Kekayaan Arsitektural Kampung Arab di Palembang
(Kasus Kampung Al Munawar dan Kampung Assegaf)
Abstract
Palembang merupakan salah satu kota di Indonesia yang mempunyai sejarah panjang. Selain itu Palembang juga berperan sebagai kota bandar atau kota perdagangan. Salah satu golongan pedagang yang kemudian berhuni di Palembang adalah Kaum Hadrami yang datang dari Hadramaut. Dua kampung tua tempat warga pedatang Hadrami ini tinggal adalah Kampung Al Munawar dan Kampung Assegaf. Paper ini menggunakan metode penelitian semotika dalam arsitektur yang menempatkan elemen bangunan di kedua kampung ini sebagai tanda yang dibaca secara makna denotasi dan kontasi. Paper ini menunjukkan bahwa wujud bangunan di kedua kampung ini terkait dengan kedekatan sosial ekonomi warga dengan penguasa saat itu, yaitu Kesultanan Palembang Darussalam dan juga pemerintah Hindia Belanda. Hasil dari penelitian dapat menjadi rujukan bagi penelitian lanjutan dan program pengembangan kota khususnya Kota Palembang.
References
Cartwright, M (2020) Leon Battista Alberti. World History. https://www.worldhistory.org/Leon_Battista_Alberti/
Handinoto (1998). Arsitektur gaya “Indo eropa” th. 1920 an di Indonesia. Dimensi Arsitektur, 26(26), Desember 1998, 1–9.
Nawiyanto, Eko Crys Endrayadi (2016) Kesultanan Palembang Darussalam – Sejarah Dan Warisan Budayanya, Jember University Press.
Peeters, J (1997) Kaum Tuo - Kaum Mudo: Perubahan Religius di Palembang 1821 - 1942. INIS.
Pellegrino, P (2006) Semiotics of Architecture. Encyclopedia of Language & Linguistics, December 2006, 212–216. https://doi.org/10.1016/B0-08-044854-2/01393-6
Archvisual: Jurnal Arsitektur dan Perencanaan Volume 2 Nomor 1 Agustus 2022: 39-44
p-ISSN 2809-5766 / e-ISSN 2809-5014
44
Prastiwi, R. E., Saraswati, U., & Witasari, N (2019) Sejarah Perkembangan Arsitektur Bangunan Indis di Purworejo Tahun 1913-1942. Journal of Indonesian History, 8(1), 88–95.
Purwanti, R. (2017). Pelestarian Kawasan Kampung Arab Almunawar Palembang. Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI), October, B089–B094. https://doi.org/10.32315/sem.1.b089
Siswanto, A (2009) Kearifan Lokal Arsitektur Tradisional Sumatera Selatan Bagi Pembangunan Lingkungan Binaan. Local Wisdom: Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal, 1(1), 37–45.
Triyuly, W (2013) Pola Perkembangan Permukiman Kampung Assegaf Palembang. Berkala Teknik, 3(2), 508–517.
Uluğ, E (2020) An Investigation into the Connotations of Iconic Buildings by Using a Semiotic Model of Architecture. Social Semiotics, 32(2), 279–300. https://doi.org/10.1080/10350330. 2020.1756590
Wuisman, J. J. M (2007) “The Past in the Present: The Place and Role of Indonesian Vernacular Architectural Traditions and Building Styles of the Past in the Present.” In P. J. M. Nas (Ed.), The Past in the Present: Architecture in Indonesia. KITLV Press.
Yasraf A. Piliang (2015) Semiotika dalam Arsitektur. Https://Ar.Itb.Ac.Id/Id_id/Archives/2992.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).