh sembilan (29) titik sumur gali warga dan lima (5) titik dijadikan sampel untuk pengujian mutu di laboratorium. Sampling dilakukan secara merata dalam lingkup wilayah penelitian. Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap lima (5) sampel didapatkan bahwa daerah penelitian memiliki kualitas air tanah secara fisik tidak berasa dan tidak berbau dengan pH rata-rata 5,30 – 6,57 yang memiliki kandungan Fe sebesar 275,9806 µg/l. Menurut  PERMENKES RI  Nomor 32 Tahun 2017 tentang Persyaratan Kesehatan Air Untuk Kebutuhan Kebersihan Sanitasi, Kolam Renang, Solus Peraqua dan Pemandian Umum bahwa air tanah di wilayah penelitian diidentifikasi layak untuk dikonsumsi dengan cara menetralkan pH terlebih dahulu karena pH air di wilayah penelitian terlalu asam.

References

[1] Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 tentang Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Sanitasi Air Untuk Higiene, Kolam Renang, Solus untuk Air dan pemandian Umum. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

[2] Anonim, 2022. (http://geospasial.bnpb.go.id). akses pada Februari 2022.

[3] Metcalfe, lan. 2011. Palaeozoic-Mesozoic history of SE Asia. Hall, R., Cottam, M. A. & Wilson, M. E. J. (eds) The SE Asian Gateway: History and Tectonics of the Australia-Asian Collision. Geological Society, London, Special Publication, 355, 7-35.

[4] Barber, A.J., Crow, M.J., and Milsom, J.S.2005 .Sumatra: Geology, Resources and Tectonic Evolution (A. J. Barber, M. J. Crow, & J. S. Milsom, Eds.): London, The Geological Society London.

[5] Ginger, D., Fielding, K., 2005. The Oil System and Future Potential of the South Sumatra Basin. Proceedings of the Thirtieth Annual Conference and Exhibition of the Indonesian Petroleum Association, Indonesia.

[6] Anonim, 2022. (https://tanahair.indonesia.go.id/ portal -web) akses pada Februari 2022.

[7] Anonim, 2022. (https://geochemsurvey.com/peta-cat-cekungan-airtanah-indonesia/). akses pada Februari 2022.

[8] Suhayardi, 1984, Diktat Kuliah: Geohidrologi (ilmu air tanah), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

[9] TO. Simandjuntak,dkk. 1994. Lembar peta geologi Muara Bungo, Sumatera, skala 1:250.000 Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

[10] Darwis, 2018, Pena indis : (Pengelolaan Air Tanah). Universitas Muhammadiyah Makasar.
Published
2022-05-17
Section
Articles